3 Warga Malaysia Tewas Akibat Keracunan Karbon Monoksida di Dalam Kendaraan, 1 Selamat

Sebuah kasus keracunan karbon monoksida terjadi di Malaysia dan telah menewaskan tiga orang pada Sabtu (19/9/2020). Berikut kronologinya.

TRIBUNBATAM.id/SON
ILUSTRASI - Tiga orang Malaysia tewas karena keracunan karbon monoksida di dalam kendaraan mereka. 

“Insiden tragis ini menyoroti pentingnya mendidik masyarakat tentang keselamatan dan kesehatan.

Umumnya, karbon monoksida lebih banyak dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna yang terjadi ketika bahan bakar tidak terbakar seluruhnya di ruang bakar mesin,” ujarnya.

"Ini menyebabkan gas buang diemisikan ke atmosfer melalui pipa knalpot. Tapi bisa saja ada kebocoran dan sebagian gas akan sampai ke kompartemen penumpang."

Tan Sri Lee mengatakan di tingkat masyarakat, pemerintah perlu menciptakan lebih banyak program kesadaran keselamatan yang melibatkan LSM seperti kelompoknya.

"Perusahaan mobil dapat membantu dengan memberi tahu pelanggan mereka tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam kendaraan yang bergerak atau tidak bergerak.

Peringatan seperti itu sangat penting ketika anak-anak terlibat," katanya.

"Terlalu banyak kasus anak-anak ditinggalkan di dalam mobil sementara orang tua mereka pergi berbelanja. Hanya perlu satu jam bagi seorang anak dalam keadaan seperti itu untuk menderita cedera kepala atau hipertermia." tutupnya.

Pengawasan Covid-19 Diperketat, Malaysia Pangkas Target Wisatawan Medis

Tujuan Malaysia untuk menarik wisatawan medis dengan berfokus pada pengendalian wabah virus Corona menemui hambatan.

Lonjakan kasus Covid-19 terjadi di seluruh dunia, membatasi kemampuan Malaysia untuk membuka kembali perbatasan.

Rumah sakit di negara itu mengharapkan pendapatan RM800 juta dari wisatawan medis tahun depan.

Dibandingkan dengan RM500 juta tahun ini, menurut Dewan Pariwisata Kesehatan Malaysia.

Itu jauh di bawah RM1,7 miliar yang diperoleh industri pada 2019 dan target awal 2020 sebesar RM2 miliar.

"Kami mungkin tidak memiliki pola perilaku perjalanan normal yang segera kembali," kata kepala eksekutif dewan Sherene Azli.

"Sebelumnya kami berpikir bahwa perbatasan, pandemi akan pergi lebih awal dari yang diharapkan, sekarang kami berpikir perbatasan tidak akan dilonggarkan bahkan di pertengahan 2021 atau bahkan di akhir 2021."

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved