PENANGANAN COVID

Kadinkes Batam Ungkap Tingginya Kasus Kematian Covid-19, 'Masalahnya Bukan pada Alat'

Kadinkes Batam Didi Kusmarjadi mengungkapkan penyebab tingginya angka kematian akibat Covid-19.

TribunBatam.id/Bereslumbantobing
KADINKES BATAM - Kadinkes Batam, Didi Kusmarjadi menyebutkan penyebab tingginya angka kematian kasus Covid-19. 

Editor: Septyan Mulia Rohman

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Jumlah kematian akibat Covid-19 di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menjadi sorotan Pjs Gubernur Kepri, Bahtiar Baharuddin.

Dirinya pun meminta agar Bupati/Wali kota se-Kepri melengkapi alat bantu pernapasan dan ventilator di tiap rumah sakit dan puskesmas dalam wilayah kabupaten/kotanya.

"Jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia terus bertambah. Tentu saja kondisi ini sangat mengkhawatirkan," ungkap Bahtiar.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusmarjadi, pun menanggapi instruksi Pjs Gubernur Kepri itu.

Pada umumnya, seluruh rumah sakit di Batam telah memiliki alat bantu pernapasan dan ventilator.

Ia mengungkapkan, permasalahan kasus kematian akibat Covid-19 di Batam justru terkendala pada keterbatasan ruang isolasi ICU.

"Masalahnya bukan di alat, tapi kurangnya ruang ICU isolasi," ujar Didi, ketika ditanyai pada Minggu (25/10/2020).

POLSEK KKP BATAM - Petugas Polsek KKP memberikan imbauan kepada penumpang di pelabuhan, Kamis (22/10/2020). Mereka masih menemukan penumpang yang enggan mengenakan masker meski pandemi Covid-19.
POLSEK KKP BATAM - Petugas Polsek KKP memberikan imbauan kepada penumpang di pelabuhan, Kamis (22/10/2020). Mereka masih menemukan penumpang yang enggan mengenakan masker meski pandemi Covid-19. (TribunBatam.id/Bereslumbantobing)

Ruang ICU isolasi biasa dipakai dalam upaya penanganan penyakit pernapasan berat yang membutuhkan penanganan darurat dan isolasi, seperti halnya TBC dan gejala Covid-19 berat.

Menurutnya, ruangan ICU telah tersedia di berbagai rumah sakit, namun khusus ICU isolasi masih bisa dihitung jari.

Ruangan ini cukup banyak terdapat di RSKI Covid-19 Galang, namun kendalanya, rumah sakit ini justru kekurangan dokter spesialis paru yang dapat menangani pasien bergejala Covid-19 berat.

"RSKI Covid-19 Galang punya banyak (ruang ICU isolasi), cuma nggak ada dokternya," ungkap Didi.

Kendati demikian, tingkat risiko kematian akibat Covid-19 di Batam terbilang rendah, yakni kurang dari 3%. Hingga saat ini, per tanggal 24 Oktober 2020, dari jumlah kumulatif 2571 pasien positif Covid-19, 1910 di antaranya berhasil sembuh dan 65 lainnya meninggal dunia.

Instruksi Pjs Gubernur Kepri Soal Penanganan Covid-19

Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Kepri melaporkan data terakhir jumlah pasien yang meninggal dunia, hingga Oktober ini mencapai 88 orang.

Menanggapi situasi darurat ini, Penjabat sementara (Pjs) Gubernur Kepri, Bahtiar Baharuddin meminta kepada seluruh Bupati dan Wali kota se-Kepri segera bertindak cepat.

"Jumlah pasien Covid yang meninggal dunia terus bertambah. Tentu saja kondisi ini sangat mengkhawatirkan.

Maka dari itu, untuk mengurangi risiko kematian Covid-19 yang terus berjatuhan itu, saya minta kepada bupati/wako se-Kepri, segera melengkapi alat bantu pernapasan dan ventilator di puskesmas yang ada," tegas Bahtiar.

Sebab, lanjut Bahtiar, paru-paru adalah bagian utama pasien Covid-19. Karena itu, organ tersebut perlu mendapat perhatian utama soal ini.

Baca juga: Satu Pasien Corona di Bintan Meninggal Dunia, Punya Riwayat Perjalanan ke Batam

Baca juga: Jumlah Positif Virus Corona di Karimun 112 Kasus, Berikut Data Covid-19 di Kelurahan dan Desa

Pelayanan di BPJS Kesehatan Kantor Cabang Batam di masa Pandemi Virus Corona
Pelayanan di BPJS Kesehatan Kantor Cabang Batam di masa Pandemi Virus Corona (anne)

"Bayangkan saja, terbatasnya alat pernapasan dan ventilator membuat pasien Covid tak terlayani dengan maksimal," ungkap Bahtiar.

Alat bantu pernapasan dan ventilator adalah alat penolong utama bagi pasien yang Covid yang bergejala.

Umumnya rumah sakit di wilayah Kepri sangat terbatas alat-alat bantu pernapasan dan ventilator.

"Jika rumah sakit hanya rata-rata punya 3 alat. Sedangkan pasiennya rata-rata lebih dari 3 orang.

Maka dipastikan pasien yang tak terlayani dengan alat bantu pernapasan, atau ventilator maka kemungkinan besar meninggal," sebut Bahtiar.

Sekali lagi, Pjs Gubernur meminta, kiranya bupati/wako se-Kepri, segera melengkapi alat-alat tersebut.

Di rumah sakit yang ventilatornya masih terbatas, Bahtiar meminta agar segera ditambahkan.

Sedangkan di Puskesmas-Puskesmas yang alat itu belum ada, atau hanya ada 1 atau dua alat, dia mendesak agar segera dilengkapi secepatnya.

"Jangan ditunda lagi, dan bertindaklah cepat karena situasi saat ini cukup mengkhawatirkan. Peralatan medis harus segera diadakan pada APBD Provinsi,

Kabupaten/Kota. Begitu pula dengan rumah sakit swasta juga harus memiliki alat-alat bantu pernapasan yang cukup. Dengan alat itu, kita harap bisa mengurangi resiko kematian yang terus bertambah.

Ini alat sangat urgen, mendesak dan dibutuhkan saat ini di seluruh daerah," tegas Pjs Gubernur. (*/TRIBUNBATAM.id/Hening Sekar Utami/Thomm Limahekin)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved