Penembak Dikerahkan, yang Merongrong Kepemimpinan Kim Jong Un Siap-siap Lenyap
Sejak dahulu rezim Kim di Korea Utara (Korut) dikenal dunia dengan kediktatoran dan kekejamannya
Sementara di masa lalu, setiap tanda pembangkangan berakhir dengan eksekusi, tanpa terkecuali termasuk keluarga Kim Jong-un sendiri.
Setidaknya 10 pejabat diyakini telah dibersihkan atas perintah Kim Jong Un, termasuk pamannya Jang Song Thaek, dikutip dari Ekspress.co.uk.
Jenis kebrutalan ini jauh dari 'tidak biasa' di Korea Utara dan di masa lalu telah dimanfaatkan oleh publik untuk serangkaian pelanggaran.
• WOW, 56 Pria Digerebek Pesta Homoseksual di Apartemen Jakarta Terinspirasi dari Thailand
Pembelot Jang Jin Sung merinci beberapa tindakan biadab yang dilakukan terhadap warga dalam memoarnya tahun 2014 'Dear Leader', terutama eksekusi seorang pria yang mati kelaparan.
Jang Jin Sung bekerja untuk departemen propaganda pemerintah, di mana dia menulis puisi untuk mendukung rezim dan penguasa Kim Jong Il, sampai dia melarikan diri pada tahun 2004 karena dia mengkhawatirkan nyawanya.
Penulis mengungkapkan perbedaan mengejutkan antara Pyonygang, ibu kota negara, dan daerah di luar, di mana kelaparan meningkat.
Dia teringat percakapan memilukan dengan teman masa kecilnya Young Nam setelah dia kembali ke kota asalnya Sariwon.
Pyongyang dikenal sebagai 'kota poster' bangsa, yang digunakan untuk memamerkan keberhasilan rezim kepada pengunjung dan pejabat asing.
Ini adalah satu-satunya lokasi yang diizinkan untuk dikunjungi orang luar, dan diyakini bahwa kelaparan melanda daerah di luar ibu kota.
Teman Jin Sung mengatakan, "Berebut untuk makan berikutnya adalah yang terbaik yang bisa saya lakukan."
• Mengenal Sosok Putra Siregar, Bos PS Store dan Youtuber yang Terjerat Kasus Handphone Ilegal
"Bahkan jika saya membuatnya hari ini, ada makanan berikutnya yang perlu dikhawatirkan. Dan selanjutnya."
"Semua jam bangun saya dihabiskan dengan ketakutan apakah saya akan bisa makan lagi. Kami hidup tidak lebih baik dari hewan."
Selain itu, alih-alih tanda yang menunjukkan harga barang di pasar kota, justru sejumlah slogan 'ancaman' yang mengerikan yang tertulis dengan huruf berwarna hitam.
Mereka membaca,"Matilah dengan regu tembak bagi mereka yang tidak mematuhi peraturan lalu lintas! Kematian oleh regu tembak bagi mereka yang menimbun makanan! Kematian oleh regu tembak bagi mereka yang bergosip!".
• Perang Dingin Amerika dan China Masih Berlanjut, AS Tutup Semua Pusat Budaya China
Ya, regu tembak siap mengeksekusi siapa saja yang 'berulah' dalam pemerintahan Kim Jong Un.
