Kumpulan Cuitan Mahathir Mohamad Sebut Wajar Warga Perancis yang Hina Nabi Muhammad SAW Dibunuh

Dalam cuitannya Mahathir Mohamad menyebut Muslim berhak membunuh warga Perancis yang menghina Nabi Muhammad SAW.

Kompas.com
Mahathir Mohamad saat wawancara dengan Reuters di Kuala Lumpur, Malaysia, 13 Maret 2020. 

Editor: Anne Maria

TRIBUNBATAM.id, KUALALUMPUR- Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad jadi sorotan.

Hal itu tak lama setelah ia menuliskan cuitannya di Twitter.

Dalam cuitannya Mahathir Mohamad menyebut Muslim berhak membunuh warga Perancis yang menghina Nabi Muhammad SAW.

Melalui akun twitternya, mantan orang nomor satu di Malaysia itu, Jumat (29/10/2020) menyebut, Muslim memiliki hak "untuk membunuh jutaan orang Prancis" setelah serangan mematikan di Nice, Perancis.

Cuitan itu kemudian menuai kehebohan hingga twitter menghapus content yang dianggap tak sesuai kebijakan mereka.

Baca juga: Kontroversi Kartun Nabi Muhammad SAW, 3 Tewas dalam Penyerangan Gereja Perancis

Baca juga: Perancis Darurat Level Tinggi, Kartun Nabi Muhammad SAW dan Emmanuel Marcon Picu 2 Serangan Sehari

Tak lama kemudian, Mahathir - yang merupakan perdana menteri Malaysia yang mayoritas Muslim hingga pemerintahannya runtuh pada Februari - menulis serangkaian tweet.

Demikian berita terkini Warta Kota berdasarkan laporan media Singapura, straitstimes.com, pagi ini.  

Merujuk pada pemenggalan kepala guru bahasa Prancis Samuel Paty baru-baru ini di Paris, yang menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya, Mahathir mengatakan dia tidak menyetujui serangan itu tetapi kebebasan berekspresi juga tidak termasuk "menghina orang lain".

"Terlepas dari agama yang dianut, orang yang marah membunuh," kata pria berusia 95 tahun yang blak-blakan itu, yang di masa lalu menuai kontroversi karena pernyataan yang menyerang orang Yahudi dan komunitas LGBT.

"Prancis dalam perjalanan sejarahnya telah membunuh jutaan orang. Banyak di antaranya adalah Muslim. Muslim memiliki hak untuk marah dan membunuh jutaan orang Prancis untuk pembantaian di masa lalu."

Tetapi dia menambahkan bahwa "pada umumnya Muslim belum menerapkan hukum 'mata ganti mata'. Muslim tidak. Orang Prancis tidak seharusnya."

Baca juga: Ekspor Perdana, Karet Bintan Tembus ke Perancis dan Belanda

Baca juga: Erdogan Naik Pitam Presiden Perancis Sebut Islam Dalam Krisis, Olok Emmanuel Marcon Periksa Mental

Mahathir, yang menjabat sebagai perdana menteri Malaysia dua kali selama total 24 tahun, mengatakan bahwa Presiden Prancis Emmanuel Macron "tidak menunjukkan bahwa dia beradab".

Mahathir Mohamad menyebut Presiden Perancis Emmanuel Macron sebagai orang yang "sangat primitif".

"Orang Perancis harus mengajari rakyatnya untuk menghargai perasaan orang lain. Karena Anda telah menyalahkan semua Muslim dan agama Muslim atas apa yang dilakukan oleh satu orang yang marah, maka Muslim berhak untuk menghukum orang Prancis.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved