Jatuh Cinta Pada Janda Bolong, Pria di Aceh Hilang Tersesat Tiga Hari Baru Ditemukan

Pria bernama Abubakar tersebut hilang sejak Jumat (2/10/2020) lalu dan baru ditemukan pada Minggu (4/10/2020) malam.

Polres Aceh Timur
Abubakar (40) petani asal Desa Batu Sumbang, Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, akhirnya ditemukan warga di kawasan hutan Aceh Timur, Minggu (4/10/2020) malam 

TRIBUNBATAM.id, ACEH -  Seorang pria di Desa Batu Sumbang, Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur tersesat di tengah hutan selama tiga hari gara-gara kepincut janda bolong.

Pria bernama Abubakar tersebut hilang sejak Jumat (2/10/2020) lalu dan baru ditemukan pada Minggu (4/10/2020) malam.

Warga yang sehari-hari berprofesi sebagai petani tersebut hilang di tengah hutan lantaran ingin mencarikan tanaman janda bolong untuk sang istri.

Beruntung, Abubakar ditemukan oleh warga sehingga bisa selamat.

Kronologi Kejadian

Kapolsek Simpang Jernih, Aceh Timur, Ipda Ade Chandra, kepada Kompas.com, Senin (5/10/2020) menyebutkan, awalnya Abubakar pamit untuk mengembala kerbau di kawasan hutan pada 2 Oktober 2020.

Namun setelah ditunggu oleh teman-teman dan keluarga, Abubakar tak kunjung pulang.

Belakangan ratusan warga mencari Abubakar.

Sebagian menyusur sungai sebagian lagi menyusur hutan.

Menurut pengakuan Abubakar, setelah menggembala sapi, dia teringat pesan istrinya untuk mencari bunga Janda Bolong jika sedang berada di pinggiran hutan.

Lalu, Abubakar mencari bunga itu.

“Dia mencari bunga, ketika mau keluar hutan, tak bisa menemukan jalan pulang. Semakin dia keluar lokasinya semakin jauh ke dalam hutan.

Maka, tiga hari dia berputar-putar mencari jalan pulang. Beruntung masih selamat namun dalam kondisi lemah,” katanya.

Beruntung, pada Minggu kemarin, dia mendengar suara sepeda motor milik warga yang kebetulan melitas.

Abubakar kemudian berteriak meminta tolong hingga akhirnya ditemukan oleh warga.

“Belakangan Abubakar mendengar suara sepeda motor. Lalu berteriak dan meminta tolong. 

Di sana ketemu dengan warga yang naik sepeda motor masih di kawasan hutan itu, dia ditemukan dalam kondisi sangat lemah,” kata Kapolsek.

Setelah tiba di rumah, Abubakar disambut ratusan warga.

Petugas Puskesmas didatangkan untuk memasang cairan infus agar kondisi fisiknya membaik.

“Alhamdulillah selamat dan kini sudah berada bersama keluarganya lagi,” pungkas Kapolsek.

Janda Bolong Naik Daun

tribunnews
Penampakan akar Janda Bolong yang siap dikembangbiakkan. (KOMPAS.COM/Dian Reinis Kumampung)

Selama pandemi virus corona, lebih banyak warga yang beraktifitas di rumah saja.

Kondisi itu pun membuat hobi memelihara tanaman atau hewan tengah naik daun.

Warga banyak yang menekuni hobi memeliharan tanaman atau hewan untuk mengisi waktu karena banyak melakukan aktifitas di rumah.

Salah satu jenis tanaman yang tengah booming atau digandrungi oleh masyarakat adalah janda bolong atau monstera.

Harga tanaman hias yang satu ini pun meroket tajam, bahkan sampai jutaan rupiah.

Tren melambungnya harga tanaman sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.

Beberapa tanaman yang harganya pernah melambung tinggi seperti gelombang cinta.

Vanda Fakhrozi, seorang pedagang tanaman hias di Jakarta menuturkan, kenaikan harga tanaman janda bolong dipicu budaya latah setelah tanaman tersebut jadi tren para pemilik rumah elit dan rumah-rumah dengan desain minimalis.

"Ada yang menganggap kalau enggak ada monstera itu enggak keren rumahnya.

Jadi faktor gengsi ini berperan," kata Vanda seperti dikutip dari channel Kompas TV, Minggu (27/9/2020).

Booming tanaman janda bolong dengan cepat meluas karena efek viral di media sosial.

Seketika banyak orang mencari tanaman ini sehingga harganya ikut melonjak dratis, dari puluhan ribu menjadi jutaan rupiah.

"Tren paling kencang ini di media sosial.

Instagramable kalau orang bilang untuk foto-foto agar rumah terlihat estetik. Banyak ternyata yang buat monstera itu jadi tren," ujar Vanda.

Juliana, penjual tanaman hias lain di Jakarta, mengungkapkan sejak beberapa bulan terakhir selalu ada orang yang mencari tanaman janda bolong.

Terkait harga tanaman monstera yang mencapai jutaan rupiah, monstera memang memiliki beberapa jenis yang berbeda dengan tingkat perawatan yang berbeda pula, sehingga faktor ini sangat mempengaruhi harga.

"Mahal karena berbeda-beda jenis. Seperti (yang cukup mahal) Monstera veriegata. Coraknya putih hijau ada kekuning-kuningan, itu beda-beda jenisnya.

Perawatan lebih susah, otomatis demand lebih tinggi, harga lebih tinggi lagi," terang Juliana.

Ia melanjutkan, tanaman monstera beberapa tahun lalu harganya terbilang lebih murah ketimbang tanaman hias sejenis.

Tren tanaman kekinian terbentuk dari pengaruh desain dan dekorasi rumah, terutama rumah minimalis.

"Untuk monstera ini kalau dibandingkan dulu banget ya, kata si petani itu cuma tanaman di pinggir jalan," ucap Juliana yang berjualan tanaman hias secara daring ini.

Secara umum, janda bolong sebenarnya tergolong tanaman hias yang mudah dirawat.

Tanaman ini hanya perlu disiram 1-2 kali setiap minggu.

Tanaman ini juga tahan hama dan penyakit.

Tanaman ini juga digandrungi karena cocok sebagai penghias di dalam rumah sekaligus sebagai penyejuk.

Ini karena monstera tak membutuhkan sinar matahari langsung.

Saat ini, monstera cenderung banyak dipakai sebagai dekorasi pelengkap pada beberapa konsep interior, seperti gaya minimalis dan Skandinavia.

Ini karena monstera sendiri merupakan tanaman rambat yang berasal dari hutan-hutan yang ada di wilayah Amerika Latin seperti Meksiko dan Guatemala.

Beberapa jenis tanaman monstera tergolong tanaman beracun.

Selain variegata, jenis monstera lain yakni Monstera obliqua, Monstera mint, dan Monstera deliciosa.

Lalu ada pula dari jenis lain seperti Monstera dubia, Monstera siltepecana, Monstera adansonu, dan Monstera borsigiana.

Sebagai informasi, selain monstera, tanaman hias lain yang booming dalam waktu bersamaan yakni aglaomena yang masih satu jenis dengan talas.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cari "Janda Bolong" Buat Istri, Petani Ini Tersesat 3 Hari di Hutan Aceh Timur

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved