BATAM TERKINI

Instruksi Presiden, 2 Pasar di Batam Bakal Terapkan Pembayaran Non Tunai, 1 di Kecamatan Sagulung

Disperindag Kota Batam juga menggandeng Bank Indonesia sebagai inisiator metode pembayaran non tunai tersebut.

TribunBatam.id/Hening Sekar Utami
BELANJA NON-TUNAI - Kepala Bidang Pasar Disperindag Kota Batam, Zulkarnain. Dua pasar di Batam bakal menerapkan belanja non-tunai. 

Editor: Septyan Mulia Rohman

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Pasar Hang tuah Batu Besar, Kecamatan Nongsa dan Pasar Seroja Dapur 12, Kecamatan Sagulung bakal menerapkan sistem pembayaran non-tunai menggunakan QR Code Indonesian Standard (GRIS).

Pembeli nantinya dapat bertransaksi dengan praktis, cepat dan efisien.

Mereka cukup menscan kode QRIS yang berada pada toko.

Kemudian, transaksi akan berjalan secara otomatis. Uang pun langsung masuk ke rekening pedagang pasar.

Sosialisasi QRIS ini diakui Kepala Bidang (Kabid) Pasar Disperindag Kota Batam, Zulkarnain sudah disampaikan ke sejumlah pedagang tradisional lainnya di Kota Batam.

Pembayaran sistem non-tunai di pasar ini, merupakan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 10 Tahun 2016 tentang percepatan implementasi transaksi non tunai di seluruh Kementerian/Lembaga dan Pemda.

"Untuk tahap pertama ada dua pasar. Pembayaran non-tunai ini sudah banyak diterapkan pada beberapa pasar swasta. Harapannya, pasar tradisional di Kota Batam, juga ikut menerapkan sistem ini," sebutnya, Selasa (13/10/2020).

Metode pembayaran melalui QRIS diakui Zulkarnain ada dua cara. Selain menggunakan static QR Code, cara dynamic QR Code juga bisa digunakan untuk bertransaksi secara online.

Oleh karenanya, para pedagang pasar diimbau untuk menyiapkan dan menempel kode QRIS di lapak masing-masing guna memudahkan transaksi.

Disperindag Kota Batam juga menggandeng Bank Indonesia sebagai inisiator metode pembayaran QRIS tersebut.

"Kami ikuti arahan pemerintah pusat. Harapannya, sistem transaksi di pasar jadi lebih mudah dan efisien," tambahnya.

Cara Pedagang Pasar Mitra Raya Selama Covid-19

Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) nyaris melumpuhkan sebagian kegiatan ekonomi di Kota Batam.

Bukan hanya sektor pariwisata, seperti hotel dan tempat hiburan, pelaku pasar tradisional juga merasakan dampaknya.

Seorang padagang sayur di Pasar Mitra Raya I, Ardi, pun tak menampik, sejak mewabahnya virus Corona, kondisi pasar tempatnya berjualan cukup sepi.

"Sejak Covid-19 ya sepi-sepi kayak gini lah," ujar Ardi, Minggu (13/9/2020).

Baca juga: Kadisperindag Batam Geram, Sebut Pertamina Lambat Distribusikan Premium ke SPBU

Baca juga: RELAKSASI Pajak hingga Mudah Kirim Barang, Ini Keunggulan UMKM Batam Jika Terdaftar di Disperindag

Pasar Kaveling Seroja, Kecamatan Sagulung. Foto diambil beberapa waktu lalu.
Pasar Kaveling Seroja, Kecamatan Sagulung. Foto diambil beberapa waktu lalu. (TRIBUNBATAM.id/IAN SITANGGANG)

Menjelang tutup pada siang hari, sayuran yang dijual Ardi masih bersisa cukup banyak.

Sayuran ini ada yang dijual secara langsung bagi pengunjung yang datang ke pasar, dan ada pula yang diantar dengan jasa kurir.

Ardi menambahkan, sejak awal mula Covid-19 mewabah, toko tempatnya bekerja, sudah menerapkan sistem pesan antar secara online.

Sistem penjualan ini dilakukan melalui kontak telepon, atau aplikasi ojek online.

"Bisa lewat telepon, nanti yang mengantar karyawan sini, kalau nggak sempat, kita pakai aplikasi online," tambah Ardi.

Dalam sehari, toko sayur Ardi biasa melayani sekitar 20 pesanan siap antar.

Menurutnya, dengan beralih menerapkan cara-cara penjualan online, keuntungan berdagang sayur masih dapat terjaga.

"Biasanya yang beli udah langganan kami sih, untungnya lumayan juga," jelas Ardi.

Sistem penjualan online bagi pasar-pasar tradisional juga telah disosialisasikan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batam.

Kepala Bidang Pasar, Disperindag Kota Batam, Zulkarnain, menjelaskan, di situasi Covid-19 saat ini, pelaku usaha di pasar tradisional wajib menciptakan upaya kreatif dalam memasarkan produknya secara online.

Seorang pedagang sayur di Pasar Mitra Raya I, Ardi. ia beralih menjual sayur dagangannya secara online selama pandemi Covid-19.
Seorang pedagang sayur di Pasar Mitra Raya I, Ardi. ia beralih menjual sayur dagangannya secara online selama pandemi Covid-19. (TribunBatam.id/Hening Sekar Utami)

Selain bertujuan untuk mencapai sasaran pelanggan yang lebih luas, sistem penjualan online juga dapat meminimalisir terjadi kontak langsung antara pedagang dan pembeli, sehingga prinsip physical distancing dapat diterapkan.

"Kita sebelumnya sudah dorong pedagang-pedagang pasar untuk beralih ke online. Sekarang sudah ada yang lewat telepon, chat, atau aplikasi," ujar Zulkarnain.

Tambahnya, Pemerintah Kota (Pemko) Batam juga telah menyediakan platform digital yang memadai bagi pedagang pasar untuk berjualan online, dengan adanya aplikasi Pasar Mama.

Aplikasi ini telah diluncurkan sejak tanggal 16 April 2020 lalu, dan masih berjalan secara efektif. Para pedagang pasar lokal di Kota Batam dapat bergabung dan menjual dagangannya dalam platform aplikasi Pasar Mama.

"Jaman digital memang semua by online. Kami dari Disperindag sudah menyosialisasikan hal itu," tegas Zulkarnain.(TribunBatam.id/Hening Sekar Utami)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved