Cerita dari Sumur Tua, Pengangkat Jasad 7 Pahlawan Revolusi Ungkap Kesaksian saat Ambil Jenazah
Dari 100 meter bau busuk mayat sudah tercium oleh dua pengangkat jenazah pahlawan revolusi
Lalu, mengapa Soeharto tak diculik Gerakan 30 September / G30S dan dibunuh seperti nasib Tendean, MT Haryono, Letjen Soeprapto dan DI Panjaitan?
Teka-teki sejarah itu akhirnya terjawab ....
Seperti yang kita ketahui bersama, peristiwa Gerakan 30 September (G30S) masih menyimpan teka-teki.
Teka-teki itu salah satunya menyangkut peran Presiden ke-2 RI, Soeharto.
Dari berbagai teori tentang dalang G30S, ada satu yang meyakini Soeharto-lah yang sebenarnya berada di balik peristiwa G30S dan pembantaian ratusan ribu orang yang menyusulnya.
Teori ini didukung sebuah pertanyaan sederhana: Mengapa Soeharto tidak ikut diculik dan dibunuh oleh PKI seperti jenderal-jenderal lainnya?
Sebelum menjawab pertanyaan itu, perlu dipahami dulu keadaan politik yang melatarbelakangi peristiwa G30S.
Kenapa G30S terjadi?
Selama puluhan tahun, pemerintah Orde Baru dan sekolah mengajarkan peristiwa G30S adalah ulah Partai Komunis Indonesia (PKI).
Faktanya, penculikan dan pembunuhan para jenderal pada 1 Oktober 1965 tak bisa dilihat sebagai kesalahan tunggal PKI.
Peristiwa G30S dipicu dari kabar burung yang mengatakan adanya sekelompok jenderal atau Dewan Jenderal yang hendak mengudeta Presiden Sukarno.
Peter Kasenda dalam Kematian DN Aidit dan Kejatuhan PKI (2016) menulis, PKI mendapat informasi ini dari rekan mereka di militer yang merupakan simpatisan PKI.
Militer saat itu terbelah menjadi beberapa faksi yang saling memperebutkan pengaruh dan kekuasaan.
Ada sebagian kecil yang simpati terhadap PKI. PKI adalah salah satu partai penguasa saat itu.
Kader-kadernya menduduki kursi dewan dan kursi pejabat.