BATAM TERKINI
Ada Limbah Oli Bekas di Belakang Area KPLI B3 Batam? Ini Kata Pihak KPLI B3
Staf KPLI B3 Batam mengatakan, sepintas limbah itu adalah oli bekas yang masuk kategori limbah B3.
Editor: Dewi Haryati
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Pencemaran lingkungan kembali terjadi di Batam. Kali ini limbah yang diduga mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) diduga sengaja dibuang, tepatnya berada di belakang Kawasan Pengelolaan Limbah Industri (KPLI) B3, Kabil, Nongsa, Batam.
Diduga kuat, limbah yang mengandung B3 berwarna hitam pekat itu berasal dari area KPLI B3 Kabil.
Menurut seorang sumber wartawan yang namanya enggan dipublikasikan, aktivitas tersebut sudah cukup lama dijalankan.
"Muaranya ini semua berasal dari belakang kawasan KPLI B3. Sebab di sana terdapat dua gorong-gorong berdiameter sekira 50 cm yang kemungkinan besar digunakan untuk membuang limbah yang mengandung B3 tersebut," katanya, Kamis (10/9/2020).
"Jadi, modusnya perusahaan ini sengaja membuang limbahnya di saat musim hujan lebat melalui gorong-gorong tersebut. Biasanya mereka membuang di malam hari agar terhindar dari pantauan masyarakat," sambungnya.
• BP Batam Bangun IPAL Untuk Olah Limbah Jadi Air Siap Pakai
• Selama Pandemi Covid-19, Limbah Plastik Meningkat di Sejumlah Negara Asia Tenggara
Setelah dibuang ke parit sungai, lanjutnya limbah yang mengandung B3 itu akan mengalir sendirinya sampai tembus ke laut.
"Jadi seperti yang kita lihat saat ini, parit sungai sudah tertutup akibat dampak timbunan tanah dari kawasan PT," ujarnya.
Karena parit sungai sudah tertutup, limbah yang mengandung B3 ini mengendap persis di dekat peternakan hewan, tidak jauh dari pemukiman warga setempat.
Sementara itu, seorang warga setempat sangat menyayangkan pencemaran lingkungan di sekitarnya yang seakan lepas dari pantauan dinas terkait.

Pasalnya, sumber air bersih untuk keperluan masyarakat sehari-hari di sana hanya mengandalkan sumur bor.
"Sumber air kita di sini hanya mengandalkan sumur bor. Adanya pencemaran lingkungan tersebut sangat berdampak terhadap kami," keluhnya.
"Apalagi, pencemaran lingkungan di sini bermusim pak. Setelah hujan lebat, parit sungai di sini tampak berwarna hitam pekat dan bau menyengat. Dan ini bukan menjadi rahasia umum lagi," tambahnya.
Ia berharap, dalam hal ini dinas terkait tidak tutup mata.
"Baiknya dinas terkait segera bertindak tegas terhadap pelaku yang sengaja melakukan pencemaran lingkungan di sini," harapnya.