Sedikitnya Tewaskan 11 Nyawa dan 40 Terluka, 2 Bom Dahsyat Mengguncang Filipina

Pada Senin (24/8/2020) kemarin, dua bom dahsyat yang mengguncang Kota Jolo, daerah Filipina selatan. Akibatnya, dua ledakan bom menewaskan 11 nyawa.

straitstimes.com
Tentara diterjunkan untuk mengawasi karantina ketat di Manila, ibu kota Filipina, Maret lalu. 2 bom dahsyat guncang Filipina, 11 orang tewas 40 terluka. 

Pasalnya jumlah kasus Covid-19 terus melonjak dan rumah sakit sudah kewalahan.

Melansir AFP pada Sabtu (1/8/2020), ada 80 asosiasi medis yang mewakili puluhan ribu dokter yang menandatangani surat terbuka, sebagai respons terhadap unggahan pihak pemerintah yang menyebutkan tambahan kasus virus Corona yang terjadi pada hari ini.

Pada Sabtu, dilaporkan ada penambahan jumlah kasus virus Corona yang mendekati 5.000, sehingga total kasus yang ada menjadi lebih dari 98.000.

"Petugas kesehatan bersatu dalam menyuarakan sinyal bahaya bagi bangsa, sistem perawatan kesehatan kita telah kewalahan," salah satu isi surat itu.

Mereka mengungkapkan telah kalah dalam menghadapi masalah Covid-19, dan mereka membutuhkan rencana komprehensif dan pasti dari pemerintah Filipina.

Saat ini, semakin banyak petugas kesehatan jatuh sakit atau berhenti dari pekerjaan mereka.

Sekarang, beberapa rumah sakit juga sudah penuh dan menolak untuk menerima pasien baru.

Departemen kesehatan sebelumnya mengatakan 34 petugas kesehatan di antara mereka yang telah meninggal, karena penyakit Covid-19 yang menyebar di Filipina.

Total kematian petugas medis pada Sabtu, mencapai 2.039.

Sementara, pemerintah telah menyalahkan kepatuhan yang buruk terhadap protokol kesehatan untuk peningkatan pengendalian terhadap infeksi virus Corona.

Filipina sempat memberlakukan lockdown paling keras di dunia pada pertengahan Maret, yang menahan masyarakat untuk beraktifitas di luar rumah, kecuali untuk membeli makan dan mencari perawatan kesehatan.

Namun, pemerintah baru-baru ini melonggarkan pembatasan untuk memungkinkan orang kembali bekerja, setelah prediksi bahwa ekonomi Filipina akan jatuh ke dalam resesi, dengan jutaan orang yang kehilangan pekerjaan.

Dalam surat terbuka tersebut, dokter mendesak Duterte untuk menempatkan ibu kota Manila dan provinsi-provinsi sekitarnya kembali menerapkan "karantina kelompok yang ditingkatkan" hingga 15 Agustus untuk memberi negara waktu "memperbaiki strategi pengendalian pandemi kita".

Sebagai respons, juru bicara Duterte, Harry Roque awalnya mengatakan pemerintah sedang menyeimbangkan aspek kesehatan dan ekonomi bangsa, dan bahwa mereka sekarang sedang mencari cara untuk meningkatkan strategi lain setelah lockdown itu "memenuhi tujuannya".

Namun, beberapa jam kemudian Roque mengeluarkan pernyataan baru yang mengatakan pemerintah akan mempertimbangkan masukan para dokter.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved