Gara-gara Aksi Demo, Korea Selatan Kembali Hadapi Lonjakan Kasus Covid-19
Korea Selatan kembali menghadapi lonjakan kasus Covid-19. Hal itu terjadi saat demonstrasi politik memicu gelombang kedua.
Dewan Nasional ditutup setelah seorang jurnalis foto yang meliput pertemuan partai pemerintah pada Rabu (26/8/2020), di kemudian hari dikonfirmasi mengidap Covid-19.
Alhasil, lebih dari 10 pejabat elite Demokrat termasuk ketua partai dan pemimpin parlemennya, menjalani tes dan isolasi mandiri.
Setelah pertemuan itu, reporter yang mengetahui kerabat yang ditemuinya pada akhir pekan ternyata positif corona, juga menjalani tes Covid-19.
Para pejabat pada Rabu bersidang hingga larut malam tentang bagaimana menangani situasi, dan memerintahkan semua kegiatan parlemen ditangguhkan mulai Kamis (27/8/2020).
Gedung kantor anggota parlemen kemudian ditutup, begitu pun dengan pertemuan dewan.
Partai oposisi juga membatalkan pertemuan yang sudah dijadwalkan sebelumnya.
Fotografer yang positif corona itu melakukan kontak dengan sekitar 50 orang di dewan pada Rabu, 32 di antaranya adalah anggota parlemen dan pejabat partai.
Penutupan parlemen karena virus Corona di Korsel adalah yang kedua kalinya. Penutupan pertama terjadi pada Februari ketika seorang peserta dinyatakan positif.
Pada Kamis jumlah kasus harian terus berjumlah ratusan selama 14 hari beruntun, menjadikan total kasus corona di Korsel mencapai lebih dari 18.700.
Catat 332 Kasus Baru, Korea Selatan Laporkan Infeksi Harian Covid-19 Tertinggi Sejak Maret
Korea Selatan kembali mencata lonjakan kasus virus Corona atau Covid-19 di negaranya.
Otoritas kesehatan mencatat peningkatan kasus harian tertinggi Covid-19 sejak awal Maret di Korea Selatan pada Minggu (23/8/2020) kemarin.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) .
Melansir Reuters, Minggu (23/8/2020), KCDC melaporkan 397 infeksi baru pada Sabtu.
Jumlah tersebut mengalami peningkatan dari hari sebelumnya yang mencatat ada 332 kasus baru.