Fakta-fakta Resimen Cakrabirawa saat G30S/PKI, Dikenal Prajurit Berwibawa & Elit Andalan Presiden
Ternyata di jaman itu, Cakrabirawa adalah sekumpulan prajurit elit terbaik andalan
Batalyon IV KK dari Brimob Angkatan Kepolisian dipimpin oleh Komisaris Polisi M.Satoto, yang naik pangkat menjadi ajun komisaris besar polisi (Letkol Polisi RI).
Dianggap pendukung PKI
Dalam G30S/PKI 1965, Letkol Untung dan satu peleton Cakrabirawa dari Batalyon I KK pimpinan Lettu Dul Arif, merupakan motor utama dalam aksi penculikan dan pembunuhan 7 Jenderal Pahlawan Revolusi.
Akibat aksi Letkol Untung dan Lettu Dul Arif itulah nama Cakrabirawa pun tercoreng dan oleh pemerintah Orde Baru semua anggota Cakrabirawa dianggap sebagai pendukung PKI.
Para petinggi dan personel pasukan Cakrabirawa juga banyak yang ditangkap dan dipenjarakan tanpa melalui proses pengadilan.
Kabur dan Tak Mau Kembali
Dilansir dari Tribun Jatim dalam artikel 'Nasib Para Eks Prajurit Cakrabirawa Pasca G30S/PKI, Disiksa hingga Lari ke Thailand & Punya 1 Ciri', Pasukan Cakrabirawa diburu dan ditangkap kemudian diinterogasi, disiksa, dan dipenjara.
Pasukan Cakrabirawa yang dianggap telah melakukan pelanggaran berat seperti terlibat penculikan dan pembunuhan para jenderal TNI AD umumnya langsung dieksekusi.
Menyadari hal itu, maka banyak mantan Pasukan Cakrabirawa berusaha melarikan diri ke luar Indonesia.
Sebagai anggota militer dari kesatuan yang terbaik, maka cara melarikan diri para mantan Pasukan Cakrabirawa itu juga tidak sembarangan.
Beberapa orang bahkan menyusun strategi supaya bisa melarikan diri secara terencana dan ditempat pelarian yang dituju mereka tetap bisa survive.
Beberapa mantan Pasukan Cakrabirawa berkat bantuan pejabat tertentu yang pro-Soekarno bahkan bisa lari sampai Thailand secara legal dan kemudian malah bisa menjadi warga Thailand.
Agar pelarian di Thailand tidak menimbulkan masalah dan sekaligus tidak kebingungan mencari pekerjaan serta tetap bisa makan, pada awalnya para mantan Pasukan Cakrabirawa banyak yang menjadi biksu.
Sedangkan anggota lainnya banyak juga yang langsung membuka lahan di hutan dan kebetulan pada tahun 1970-an untuk mengolah lahan di hutan-hutan Thailand tidak dipungut biaya.
Lahan hutan yang dibuka dan diolah pun bisa menjadi milik para pengolahnya.
Umumnya para mantan Pasukan Cakrabirawa saat ini, terutama yang masih hidup, telah menjadi petani sukses dan memiliki lahan luas.
Para mantan Pasukan Cakrabirawa di Thailand pun menikah dengan warga setempat dan menjadi warga negara resmi.
Satu di antara ciri yang bisa ditandai bahwa ia mantan Pasukan Cakrabirawa adalah memiliki kebiasaan berburu di hutan dan dikenal sangat mahir menembak.
Jika bertemu orang Indonesia yang sedang ke Thailand, mereka sangat merahasiakan jati diri sebagai mantan Pasukan Cakrabirawa.
Meskipun kadang-kadang, terutama yang berasal dari Jawa Tengah, sangat ingin berbahasa Jawa ketika bertemu turis Indonesia dari Jawa yang sedang berkunjung ke Thailand.
Selayaknya para prajurit yang pernah di satuan elit Paspampres, dalam waktu tertentu mereka berkumpul dan kadang-kadang membahas perkembangan kehidupan sosial politik Indonesia.
Sejumlah mantan Pasukan Cakrabirawa yang tersebar di Thailand usianya sudad lanjut dan telah meninggal.
Namun kendati suasana Indonesia telah berubah para mantan Pasukan Cakrabirawa di Thailand ternyata memiliki satu prinsip, “tidak akan pernah pulang lagi ke Indonesia”.
Alasannya sedehana, karena mereka yakin pasti akan ditangkap, dinterogasi, dan dijebloskan ke penjara.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul 7 FAKTA Pasukan Cakrabirawa yang Terpengaruh PKI, Paspampres Era Soekarno Kini Berakhir Miris