Sekejam Apa Kim Jong Un! Aktivis Sebut Pasien COVID19 Dibiarkan Kelaparan hingga Mati Lalu Dibakar

Sebuah laporan menyebutkan pasien Covid-19 di Korea Utara dikabarkan ditempatkan pada sebuah 'kamp karantina' dan dibiarkan kelaparan sampai mati

AFP
Sekejam Apa Kim Jong Un! Aktivis Sebut Pasien Covid-19 Dibiarkan Kelaparan hingga Mati Lalu Dibakar 

Sekejam Apa Kim Jong Un! Aktivis Sebut Pasien Covid-19 Dibiarkan Kelaparan hingga Mati Lalu Dibakar

TRIBUNBATAM.ID -Sejak lama Korea Utara dikenal sebagai negara tertutup dan dipimpin diktator.

Tak banyak juga informasi yang bisa diperoleh pada negara ini, termasuk bagaimana dan apa-apa saja yang dilakukan rakyat, pejabat dan kepala negara.

Baca juga: Kim Jong Un Eksekusi Mati 5 Pejabatnya Karena Tentang Masalah Kebijakan Ekonomi di Korut

Baca juga: Kabur Dari Negaranya, Ribuan Warga Korut Jadi Wanita Penghibur di China, Ada yang Masih 12 Tahun

Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un (kolase)

Banyak publik dunia bertanya-tanya tentang negara yang dipimpin Kim Jong Un tersebut, termasuk bagaimana cara mereka menangani pandemi Covid-19.

Baca juga: Drakor Bikin Pemimpin Korut Kim Jong Un Murka, Tangkap dan Cukur Rambut Belasan Pria dan Wanita

Baca juga: Corona Bikin Dunia Ketar-ketir Korut Baru Umumkan Kasus Pertama, Langsung Nyatakan Keadaan Darurat

Namun sebuah laporan menyebutkan pasien Covid-19 di Korea Utara dikabarkan ditempatkan pada sebuah 'kamp karantina' dan dibiarkan kelaparan sampai mati, menurut klaim seorang aktivis.

Laporan-laporan selanjutnya yang dilansir dari Daily Mail mengatakan, bahwa orang-orang dengan gejala virus tersebut 'diangkut dari rumah mereka tanpa makanan' dan pihak otoritas meningkatkan jumlah korban Covid-19 yang dibakar.

Baca juga: Janji Donald Trump jika Kembali Menang Pemilu AS, Singgung soal Korut, Intelijen: China Tak Suka

Dalam foto yang diambil pada 5 September 2020 dan dirilis oleh kantor berita Korea Utara KCNA pada 6 September 2020, nampak Kim Jong Un mengunjungi area yang terdampak Topan Maysak di Provinsi Hamgyong Selatan
Dalam foto yang diambil pada 5 September 2020 dan dirilis oleh kantor berita Korea Utara KCNA pada 6 September 2020, nampak Kim Jong Un mengunjungi area yang terdampak Topan Maysak di Provinsi Hamgyong Selatan (AFP/KCNA VIA KNS/STR)

Seorang aktivis Kristen, Tim Peters yang menjalankan solidaritas amal berbasis di Seoul, Korea Selatan mengatakan bahwa Korea Utara mengklaim 'kamp karantina' dibangun di kota-kota dekat perbatasan dengan China.

Baca juga: Janji Donald Trump jika Kembali Menang Pemilu AS, Singgung soal Korut, Intelijen: China Tak Suka

Namun korban yang dibakar di kamp itu seringkali tidak mendapat perawatan medis dengan baik termasuk menderita kelaparan.

Kepada South China Morning Post, aktivis itu mengatakan bahwa pemerintah Korea Utara sama sekali tidak menyediakan makanan maupun obat-obatan kepada mereka yang 'dikebumikan' di sana.

Singkatnya, Peters melaporkan bahwa kematian para korban Covid-19 di kamp karantina itu tak hanya karena wabah namun juga karena kelaparan.

Baca juga: Wanita Baru di Kehidupan Kim Jong Un Seorang Mantan Pemandu Lagu

Baca juga: VIDEO - 9 Bulan Hilang dari Pandangan Publik, Begini Rumor yang Beredar soal Istri Kim Jong Un

LSM Peters mengirim pasokan medis dan lainnya sampai ke Korea Utara itu menggambarkan, situasi Covid-19 di negara itu sangat serius.

Dalam gambar yang dirilis oleh kantor berita Korea Utara (KCNA) pada 8 Juni 2020, nampak Pemimpin Tertinggi Kim Jong Un tersenyum saat dia menghadiri rapat ke-13 Politbiro Partai Buruh
Dalam gambar yang dirilis oleh kantor berita Korea Utara (KCNA) pada 8 Juni 2020, nampak Pemimpin Tertinggi Kim Jong Un tersenyum saat dia menghadiri rapat ke-13 Politbiro Partai Buruh (AFP/KCNA VIA KNS/STR)

Adanya laporan abai terhadap korban Covid-19 dianggap cocok dengan informasi yang diterima dari mereka yang selamat dari kamp-kamp penjara Korea Utara di mana para narapidana hanya 'diberi makan dalam jumlah yang sangat minimum'.

Seorang pendeta bernama David Lee yang bekerja sama dengan pembelot Korea Utara di Seoul mengatakan bahwa virus corona disebut sebagai 'penyakit hantu' sehingga dianggap tidak ada alat uji tepat untuk bisa melacak dan menghentikan penyebaran virus.

Baca juga: Korea Utara Ulang Tahun ke-72, Presiden China Xi Jinping Kirim Ucapan Selamat ke Kim Jong Un

Sementara aktivis HAM lain di Korea Selatan yang enggan menyebut nama mengatakan bahwa pihak berwenang telah banyak membakar jenazah korban Covid-19.

Aktivis itu mengatakan, "Otoritas inspeksi pusat datang dari Pyongyang dan membakar semua mayat. Penduduk sangat cemas."

Pemimpin Korut, Kim Jong Un
Pemimpin Korut, Kim Jong Un (KCNA via Yonhap dan EPA)

Baca juga: Kim Jong Un Eksekusi Mati 5 Pejabatnya Karena Tentang Masalah Kebijakan Ekonomi di Korut

Klaim mengejutkan itu muncul ketika Kim Jung Un menyatakan bahwa negaranya itu 'bebas virus corona' selama pidatonya di parade militer memperingati ulang tahun ke-75 Partai Pekerja Demokrat Korea.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved