Ibu Mahfud MD Berumur 90 Tahun Trauma Dengan Teriakan 'Bunuh', Pelaku Tak Sesangar Saat Beraksi

Ibu Mahfud MD Traumua dengan kata Bunuh yang dilontarkan sejumlah orang yang datang ketika menggeruduk rumahnya beberapa waktu lalu.

Editor: Eko Setiawan
Surya.co.id/KOMPAS.COM/TAUFIQURRAHMAN
Rumah Menkopolhukam Mahfud MD di Pamekasan didemo ratusan warga, Selasa (1/12/2020). Ibu Mahfud yang diketahui sudah berumur 90 tahun ketakutan dan trauma. 

Kemudian tim Dirreskrimum Polda dan Polrestabes Pamekasan melakukan penyelidikan dan akhirnya tersangka berhasil ditangkap.

Tersangka Aji Dores digelandang ke Polda Jatim, Sabtu, (5/12/2020).
Tersangka Aji Dores digelandang ke Polda Jatim, Sabtu, (5/12/2020). (SURYA.co.i/Samsul Arifin)

Diketahui, sebuah video yang berdurasi selama 32 detik di medsos instagram massa mendatangi kediaman Menko Polhukam Mahfud MD di Pamekasan Madura pada tanggal 1 Desember kemarin

Rumah tersebut dihuni oleh ibunda Mahfud MD.

Puluhan orang demi rumah ibunda Mahfud MD terekam di video

Sebelumnya, terungkap dalam video puluhan orang melakukan demo di rumah ibunda Mahfud MD yang ada di Kabupaten Pamekasan, Madura.

Dalam video tersebut, massa yang sebagain besar mengenakan sarung itu menggeruduk rumah ibunda Mahfud MD yang ada di Jalan Dirgahayu, Selasa (1/12/2020).

Massa yang demo sambil berteriak-teriak minta Mahfud MD keluar dari rumah.

Mereka yang melakukan demonstrasi mengatasnamakan Umat Islam Pamekasan.

Sebelum mendatangi rumah ibunda Mahfud MD, massa berdemonstrasi di Mapolres Pamekasan.

Setelah mereka membubarkan diri, sebagian massa menuju ke rumah ibunda Mahfud MD.

Koordinator lapangan, Muhammad Saifuddin mengatakan, kedatangan massa ke Polres Pamekasan ingin memberikan pernyataan sikap, bahwa gabungan Umat Islam Pamekasan Madura menolak pemanggilan Habib Rizieq karena adanya ketimpangan ketidakadilan.

Menurutnya, bila dari pihak organisasi umat Islam yang lainnya berkumpul dan melakukan kerumunan tidak ada yang mempermasalahkan, serta mengusik.

Padahal, kata dia, sudah jelas dan nyata berkumpul dan berkerumun.

Sedangkan, saat puluhan ribu massa yang menyambut kedatangan Habib Rizieq di Petamburan, Jakarta, malah banyak pihak yang mempermasalahkan.

"Ya kami dari umat Islam Madura sangat tidak setuju, karena ini sangat jelas ada ketimpangan ketidakadilan," kata Muhammad Saifuddin kepada SURYA.co.id.

Ia juga mengungkapkan, sudah memberikan berkas yang berisi penolakan dari gabungan Umat Islam Pamekasan Madura perihal pemanggilan Habib Rizieq mengenai kasus kerumunan di Petamburan.

Berkas itu diberikan saat melakukan audiensi dengan Polres Pamekasan ketika melakukan demo.

"Jadi kami minta supaya berkas dan pernyataan sikap itu disampaikan ke pusat. Ini cuma aspirasi dari umat Islam, jangan mendiskriminasi ulama terutama Habib Rizieq," tegasnya.

Muhammad Saifuddin juga mengecam, bila tuntutan dari pihaknya tidak dipenuhi, maka kemungkinan akan melakukan demonstrasi kembali.

Hanya saja tinggal tunggu perintah dari ulama.

"Kalau di Madura ini, misal sudah merah, ya merah," ucapnya.

Sementara itu, Kapolres Pamekasan, AKBP Apip Ginanjar mengatakan, kedatangan sejumlah orang yang mengatasnamakan dari Umat Islam Pamekasan Madura ini untuk memberikan aspirasi perihal kasus kerumunan yang terjadi di Petamburan, Jakarta.

Ia menyatakan akan melakukan pengecekan terhadap massa yang sudah melakukan demo tersebut karena dikhawatirkan masih melakukan kerumunan.

Menurut dia, di masa pandemi Covid-19 ini, jangan sampai membuat kerumunan.

"Mereka datang untuk memberikan pernyataan sikap," tutupnya.

Sebelumnya Polisi Periksa Peserta Aksi

Massa yang mengepung kediaman Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD di Pamekasan mengatasnamakan diri sebagai Umat Islam Pamekasan Madura.

Sebelum mengepung rumah Mahfud MD, massa tersebut menggelar aksi di Polres Pamekasan.

Koordinator massa Umat Islam Pamekasan Madura, Saifuddin tak mau bertanggung jawab dengan aksi yang terjadi di rumah Menko Polhukam Mahfud MD.

"Betul mereka yang aksi kemarin saya yang menjadi korlapnya waktu di Polres (Pamekasan). Namun aksi susulan di rumah Mahfud MD itu bukan tanggung jawab saya, karena tanpa koordinasi dengan saya," kata Saifuddin saat dihubungi, Jumat (4/12/2020).

Saifuddin langsung pulang ke rumah setelah menggelar aksi di Polres Pamekasan pada Selasa (1/12/2020). Setelah itu, ia mengaku tak pernah keluar rumah.

Sehingga, aksi susulan setelah demonstrasi di Polres Pamekasan bukan tanggung jawabnya lagi.

Menurutnya, seluruh peserta aksi pulang ke daerah masing-masing setelah demonstrasi di Polres Pamekasan.

Ia menambahkan, aksi di kediaman Mahfud MD merupakan inisiatif massa.

Saifudin juga tak tahu ada dua peserta aksi yang telah diperiksa polisi.

Meski bukan tanggung jawabnya, Saifuddin akan mencari tahu peserta aksi yang telah diperiksa polisi tersebut.

"Meskipun bukan tanggung jawab saya, saya akan cari info siapa dua orang yang sudah diperiksa polisi tersebut," katanya.

Korlap aksi Umat Islam Pamekasan, Saifuddin tidak mau bertanggungjawab atas massa yang mendemo rumah Menko Polhukam Mahfud MD karena massa itu tanpa koordinasi dengan dirinya.
Korlap aksi Umat Islam Pamekasan, Saifuddin tidak mau bertanggungjawab atas massa yang mendemo rumah Menko Polhukam Mahfud MD karena massa itu tanpa koordinasi dengan dirinya.(KOMPAS.COM/TAUFIQURRAHMAN)

Sementara itu, Kapolres Pamekasan AKBP Apip Ginanjar masih bungkam terkait kasus pengepungan kediaman Mahfud MD itu.

Apip tak mau berkomentar meski telah berulang kali dikonfirmasi, seperti lewat telepon dan pesan singkat.

Apip juga tak bersedia memberikan keterangan terkait kasus itu saat ditemui di kantornya.

Sebelumnya, Sebelumnya, massa melakukan demonstrasi di Polres Pamekasan. Mereka meminta polisi tak menangkap Rizieq Shihab.

Dalam perjalan pulang usai unjuk rasa, mereka melanjutkan aksi di depan kediaman Mahfud MD di Pamekasan.

Mereka mengepung dan berteriak di depan rumah yang ditempati ibunda Mahfud MD tersebut.

Massa merasa tersinggung dengan beberapa pernyataan Mahfud MD tentang Rizieq Shihab.

"Isu yang diusung dalam aksi terkait pemanggilan Rizieq Syihab ke Polda Metro Jaya," ujar Kabid Humas Polda Jatim Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko. 

Polisi periksa peserta aksi

Setelah kejadian tersebut, polisi memeriksa dua orang peserta aksi demonstrasi di depan kediaman Mahfud MD.

Keduanya diperiksa di Mapolres Pamekasan.

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui motif dan peran mereka.

Polres Pamekasan juga mendalami dugaan persekusi dalam demontrasi itu

"Dua orang sedang kami periksa dan kami dalami perannya dalam aksi kemarin," kata  Trunoyudo Wisnu Andiko, Rabu (2/12/2020).

Rumah Mahfud dijaga puluhan aparat keamanan, ibunda batal mengungsi

Anggota Polres Pamekasan menjaga rumah Mahfud MD di Jl. Dirgahayu Kelurahan Bugih, setelah diunjuk rasa ratusan massa, Selasa (1/12/2020).(KOMPAS.COM/TAUFIQURRAHMAN)

Menyusul aksi massa tersebut, rumah Mahfud MD di Pamekasan kini dijaga oleh 30 personel.

Jumlah itu meningkat setelah sebelumnya rumah yang ditinggali ibunda Mahfud MD itu hanya dijaga tiga personel.

Para personel adalah aparat keamanan yang terdiri dari TNI dan Polri.

Penjagaan dilakukan untuk memberikan jaminan keamanan supaya kejadian tersebut tak kembali terulang.

Adanya jaminan keamanan tersebut membuat ibunda Mahfud MD, Khadijah batal diungsikan.

Khadijah sebelumnya akan diungsikan ke tempat anak-anaknya yang lain setelah Mahfud MD menelepon.

Ibunda Mahfud mengalami trauma usai didemo oleh massa.

Namun hal tersebut batal dilakukan lantaran Khadijah sudah berusia 90 tahun, rentan sakit dan ditakutkan tak kerasan di tempat tinggal yang baru.

"Kami khawatir setelah diungsikan ke rumah lain, dalam waktu singkat Bunda Khadijah minta kembali lagi ke rumah asalnya," kata keponakan Mahfud MD, Syaiful Hidayat.

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Awalnya Garang, Setelah Ditangkap Langsung Tertunduk Lesu, Pelaku Teriak Bunuh di Rumah Mahfud MD

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved