Topan Bavi Melanda Korea Utara, Kim Jong Un Ungkap Hanya Menyebabkan Kerusakan Kecil

Topan Bavi menyerang Korea Selatan dan Korea Utara. Kim Jong Un menyebutkan Korea Utara "beruntung" hanya mengalami kerusakan yang tidak signifikan.

AFP/KCNA VIA KNS/STR
Dalam gambar yang dirilis oleh kantor berita Korea Utara (KCNA) pada 8 Juni 2020, nampak Pemimpin Tertinggi Kim Jong Un tersenyum saat dia menghadiri rapat ke-13 Politbiro Partai Buruh. Kim Jong Un: Topan Bavi hanya sebabkan kerusakan kecil di Korea Utara. 

Editor: Putri Larasati Anggiawan

TRIBUNBATAM.id, PYONGYANG - Bencana alam berupa Topan Bavi menyerang Korea Selatan dan Korea Utara.

Topan Bavi diketahui telah menumbangkan pepohonan di jalan-jalan ibu kota Korea Utara

Namun Kim Jong Un menyebutkan Korea Utara "beruntung" hanya mengalami kerusakan yang tidak signifikan, pada Jumat (28/8/2020) kemarin.

Melansir media Perancis AFP, badai itu dikategorikan sebagai topan yang parah, telah menghantam semenanjung pekan ini dan menimbulkan kekhawatiran akan membawa malapetaka saat mendekati wilayah Utara.

Pepohonan tumbang di Pyongyang, termasuk di sepanjang Jalan Ilmuwan Mirae, salah satu pengembangan barang pameran milik Kim.

Media negara itu juga menunjukkan gedung di Sariwon ke arah selatan kehilangan beberapa jendela.

Berlangsung Sejak Februari, AS Sebut Peretas Korea Utara Makin Sering Bobol Bank di Dunia

Namun, kantor berita resmi KCNA tidak menyebutkan adanya korban jiwa, hanya Kim Jong Un yang memberikan penilaian optimis setelah badai topan itu ketika dia memeriksa langsung ke wilayah pertanian di barat daya Pyongyang.

Kerusakan itu "lebih kecil dari yang diperkirakan", KCNA mengutip perkataan Kim, menambahkan dia "sangat khawatir" meski akhirnya dia anggap "beruntung".

Foto Kim dimuat di surat kabar Rodong Sinmun pada Jumat memegang tongkol jagung saat dia mendiskusikan situasinya dengan pejabat.

Ketika topan melanda pada Rabu malam hingga Kamis, televisi pemerintah menyiarkan liputan langsung tentang lintasan dan dampaknya, yang terkadang mengganggu program reguler dengan laporan cuaca dan peringatan, serta menayangkan rekaman kejadian dalam beberapa jam setelah difilmkan.

Penyiaran seperti itu sangat tidak biasa di Utara dan rupanya telah berlanjut semalaman seperti yang dikatakan pengamat sebagai langkah yang mungkin belum pernah terjadi sebelumnya. Siaran biasanya berakhir sebelum tengah malam.

Bencana alam cenderung berdampak lebih besar di Utara daripada di Selatan karena infrastrukturnya yang kerap berderit.

Utara juga rentan terhadap banjir karena banyak gunung dan perbukitan yang telah lama digunduli, memungkinkan air mengalir menuruni bukit tanpa terkendali.

Sementara para pekerja relawan bantuan internasional di negara itu saat ini tidak dapat melakukan perjalanan ke luar Pyongyang karena pembatasan yang diberlakukan pihak berwenang untuk berjaga-jaga terhadap wabah virus corona.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved