Cerita dari Sumur Tua, Pengangkat Jasad 7 Pahlawan Revolusi Ungkap Kesaksian saat Ambil Jenazah

Dari 100 meter bau busuk mayat sudah tercium oleh dua pengangkat jenazah pahlawan revolusi

|
Kolase Foto: indocropcircles.wordpress.com/tribunnews/bartzap.com/net via TribunManado.co.id
(Ilustrasi) Kesaksian Eks Personel KKO AL Pengangkat Jenazah Korban G30S di Sumur Lubang Buaya, Jasad Jenderal Ahmad Yani Paling Mengenaskan 

TRIBUNBATAM.id - Berawal dari sumur tua, lubang buaya, tempat di mana jenazah para pahlawan revolusi dikubur ditemukan pada bulan Oktober 1965.

Saat sumur tua itu ditemukan, suasananya sangat sepi jika dibandingkan sekarang.

Kawasan sumur tua itu berada di lingkungan yang dikelilingi pepohonan dan jauh dari pemukiman penduduk.

Di  sumur itu, jenazah para jenderal pahlawan revolusi di buang di dalamnya. 

Mengutip buku Terbitan Kompas 'Menyingkap Dua Hari Tergelap di Tahun 1965: Melihat Peristiwa G30 dari Perspektif Lain' karya James Luhulima (Terbit 2006), jenazah para jenderal Angkatan darat dikeluarkan dari dalam sebuah sumur tua di Desa Lubang Buaya pada tanggal 4 Otober 1965 siang.

Sampai kini masih samar-samar, siapa otak pelaku pembunuhan 7 jenderal senior TNI Angkatan Darat tersebut.

Wacana yang berkembang luas, orang-orang PKI ada di balik pembunuhan tersebut.

Terlepas dari kontroversi siapa di baliknya, pembunuhan tersebut melukai rasa kemanusiaan dan termasuk perbuatan paling biadab sepanjang sejarah. 

Mengutip Akun Youtube MTA TV, Senin (30/9/2019) lalu dalam tayangan video tersebut mewawancarai Pelda (Purn) Sugimin dan Pelda (Purn) Evert Julius Ven Kandou.

Keduanya adalah tentara yang diberikan tugas oleh Komandan KKO AL saat itu Mayjen Hartono untuk mengangkat jenazah korban G30S di Lubang Buaya, Kompleks Halim.

Sugimin dan Ven Kandou termasuk dari 12 orang yang jadi saksi hidup melihat kekejaman apa yang dilakukan terhadap tujuh perwira TNI AD.

Awal keduanya ditugasi saat itu 3 Oktober 1965 sore hari, seorang personel Kostrad bernama Kapten Sukendar mendatangi Pusat Kormar untuk menemui perwira dinas disana.

Tujuan Kapten Sukendar ialah meminta bantuan personel KKO AL untuk mengangkat jenazah para perwira TNI AD atas mandat dari Pangkostrad Mayjen Soeharto.

Lantas Sugimin dan Kandou bersama rekan-rekan naik truk menuju Lubang Buaya.

 
Jasad Brigjen Soetojo Siswomiharjo sesaat setelah diangkat dari sumur di Lubang Buaya, 4 Oktober 1965

Sesampainya di Lubang Buaya, Sugimin dan Ven Kandou mengetahui secara jelas tugas apa yang bakal mereka lakukan.

Halaman
1234
Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved