6 Laskar FPI Tewas Ditembak Polisi, Refly Harun Soroti Kejanggalan Perbedaan Versi: Ada 24 Tembakan!

Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun mempertanyakan dua versi yang beredar terkait penembakan 6 laskar Front Pembela Islam (FPI) oleh polisi

Capture YouTube Refly Harun
6 Laskar FPI Tewas Ditembak Polisi, Refly Harun Soroti Kejanggalan Perbedaan Versi: Ada 24 Tembakan! 

TRIBUNBATAM.id - 6 Laskar FPI Tewas Ditembak Polisi, Refly Harun Soroti Kejanggalan Perbedaan Versi: Ada 24 Tembakan!

Tewasnya 6 simpasisan FPI ditembak polisi saat mengawal Rizieq Shihab, masih jadi perhatian sebagian publik Tanah Air.

Keenam simpatisan pimpinan FPI itu tewas ditembak polisi, setelah diduga mengancam aparat dengan senjata api dan senjata tajam pada Senin (7/12/2020) lalu.

Polisi kemudian menyebut tindakan tegas terukur itu sebagai pembelaan diri karena mendapat ancaman.

Namun, Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun mempertanyakan dua versi yang beredar terkait penembakan 6 laskar Front Pembela Islam (FPI) tersebut.

Refly Harun
Refly Harun (kompas)

Hal itu ia sampaikan dalam tayangan di kanal YouTube Refly Harun, Senin (14/12/2020).

Refly menilai ada kejanggalan dalam kedua versi yang beredar, baik dari pihak FPI maupun polisi.

Baca juga: Aiman Kompas TV: Penembakan Anggota Laskar FPI Versi Polisi vs Versi FPI, Temuan Lapangan Malam Ini

Baca juga: Hasil Rekonstruksi Penembakan 6 Laskar FPI, Tembakan Peringatan Polisi Dibalas Tiga Kali Tembakan

Baca juga: Detik-detik Penangkapan 4 Anggota FPI yang Ancam Membunuh Menko Polhukam Mahfud MD

"Persoalan sesungguhnya mengenai fenomena aneh, fenomena janggal terhadap tewasnya enam laskar FPI," singgung Refly Harun.

Aparat kepolisian Polres Garut, melakukan penjagaan aksi massa yang memprotes kematian enam anggota FPI dan menolak pemidanaan Habib Riziq Sihab di Mapolres Garut, Senin (14/12/2020)
Aparat kepolisian Polres Garut, melakukan penjagaan aksi massa yang memprotes kematian enam anggota FPI dan menolak pemidanaan Habib Riziq Sihab di Mapolres Garut, Senin (14/12/2020) (Kompas.com)

Ia mengungkap ada versi yang menyebutkan ditemukan lebih dari satu luka akibat peluru.

Menurut dia, versi ini didapat berhasil autopsi para korban penembakan.

Jika versi tersebut benar, Refly menyimpulkan setidaknya polisi meletuskan 24 tembakan.

Baca juga: Insiden 6 Anggota FPI Tewas Ditembak Polisi, Jokowi: Aparat Tak Boleh Mundur, tapi Wajib Ikuti Hukum

Baca juga: Polisi Gelar Rekontruksi Tewasnya 6 Anggota FPI, Kegiatan Terbuka dan Dihadiri Komnas HAM

"Banyak sekali yang beredar versinya, salah satunya adalah ketika tubuh laskar tersebut ditandai dengan lubang-lubang peluru yang lebih dari satu," papar Refly.

"Ada yang mengatakan empat.

Makanya saya katakan, kalau empat dan ada enam korban, empat kali enam, 24 tembakan," jelas pakar hukum tersebut.

Di sisi lain polisi menyebut aparat yang bertugas saat itu diancam menggunakan senjata api dan senjata tajam.

Empat anggota FPI Pasuruan ditangkap Ditreskrimsus Polda Jatim
Empat anggota FPI Pasuruan ditangkap Ditreskrimsus Polda Jatim (KOMPAS.COM/ACHMAD FAIZAL)

Pihak FPI kemudian membantah telah membekali para simpatisannya dengan senjata, bahkan senjata api.

"Sementara versi polisi mengatakan sudah dilepaskan tiga tembakan dari laskar FPI, yang dibantah oleh Sekjen FPI Munarman bahwa tidak benar mereka memiliki senjata api," singgung Refly.

Menurut dia, kedua versi perlu dibuktikan kebenarannya masing-masing.

Ia mendorong dibentuk tim independen untuk menyelidiki insiden tersebut.

Baca juga: Rizieq Shihab Datangi Polda Metro Jaya Pasca Jadi Tersangka, Akankah Pimpinan FPI Ditahan?

Diketahui Komnas HAM turut terlibat dalam penyelidikan kasus penembakan laskar FPI.

Refly berharap lembaga ini dapat bersikap independen untuk mengusut kasus tersebut.

"Kedua versi inilah yang sebenarnya dibutuhkan rekonsiliasi, dibutuhkan pengujian mana versi yang bisa dipercaya dengan pembentukan tim independen," jelas Refly.

"Memang ada Komnas HAM, tapi mudah-mudahan Komnas HAM bisa bekerja secara independen," tambahnya.

Baca juga: Sosok di Foto Viral Jenazah Laskar FPI Tersenyum Ternyata Masih Hidup, Ungkap Fakta Sebenarnya

Suasana di Petamburan, Jakarta Pusat, jelang kedatangan 6 jenazah laskar FPI, Selasa (8/12/2020) malam.
Suasana di Petamburan, Jakarta Pusat, jelang kedatangan 6 jenazah laskar FPI, Selasa (8/12/2020) malam. (Tribunnews.com/ Reza Deni)

Rapat dengan Komisi III DPR

Wakil Komisi III DPR Desmond J Mahesa mempertanyakan maksud keberadaan organisasi masyarakat (ormas) laskar Front Pembela Islam (FPI).

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam rapat dengar pendapat umum yang disiarkan kanal YouTube DPR RI, Kamis (10/12/2020).

Diketahui sebelumnya enam laskar FPI yang sedang mengawal Habib Rizieq Shihab tewas dalam insiden penembakan di Tol Jakarta-Cikampek KM 50 Senin (7/12/2020) dini hari.

Baca juga: Bareskrim Bocorkan Asal Senjata FPI, Sebut Temukan di Tangan Laskar FPI yang Tewas Ditembak

Terungkap kemudian penembak adalah anggota polisi yang membela diri karena diancam laskar FPI tersebut menggunakan senjata api dan senjata tajam.

Pihak keluarga kemudian menjelaskan keberadaan laskar FPI saat itu memang khusus mengawal Habib Rizieq menuju sebuah acara pengajian.

Desmond lalu menyoroti penggunaan kata 'laskar' yang terkesan mengacu pada istilah tentara.

Kabareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo menggelar konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Kamis (10/12/2020), terkait perkembangan penyidikan kasus penembaka 6 Laskar FPI.
Kabareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo menggelar konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Kamis (10/12/2020), terkait perkembangan penyidikan kasus penembaka 6 Laskar FPI. (WARTA KOTA/BUDI SAM LAW MALAU)

"Saya juga ingatkan, kalau ini laskar 'kan tentara.

Jadi bingung juga saya," kata Desmond J Mahesa.

"Laskar ini tentara, untuk perang juga.

Perang sama siapa?

Saya jadi bingung," lanjutnya.

Desmond menilai penggunaan istilah semacam itu dapat ditafsirkan berbahaya karena mengancam persatuan bangsa.

Ia menyinggung penggunaan istilah laskar dengan tujuan mendirikan negara baru adalah menentang konstitusi.

Baca juga: FPI Jelaskan Masalah Anggota Laskar FPI yang Hendak Tabrak Mobil Penguntit

"Saya sebagai pimpinan Komisi III melihat hal-hal kayak gini, negara ini jadi kayak dalam keadaan perang semua.

Kalau sudah laskar-laskaran, sama saja zaman kita laskar prarevolusi," tegasnya.

"Kakek saya juga komandan laskar, tapi tujuannya kemerdekaan.

Laskar sekarang tujuannya apa?

Mau mendirikan negara?

Itu melawan konstitusi," kata Desmond.

Baca juga: Kuasa Hukum Front Pembela Islam: Ada Luka Tak Wajar di Tubuh Jasad 6 Laskar FPI

Desmond meminta lebih berhati-hati menggunakan kata-kata yang dapat memicu konflik bangsa.

Ia menambahkan, dirinya yakin Habib Rizieq bukan berarti hendak membuat negara baru.

Jenazah keenam dari laskar FPI meninggalkan RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (8/12/2020).
Jenazah keenam dari laskar FPI meninggalkan RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (8/12/2020). (Nur Indah Farrah Audina/Tribun Jakarta)

"Jangan sampai Indonesia yang sudah damai di tengah problemnya yang sudah banyak kok berantem sama kita, memang kita mau bubarkan negara ini?" tanya Desmond.

"Yang saya pahami, Habib tidak membubarkan agama.

Jadi kita hati-hati sebagai anak bangsa jangan sampai kesannya mau perang-perangan, kita juga yang jadi lucu," tandasnya.

Baca juga: Komisi III DPR Rapat Dengan Keluarga Laskar FPI yang Ditembak, Tanya Keberdaan Habib Rizieq

Baca juga: Laskar FPI Pengawal Habib Rizieq Shihab yang Ditembak Kerap Bantu Ibu Jualan di Pasar

Baca juga: Tidak Seperti Habib Rizieq, 3 Tersangka Kerumunan ini Tidak Ditahan, Polisi Beberkan Ancaman Hukuman

.

.

.

Baca berita menarik lain di Google

Artikel ini telah tayang di TribunWow dengan judul Refly Harun Soroti Kejanggalan Beda Versi Polisi dan FPI soal Penembakan Laskar: Ada 24 Tembakan

(TribunWow.com/Brigitta)

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved