ANAMBAS TERKINI
Bukan Gantung Diri, Keluarga Ungkap Penyebab Kematian Wanita Muda di Anambas: Serangan Jantung
Pihak keluarga mengatakan, dari hasil akhir pemeriksaan jenazah, AS meninggal dunia karena serangan jantung bukan karena gantung diri
Penulis: Dewi Haryati | Editor: Dewi Haryati
Editor: Dewi Haryati
TRIBUNBATAM.id, ANAMBAS - Perkembangan terbaru terkait meninggalnya AS (29), warga Kampung Baru, Tarempa, Kecamatan Siantan, Kabupaten Kepulauan Anambas, Selasa (6/10/2020) lalu, disampaikan adik kandung almarhumah, Dewi Fatmala.
Ia mengatakan, dari hasil akhir pemeriksaan jenazah, AS meninggal dunia karena serangan jantung bukan karena gantung diri.
"Almarhumah meninggal karena serangan jantung akibat penyakit jantung bawaan yang dia derita sejak kecil ditambah gerd yang kumat," kata Dewi kepada Tribunbatam.id, Kamis (8/10/2020).
Iapun meluruskan pemberitaan yang menyatakan AS meninggal dunia karena gantung diri. Kabar itu membuat pihak keluarga syok.
"Kami tak percaya karena di leher almarhumah juga tak ada sama sekali bekas jeratan tali atau kain. Mata juga tertutup sempurna," ujarnya.
• Serangan Jantung Diam-diam Banyak Sasar Pria, Waspadai Penyebab dan Gejalanya
• Kandungan Gizi dan Manfaat Asparagus, Sayuran Elite Pencegah Anemia hingga Serangan Jantung
"Menurut dokter, kalau orang gantung diri pasti matanya tak bisa tertutup sempurna dan ada liur yang meleleh. Tanda-tanda itu tidak ada pada diri Almarhumah. Asumsi (gantung diri) itu hanya berdasar pada pendapat tetangga yang melihat almarhumah di bahunya ada kain panjang. Ternyata itu kain gendong anaknya yang kedua," sambung Dewi.
Ia melanjutkan, adapun alasan polisi menghentikan penyidikan kasus kematian AS, karena terbukti almarhumah tidak gantung diri, bunuh diri ataupun dibunuh. Hal ini dikuatkan dengan keterangan dari anak pertama Almarhumah.
"Katanya, mama jatuh ke lantai dan kepala kena lantai. Ini juga sejalan dengan pengakuan teman almarhumah yang pertama kali menemukan almarhumah," ujarnya.
Dikatakan, almarhumah saat itu tidak dalam posisi tergantung, melainkan tergeletak di lantai dengan kain gendong yang masih di bahu.
"Ternyata kain Bali yang melingkar di bahunya itu karena dia habis menggendong anaknya yang kecil dan dia berusaha dengan sisa tenaganya menempatkan si bayi ke tempat tidur, supaya tak ikut limbung ke lantai bersamanya," kata Dewi.
Adapun soal tanda bibir biru pada jasad almarhumah, itu disebabkan serangan jantung dan gerd yang sudah parah.
"Perlu saya tambahkan, berita (gantung diri) hanya berdasarkan pengakuan tetangga yang ada di TKP. Namun demikian tidak melihat kejadian dari awal. Dari pemeriksaan, almarhumah meninggal karena serangan jantung," ujarnya.
(tribunbatam.id/Dewi Haryati)