Pelajar Bhineka Tunggal Ika Polisikan Oknum Guru SMA Negeri Rasis, Simak Kronologi Kasusnya di Sini
Oknum guru di SMA negeri yang berkomentar rasis pada pemilihan Ketua OSIS di sekolah tempatnya mengajar berbuntut panjang
Salah satu anggota grup kemudian menyebar ulah TS.
Berikut kutipan pernyataan TS dalam grup Whatsapp yang tersebar:
"Assalamualaikum…hati2 memilih ketua OSIS Paslon 1 dan 2 Calon non Islam…jd ttp walau bagaimana kita mayoritas hrs punya ketua yg se Aqidah dgn kita.”
Baca juga: Menhan Prabowo Subianto Diundang Menhan Amerika, Guru Besar UI: Ada Hubungannya dengan China
“Mohon doa dan dukungannya utk Paslon 3.” “Awas Rohis jgn ada yg jd pengkhianat ya,” demikian pesan dalam grup tersebut.
Karena peristiwa itu, TS akhirnya diperiksa oleh Dinas Pendidikan tanggal 23 Oktober lalu.
Dalam pemeriksaan, dia mengakui bahwa tindakan itu salah dan sudah meminta maaf.
"Jadi yang perlu diketahui, itu tindakan pribadi perorangan bukan tindakan sekolah," kata Dwi.
"Justru sekolah waktu sambutan saya menjelang pemilihan OSIS, saya sampaikan ini hari dijadikan ajang demokrasi yang sehat dan bermartabat," tambah dia.

Kini TS dan pihak sekolah tinggal menunggu hasil pemeriksaan Dinas Pendidikan untuk memastikan sanksi apa yang akan diterima.
Kasudin Pendidikan Wilayah II Jakarta Timur Gunas Mahdianto merasa prihatin dengan perilaku TS.
Gunas menilai perilaku tersebut tak pantas dilakukan oleh seorang tenaga pendidik, apalagi di sekolah negeri yang notabene terdiri dari murid yang beragam suku dan agama.
Baca juga: Guru dan Siswa Sekolah di Anambas Senang, Dapat Motivasi Pola Hidup Sehat dari Premier Oil
"Kita perlu antisipasi masalah SARA.
Semua agama punya hak yang sama.
Terlebih ini seorang guru yang mengajar murid dari semua agama.
Tidak boleh terjadi lagi," kata Gunas saat dihubungi, Senin (26/10/2020).