VIRUS CORONA DI BATAM
Bertambah 73 Pasien Positif Corona, Covid-19 di Batam Tembus 1.430 Kasus, Didominasi Karyawan Swasta
Data dari Satgas Covid-19 Batam, tercatat ada penambahan 73 kasus baru pasien terkonfirmasi positif corona pada Jumat (25/9/2020).
Editor Danang Setiawan
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Kasus covid-19 di Batam kembali mengalami penambahan kasus baru pasien terkonfirmasi positif virus corona.
Data dari Satgas Covid-19 Batam, tercatat ada penambahan 73 kasus baru pasien terkonfirmasi positif corona pada Jumat (25/9/2020).
Dari total tersebut, klaster industri mendominasi dengan 56 kasus baru.
Penambahan kasus ini membuat kumulatif Covid di Batam menjadi 1.430 orang.
Dari jumlah itu, 705 orang sembuh dan 43 orang meninggal dunia.
Klaster industri merupakan klaster dormitori Mukakuning, Batam.
Seperti diketahui, dua perusahaan menjadi episentrum baru Covid-19 di Batam.
Dua perusahaan tersebut yakni PT Infineon Technology Batam dan PT Philips Industries Batam.
• Sembuh dari Covid-19, Polisi di Batam Aipda Supriadi Joker Belum Bisa Peluk Anak-anak
• Bertambah 4.823 Pasien Positif Corona, Covid-19 di Indonesia Tembus 266.845 Kasus
Tim Gugus Tugas Covid-19 Batam juga menyebutkan bahwa pasien positif dari kalangan pekerja swasta yang dirawat, didominasi oleh perempuan, yakni sebanyak 374 orang. Selebihnya, 308 adalah pria.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Batam, Didi Kusmarjadi mengatakan, penambahan pasien diketahui setelah masing-masing perusahaan menggelar uji swab secara mandiri terhadap seluruh karyawan.
Menurut Didi, swab test tidak difasilitasi oleh Tim Gugus Tugas Covid-19 Batam.
"Mereka yang tentukan hari dan diatur sama tim mereka," tambah dia.
Didi mengatakan, swab massal bagi seluruh pekerja adalah alternatif yang harus dilakukan jika tidak ingin operasional perusahaan ditutup sementara.
Pernyataan Didi ini berbeda dari Wali Kota Batam H Muhammad Rudi yang menyebutkan bahwa hanya perlu rapid test massal.
Didi mengatakan, sulit mengandalkan rapid test bagi karyawan karena pemeriksaan rapid test massal dianggap kurang reliabel dalam mendukung proses tracing Covid-19.