BATAM TERKINI

ATB Jamin Air di Batam Lancar Hingga November, Sejumlah Pipa Mulai Digudangkan

Sejumlah aset milik ATB, seperti pipa-pipa, terlihat mulai dikumpulkan oleh perusahan yang sudah memnuhi kebutuhan air warga Batam selama 25 tahun itu

TribunBatam.id/Ichwannurfadillah
PEMINDAHAN PIPA ATB - Kondisi WTP Duriangkang milik PT ATB setelah dipindahkan, Jumat (25/9/2020). PT ATB mulai membawa sejumlah pipa dan asetnya ke gudang jelang berakhirnya masa konsesi pengelolaan air bersih di Batam 15 November 2020. 

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Konsesi PT Adhya Tirta Batam (ATB) terkait produksi dan distribusi air bersih di Kota Batam akan berakhir pada 14 November, pukul 24.00 WIB.

Selanjutnya, air di Kota Batam akan menjadi tanggung jawab PT Moya Indonesia untuk enam bulan ke depan.

Kurang dua bulan menjelang tutup buku, pihak ATB terlihat mulai berkemas.

Sejumlah aset milik ATB, seperti pipa-pipa, terlihat mulai dikumpulkan oleh perusahan yang sudah memnuhi kebutuhan air warga Batam selama 25 tahun itu.

Dari pantauan Tribun Batam, sejak hari Senin (20/9), ratusan pipa air di Water Treatment Plan (WTP) Tanjungpiayu dan Duriangkang mulai dipindahkan menggunakan truk trailer.

Pipa-pipa berukuran besar itu diangkut menuju suatu gudang penyimpanan (storage) di kawasan Seipancur, Mukakuning.

Selain itu, ATB juga mulai mengambil beberapa peralatan mereka.

Salah satunya bernama Pegasus.

Setelah Konsesi Berakhir, Presdir PT ATB Pesimis Air di Batam Masih Lancar

Alat ini bentuknya segi empat berwarna biru muda, dilengkapi dengan beberapa kabel di bagian badannya.

Pegasus merupakan alat telemetri yang berfungsi sebagai kontrol atas pendistribusian air.

Pembongkaran Pegasus ini dilakukan oleh petugas ATB di seberang POM Bensin Plamo Garden, Kamis (24/9) sore. Beberapa petugas ATB sampai masuk ke salah satu saluran pipa di kawasan depan Perumahan Dutamas itu.

Terpisah, Head of Secretary ATB, Maria Jacobus mengatakan, pemindahan ratusan pipa dari dua WTP milik ATB ini bertujuan untuk merapikan stok barang yang ada.

"Pipa itu dibawa ke lokasi ATB juga untuk dirapikan. Wajar saja dirapikan agar tidak rusak dan pengawasannya lebih mudah,” kata Maria saat dikonfirmasi.

Namun, Maria tidak bisa merinci berapa jumlah pipa yang dipindahkan.

"Saya belum pasti jumlah angkanya," tambah dia.

Sementara itu, Kepala Biro Humas, Promosi, dan Protokol BP Batam, Dendi Gustinandar menyebut, pihaknya terus berkoordinasi dengan ATB terkait inventarisasi aset.

"Pihak BP Batam di bantu oleh Surveyor Indonesia. Tentunya semua masih on progress," ujar Dendi, kemarin.

Disinggung soal dibongkarnya Pegasus, Dendi tak ingin banyak berkomentar.

Menurut dia, hal itu menjadi kewenangan ATB untuk menjawab. "Apakah alasan pemeliharaan atau alasan lain kami tidak tahu. Tentunya pihak ATB yang lebih paham," tambah Dendi.

Jamin Air Lancar

Opemindahan aset PT ATB juga menjadi pembahasan dalam rapat dengar pendapat antara PT Adhya Tirta Batam (ATB) dengan DPRD Kota Batam, Jumat (25/9).

Presiden Direktur PT ATB, Benny Andrianto Antonius memastikan bahwa perpindahan aset itu tidak mengganggu pelayanan perusahaan hingga konsensi berakhir.

Benny mengklasifikasi aset pada dua bagian, yakni aset lama dan aset baru.

Menurut Benny, mereka tidak akan menyerahkan aset-aset yang tergolong ke dalam aset baru.

Pasalnya, aset itu bibangun oleh PT ATB dan tidak satu pun menggunakan uang negara.

"Aset yang dibangun oleh PT ATB satu sen pun tidak ada duit negara," tegas Benny.

Benny menyatakan, kepemilikan aset tersebut mengacu pada Perpres Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.

Di dalam peraturan tersebut telah diatur mengenai kerjasama pemanfaatan.

Polemik tentang aset oleh BP Batam dan PT ATB berpotensi bermuara pada ketidakmaksimalan kinerja pengelolaan air selepas masa konsesi berakhir.

Hal ini pula yang disoroti oleh Benny pada kesempatan itu.

Menurut Benny, sedikitnya ada 2.700 pelanggan yang hingga kini tidak menerima air secara kontiniu.

"Sampai tanggal 14 nanti, PT ATB masih akan bertanggungjawab atas pendistribusian air, tidak perlu khawatir," pesan Benny.

Kendati demikian, Benny mengaku pesimistis akan kelancaran air bersih di Kota Batam pascaberakhirnya konsesi.

Terlebih pula, konsensi antara ATB dan BP Batam bnerakhir tidak harmonis karena ada masalah aset yang belum selesai.

"Saya orang yang selalu optimistis dalam menyikapi sebuah masalah, tetapi kali ini saya pesimis," ungkap Benny. 

Seperti diketahui, BP Batam sebelumnya menyatakan akan mengambil-alih pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kota Batam setelah konsensi ATB berakhir.

Namun ternyata, BP Batam tidak siap sehingga melelang pengelolaan air itu untuk enam bulan ke depan, setelah konsensi ATB berakhir.

Ada empat perusahaan yang diundang, termasuk ATB, konsorsium PT Bangun Cipta Kontraktor (BCK) dengan Sembawang Corporation (Sembcorp) yang berbasis di Singapura.

Namun ATB menarik diri dari lelang karena menilai ada diskriminasi dan mengadukan hal itu ke KPPU. BP Batam tetap melanjutkan lelang dan PT Moya Indonesia keluar sebagai pemenang.

Lelang ini mendapat sorotan karena PT Moya hanya akan mengelola air selama enam bulan dan setelah itu SPAM menjadi tanggung jawab BP Batam.

Jaminan kelancaran air di perpindahan juragan air pada pertengahan November nanti menjadi pertaruhan. Sebab, ada 1,4 juta penduduk dalam 295 ribu sambungan yang harus dilayani. (dna/hsu)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved