Kisah Keluarga Tanpa Sidik Jari, Dulu Sang Kakek Tak Ada Masalah, Kini Kesulitan Bikin SIM & Paspor

Amal sarker dan anak-anaknya di Rahshahi, Bangladesh terlahir tanpa sidik jari, kondisi ini sudah diketahui sejak sang kakek

Penulis: Mairi Nandarson | Editor: Mairi Nandarson
foto dokumen keluarga via bbc.com
Amal Sarker dan anaknya Apu Sarker menunjukkan jari-jari tanpa sidik jari, selain mereka, anggota keluarga lain juga tanpa sidik jari, kecuali sang ibu. 

RAJSHAHI, TRIBUNBATAM.id - Sidik jari kini adalah bagian penting dari tubuh yang digunakan sebagai identitas seseorang.

Setiap orang memiliki sidik jari yang berbeda sehingga bisa menjadi alat pengenal yang alami.

Namun, ternyata tidak semua orang memiliki sidik jari.

Satu dari sedikit orang di dunia yang tidak memiliki sidik jari adalah satu keluarga di Rahshahi, Bangladesh.

Dikutip dari laporan BBC, Apu Sarker menunjukkan telapak tangannya dalam sebuah wawancara video call dari rumahnya di Bangladesh.

Baca juga: Kabar Kota Wuhan Setelah 1 Tahun Pandemi Virus Corona, Restoran Normal, Banyak Promo Wisata

Baca juga: Arsenal Menang, Mikel Arteta: Apakah Kami Bisa Ulangi Hasil Ini Tiap 3 Hari? Lihat Pekan Depan

Apu Sarker, anak dari keluarga tanpa sidik jari di Bangladesh
Apu Sarker, anak dari keluarga tanpa sidik jari di Bangladesh (foto dokumen keluarga via bbc.com)

Awalnya tidak ada yang tampak aneh, tetapi saat dilihat lebih dekat, bisa terlihat permukaan halus dari ujung jarinya.

Apu, 22 tahun, tinggal bersama keluarganya di sebuah desa di distrik utara Rajshahi.

Dia bekerja sebagai asisten medis sampai saat ini. Ayahnya dan kakeknya adalah petani.

Laki-laki dalam keluarga Apu tampaknya berbagi mutasi genetik yang sangat langka sehingga diperkirakan hanya memengaruhi segelintir keluarga di dunia: mereka tidak memiliki sidik jari.

Pada zaman kakek Apu, tidak memiliki sidik jari bukanlah masalah besar.

"Menurutku dia tidak pernah menganggapnya sebagai masalah," kata Apu.

Namun selama beberapa dekade, lekukan kecil yang berputar di sekitar ujung jari kita - dikenal sebagai dermatoglyph - telah menjadi data biometrik yang paling banyak dikumpulkan di dunia.

"Kami menggunakannya untuk segala hal mulai dari melewati bandara hingga memilih dan membuka ponsel cerdas kami," katanya.

Baca juga: Chelsea Kalah, Frank Lampard: Timo Werner Tidak Memberikan Apa-apa, Dia Harus Cepat Beradaptasi

Baca juga: Hasil Liga Inggris Man City vs Newcastle, Ilkay Gundogan & Ferran Torres Cetak Gol, Man City Menang

Amal Sarker dan anaknya Apu Sarker menunjukkan tangan tanpa sidik jari
Amal Sarker dan anaknya Apu Sarker menunjukkan tangan tanpa sidik jari (foto dokumen keluarga via bbc.com)

Pada tahun 2008, ketika Apu masih kecil, Bangladesh memperkenalkan kartu ID Nasional untuk semua orang dewasa, dan database membutuhkan cap jempol.

Petugas yang mendata sempat bingung tidak tahu bagaimana cara mengeluarkan kartu untuk ayah Apu, Amal Sarker.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved