Kisah Perjuangan Hideko Untuk Keadilan Adiknya Iwao Hakamada yang Divonis Mati Sejak Tahun 1968

Divonis dengan hukuman mati tahun 1968, berbagai upaya dilakukan Hideko Hakamada untuk meninjau kembali hukuman terhadap sang adik

Penulis: Mairi Nandarson | Editor: Mairi Nandarson
screenshot website cnn.com
Iwao Hakamada saat berada di rumahnya di Hamamatsu, Shizuoka, pada 2 Desember 2019. Ia dibebaskan dari penjara tahun 2014 karena faktor usia tetapi tetap dengan status terpidana mati. 

"Ada kalanya dia tidak mengenali saya sebagai saudara perempuannya lagi," katanya seperti dikutip dari laporan Japan Today pada 6 Desember 2019 lalu.

"'Kau palsu,' katanya padaku. 'Wanita tua Meksiko.' Wajar jika pikirannya layu. Dia menghabiskan 48 tahun di penjara. "

Selain Hakamada, kasus-kasus terkenal lainnya dari beberapa dekade lalu yang kemudian dibatalkan pengadilan yang lebih tinggi termasuk Insiden Sachiura (1948), Insiden Futamata (1950) dan Insiden Kojima (1950).

Hakamada dianggap sebagai tersangka utama karena bias polisi terhadap orang-orang yang terlibat.

Dia juga tidak dapat memberikan alibi yang meyakinkan tentang saat pembunuhan.

Bukti yang dihasilkan polisi, lima potong pakaian yang tidak sesuai dengan terdakwa, namun cukup meyakinkan bagi pengadilan untuk menjatuhkan hukuman mati, dan pada tahun 1980 Mahkamah Agung menolak persidangan ulang, menyiapkan panggung untuk eksekusi.

Selama ini, Hideko Hakamada terus mendukung sang adik secara vokal.

"Pada 2014, Iwao akhirnya dibebaskan setelah 48 tahun ditahan," tuturnya.

"Pengadilan Distrik Shizuoka mengeluarkan perintah untuk menghentikan persidangan ulang atau melanjutkan eksekusinya."

"Namun keputusan itu diajukan banding dan tahun lalu (2018), Pengadilan Tinggi Shizuoka membatalkan keputusan tersebut, yang berarti kami menuju ke Mahkamah Agung lagi. Ini telah berlangsung selama 53 tahun sekarang."

"Sayangnya, ibu kami, yang telah mendukungnya, meninggal pada tahun 1974, dan saat itulah saya memutuskan untuk melanjutkan perjuangannya."

Seorang pegawai negeri dan janda, Hideko mengunjungi saudara laki-lakinya setiap bulan dan sampai hari ini mengatakan dia tidak pernah mengambil liburan jalan-jalan.

"Saya tidak punya alasan untuk bersenang-senang selama Iwao berjuang untuk hidupnya," jelasnya.

"Bahkan sekarang, di usia 86 tahun saya berolahraga selama 30 menit sehari."

"Selama dia membutuhkan bantuan saya, saya harus menjaga kondisi fisik saya."

Halaman
1234
Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved