NEWS WEBILOG TRIBUN BATAM

Strategi Jitu E-Commerce Batam di Tengah Pandemi Covid-19

Kajur Manajemen Bisnis Poltek Batam, Dwi Kartikasari menilai, e-commerce Batam harus lebih kreatif memanfaatkan peluang di tengah pandemi Covid-19

Editor: Dewi Haryati
TRIBUNBATAM.ID/ISTIMEWA
E-COMMERCE - News Webilog Tribun Batam menghadirkan Kajur Manajemen Bisnis Poltek Batam, Dwi Kartikasari, ST.,MBA sebagai pembicara terkait strategi e-commerce Batam 

Editor: Dewi Haryati

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Pandemi virus Corona telah mengubah cara belanja dan sistem pembayaran masyarakat. Anjuran untuk membatasi kegiatan di luar rumah membuat masyarakat semakin banyak melakukan belanja serta transaksi secara online.

Perubahan perilaku ini juga mendorong pertumbuhan sektor transportasi logistik selama masa pandemi Covid-19.

Lantas, apakah fenomena tersebut juga terjadi di Kota Batam dengan memiliki regulasi yang berbeda dibandingkan daerah di Indonesia lainnya?

Mengacu pada data neraca perdagangan Indonesia, pada tahun 2018 mengalami defisit sebesar Rp 8,57 miliar, dan pada tahun berikutnya yakni 2019 turut mengalami defisit yang cukup dalam.

Kendati demikian, sejak tahun 2019 pemerintah Indonesia mengeluarkan peraturan. Pemerintah membatasi kegiatan ekspor-impor e-commerce di Indonesia termasuk Kota Batam.

New Rules on Imports via E-Commerce Immediately Apply, What about the Goods from Batam?

Sri Mulyani Alami Ini Setelah Turunkan Ambang Batas Pembebasan Pajak & Bea Masuk Impor e-commerce

Ditambah dengan hadirnya wabah pandemi virus Corona (Covid-19), menjadi momen yang kurang kondusif bagi e-commerce Kota Batam.

Adakah peluang bagi e-commerce Batam di tengah pandemi ini?

"Tentu masih ada peluang, tapi dibandingkan e-commerce di daerah lain, e-commerce Batam harus lebih kreatif dalam memanfaatkan peluang," ujar Kajur Manajemen Bisnis Poltek Batam, Dwi Kartikasari, ST.,MBA, baru-baru ini dalam News Webilog Tribun Batam.

Pemanfaatan peluang tersebut dikarenakan barang dari atau ke Batam akan diberlakukan biaya masuk dan serta PPN untuk setiap barang yang dikirim keluar Batam.

"Secara geografis, Batam yang merupakan kepulauan didukung oleh transportasi laut dan juga udara. Logistik antar daerah tidak bisa dilakukan melalui jalur darat seperti daerah lainnya. Tentu cost pengirimannya akan jauh lebih besar dibandingkan jalur darat," jelasnya.

Masih dari Dwi, peluang bagi e-commerce di Batam ialah melakukan model bisnis dropship.

Dropship ialah model bisnis yang mempertemukan pembeli dan supplier melalui pihak ketiga (dropshipper). Dropshipper melakukan promosi produk dari supplier. Ketika adanya traksaksi pembelian, supplier akan mengirimkan barang ke pembeli atas nama dropshipper.

"Keuntungannya karena tanpa modal. Kuncinya harus pintar-pintar dalam milih supplier. Jangan sampai kita dropship barang, udah janji ke costumer ternyata supplier nya tidak bisa deliver sesuai orderan.

Untuk itu, kita harus tau produk supplier nya apa. Carilah supplier yang berkomitmen, jadi bisa kita telusuri," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved