ROHANI KRISTEN

Sejarah Menarik di Balik Lahirnya Natal yang Selalu Diperingati 25 Desember, Tak Banyak yang Tahu!

Seperti yang diketahui, hari raya Natal selalu diperingati setiap 25 Desember lantaran dipercaya sebagai kelahiran Tuhan Yesus.

lowes.com
Pohon Natal 

TRIBUNBATAM.id, BATAM- Perayaan hari Natal sudah di depan mata.

Tak sampai satu bulan lagi, umat kristen, baik kristen Protestan maupun Katolik akan merayakan hari raya natal.

Natal diidentikan sebagai hari lahirnya Yesus Kristus sang Juruslamat.

Momen yang sangat dinantikan orang kristen inipun biasanya bakal dirayakan dengan meriah.

Berbagai pernak pernik dan kemeriahan perayaan Natal saja sudah mulai terlihat di sejumlah tempat umum.

Bahkan bagi orang kristen pasti sudah mempersiapkan hari Natal sejak jauh-jauh hari.

Seperti yang diketahui, hari raya Natal selalu diperingati setiap 25 Desember lantaran dipercaya sebagai kelahiran Tuhan Yesus.

Namun senyatanya, berdasarkan cerita yang dikutip dari TribunManado.com, Yesus Kristus dikabarkan tidak memiliki referensi tanggal lahir di bulan Desember.

Baca juga: TERAPKAN Protokol Kesehatan, Gereja Paroki Santo Damian Bengkong Batasi Umat Hadiri Perayaan Natal

Baca juga: Kumpulan Ucapan Natal 2020, Cocok untuk Whatsapp, Instagram hingga Facebook

Para ahli sejarah meyakini Tuhan Yesus lahir di musim semi berdasarkan Kitab Lukas.

Hanya saja, tanggal 25 Desember ditetapkan menjadi perayaan natal berdasarkan kepercayaan pagan Romawi.

Selain itu, ada pula yang menghitung dengan asumsi perhitungan tanggal berdasarkan penanggalan saat Yesus disalibkan.

Ya, seiring dengan perkembangan budaya dan manusia kini hari raya Natal kian semarak dilakukan dengan beragam cara.

Baca juga: Jelang Natal 2020, Ini 10 Lagu Natal Terpopuler, Salah Satunya White Christmas

Baca juga: 5 Ide Dekorasi Natal untuk Ruang Keluarga, Ciptakan Suasana Ceria dan Hangat

Jika ditelusuri lebih jauh, Natal rupanya tidak hanya perkara semarak kemegahan dan kemeriahan suka cita saja.

300 tahun pertama umat Kristen, gereja-gereja disebutkan tidak memiliki hari khusus untuk merayakan kelahiran Tuhan Yesus.

Namun sejak tahun 336 sesudah Masehi, 25 Desember menjadi kali pertama dalam almanak Roma dan catatan pemimpin Kristen.

Namun sebenarnya tak hanya 25 Desember saja, kaum ortodoks Rusia dan Yunani dikabarkan merayakan kelahiran Yesus setiap tahun di tanggal 6-7 Januari.

Hal ini dikarenakan, mereka menggunakan kalender Julian ketimbang Gregorian yang sebagian besar digunakan di dunia.

Selain itu, ada beberapa peziarah atau musafir Amerika yang mengikuti jejak Oliver Cromwell (yang mengambil alih Inggris pada tahun 1645) melarang Natal dirayakan demi menyingkirkan tradisi dekaden.

Namun di Inggris, Natal kembali dirayakan lagi setelah monarki dipulihkan pada tahun 1660.

Hanya saja masih belum dijadikan hari libur federal di AS hingga 26 Juni 1870.

Baca juga: Sambut Natal dan Tahun Baru, Harris Resort Barelang Batam Kolaborasikan 2 Chef Andal

Baca juga: Harga Cabai dan Bawang di Karimun Naik Jelang Natal dan Tahun Baru, Harga Cabai Setan Masih Stabil

Selanjutnya, penggambaran suasana kelahiran Yesus dengan tampilan pementasan Yesus lahir di kandang domba dilakukan oleh St Fransiskus Asisi pada tahun 1223.

Ia yang menyiapkan palungan lengkap dengan jerami dan domba di sebuah desa di Italia.

Kemudian mengajak warga untuk melihat dan mengunjungi  pentas itu dan berkotbah tentang Bayi yang lahir di Betlehem.

Adegan kelahiran Yesus ini akhirnya menyebar di seluruh Eropa bahkan dunia.

Lebih lanjut, melansir informasi dari Kompas.com yang dikutip dari History.com, perayaan hari natal selalu memiliki ciri khas yang bisa dibilang cukup familiar yakni adanya pohon cemara.

Baca juga: Harga Cabai dan Bawang di Karimun Naik Jelang Natal dan Tahun Baru, Harga Cabai Setan Masih Stabil

Baca juga: Terapkan Protokol Kesehatan, KSOP Tanjungpinang Batasi Kapasitas Penumpang Jelang Natal & Tahun Baru

Namun tahukah kalian jika pohon natal ini memiliki arti dan simbol yang cukup sakral?

Banyak negara meyakini tanaman hijau menjauhkan menjauhkan penyihir, hantu, roh jahat, dan penyakit.

Itu sebabnya, banyak orang yang menggunakan pohon tersebut pada rumah-rumah mereka sesuai dengan kepercayaan secara turun temurun.

(Grid.id/Novia)

Sumber : Grid.id

Simak berita lainnya di GOOGLE

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved