TRIBUN WIKI

Asal-usul Nama Kampung Tua Tanjung Uma Batam, Ternyata Berasal dari Bahasa Ini

Ada 37 titik kampung tua yang tersebar di sejumlah wilayah Batam, salah satunya adalah kampung tua Tanjung Uma

tribunbatam/anne maria
TANJUNG UMA - Inilah sejarah nama kampung tua Tanjung Uma. FOTO: Pemudik telantar di Pelabuhan Tanjung Uma karena kapal dilarang berangkat, Kamis (14/6/2018) 

Pendapat lainnya adalah bahwa kata 'uma' berasal dari frasa rumah dalam bahasa Inggris yakni home.

Kata home diucapkan oleh masyarakat dulu sebagai (h) Ome dengan menghilangkan huruf h di bagian depannya.

Baca juga: Sampah Berserak hingga Badan Jalan Raya Tanjung Uma, Warga: Orang Naik Motor Langsung Lempar Sampah

Kata ome berubah menjadi ume, hingga akhirnya tempat ini dikenal menjadi tanjung ume atau tanjung uma.

Pada mulanya, kampung ini dihuni oleh orang-orang Melayu dan Bugis yang berasal dari keluarga raja Riau Lingga.

Sebagian besar masyarakatnya mengandalkan hidup dari melaut serta bercocok tanam, terutama tanaman kelapa.

Dulu, menjual hampir seluruh hasil tangkapan ke Singapura menggunakan sampan sederhana sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Tanjung Uma

Biasanya, mereka berangkat saat pagi hari dan pulang saat sore hari.

Terdapat makam atau kuburan yang diperkirakan telah berusia ratusan tahun di kampung ini.

Makam tersebut terletak persis di area bukit ramai yang dikenal dengan sebutan Bukit Kubur.

Makam ini kerap diziarahi dan jadi tempat bagi warga untuk menggelar acara jejak tanah bagi bayi yang mulai belajar berjalan.

Selain itu terdapat juga makam yang berada di samping Masjid Baitussyakur.

Baca juga: KEBAKARAN DI BATAM - Tak Cuma Harta, Surat Berharga Milik Korban Kebakaran Tanjung Uma Juga Ludes

Hingga kini, tidak ada satu pun warga yang mengetahui pemilik makam tersebut.

Namun, berdasarkan cerita dari turun temurun, orang yang terkubur di situ adalah saudara Habib Nuh yang dimakamkan di sebuah kawasan bernama Tanjung Pagar di Singapura.

Versi lainnya mengatakan bahwa makam tersebut adalah makam Panglima Hitam yang gugur sewaktu berperang melawan Belanda. (TRIBUNBATAM.id/Widi Wahyuningtyas)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved