KAPAL PUKAT MAYANG DI ANAMBAS

Tidak Boleh Berlabuh, Danlanal Tarempa Usulkan 3 Lokasi Titik Kapal Pukat Mayang Berteduh di Anambas

Titik labuh kapal pukat mayang dan cantrang diakui Kepala dinas perikanan, pertanain dan pangan Anambas sudah diajukan pada 2018 lalu.

TRIBUNBATAM.ID/RAHMA TIKA
BERTEMU BUPATI ANAMBAS - Kapten kapal pukat mayang bertemu dengan Bupati Anambas, Abdul Haris, Rabu (16/9/2020). Mereka meminta kepada pemerintah daerah agar jaring yang diambil oleh nelayan dikembalikan. 

Begitu dekatnya kapal itu berlabuh, sampai memancing kerumunan warga yang beraktivitas.

Warga Anambas Masih Kesulitan Air Bersih, Wan Zuhendra Dorong SPAM Gunakan APBN

Nelayan Anambas Risau, Sempat Didemo, Kapal Pukat Mayang Kini Berlabuh Dekat Tarempa

Beberapa dari mereka ada yang berkumpul di pelabuhan rakyat di Desa Tarempa Barat, Kecamatan Siantan.

Sejumlah kapal pukat mayang yang berlabuh ini, posisinya dekat dengan area tangkap nelayan tradisional.

Berikut rangkuman peristiwa dari informasi yang berhasil dihimpun TribunBatam.id:

1. Nelayan Anambas Kembali Bereaksi

Massa nelayan Anambas yang tergabung dalam Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) berkumpul di halaman kantor Bupati lama, jalan Imam Bonjol, Kelurahan Tarempa, Kecamatan Siantan, Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepri, Rabu (16/9/2020).

Tidak hanya pria, sejumlah ibu-ibu bahkan datang ke halaman itu.

Mereka berteriak meminta keadilan. Wakil Ketua (HNSI) Kepulauan Anambas, Muslimin IB, mengungkapkan saat ini pihaknya tidak mengetahui tujuan kedatangan Kapal Pukat Mayang itu.

"Kami merasa kedatangan kapal itu dengan jumlah yang banyak, kami menganggap ingin menyerang masyarakat nelayan kami.

Seharusnya kapal itu harus berkoordinasi dulu, itu yang menjadi permasalahannya," sebutnya. Rabu (16/9/2020).

Menurut pengakuan satu nelayan, Ardi yang berasal dari Siantan Timur mengaku nelayan kapal pukat mayang ini beroperasi terlalu dekat yakni 4 mil di perairan Durai, Anambas.

"Jadi kami ini menahan jaringnya, karena mereka beroperasi di jarak 4 mil, seharusnya mereka itu beroperasi sejauh 12 mil," ungkapnya.

Saat ini koordinasi antara HNSI dan instansi terkait masih berlangsung.

2. Minta Jaring Dikembalikan

Sebanyak 15 kapten kapal pukat mayang mendatangi kantor Bupati Anambas di Pasir Peti, Desa Pesisir Timur, Kecamatan Siantan.

Mereka ingin bertemu langsung dengan Bupati Anambas, Abdul Haris agar tuntutan mereka juga didengar oleh kepala daerah itu.

Seorang kapten kapal Wlan Suherlan meminta jaring mereka yang sempat dibawa saat peninjauan Bupati Anambas bersama perwakilan HNSI beberapa waktu lalu ke kapal mereka untuk dikembalikan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved