INILAH Penyebab Hujan Tak Berhenti 2 Hari di Batam Kepri, Buat Awan Hujan Bertambah

BMKG mengungkapkan jika kondisi cuaca tersebut terjadi disebabkan adanya pola siklonik dan daerah konvergensi (pertemuan massa udara) di wilayah utara

pixabay.com
Inilah Penyebab Hujan Tak Berhenti 2 Hari di Batam Kepri, Buat Awan Hujan Bertambah 

TRIBUNBATAM.id - Inilah Penyebab Hujan Tak Berhenti 2 Hari di Batam Kepri, Buat Awan Hujan Bertambah.

Tahun Baru 2021 untuk masyarakat Batam, Kepri akhirnya lebih banyak dihabiskan di rumah.

Sejak Jumat (1/1/2021) hingga Sabtu (2/1/2021), Kota Batam dan sejumlah wilayah lain Kepulauan Riau (Kepri) dilanda hujan deras tanpa henti.

Di beberapa kawasan, hujan yang tak henti turun menyebabkan air mulai meluber ke jalanan dan rumah warga.

BMKG meminta warga waspada dan sebelumnya sudah memprediksi kondisi cuaca Kepri, khususnya di Batam.

"Gelombang tinggi dan angin kencang di wilayah perairan Timur Bintan, perairan Lingga, perairan Utara Bangka dan perairan Natuna dan Anambas," ujar Forecaster on duty BMKG Batam, Riza Juniarti dalam keterangan yang diterima TRIBUNBATAM.id, Jumat (1/1/2021).

Baca juga: BATAM 2 Hari Hujan Sejak Tahun Baru hingga Sabtu 2 Januari 2021, Ini Imbauan BMKG

Baca juga: Batam Diguyur Hujan Nyaris 24 Jam Tanpa Henti, BMKG Minta Warga Waspada Angin Kencang dan Gelombang

Baca juga: Cuaca Batam Kepri Sabtu 2 Januari 2021: Lebih Baik di Rumah, Turun Hujan & Anging Kencang

Data yang diterima tinggi gelombang untuk wilayah perairan Batam dan Karimun diprediksi mencapai 1 meter.

Ilustrasi  hujan
Ilustrasi hujan (IST)

Sementara untuk perairan Bintan/Tanjungpinang mencapai 2,5 meter, perairan Lingga 2 meter.

Adapun kecepatan arus permukaan laut mulai dari 5 sampai 80 centimeter per detik.

Tidak hanya peringatan terhadap gelombang tinggi, BMKG juga meminta waspada terhadap potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang.

"Sedangkan perairan Natuna dan Anambas mencapai 5 meter.

Baca juga: Hujan Ringan Diprediksi Bakal Turun saat Natal, BMKG Ingatkan Potensi Gelombang Tinggi

Baca juga: Viral Istri dan Anak Diturunkan Paksa Suami dari Mobil hingga Jalan Kaki di Tol Saat Hujan Lebat

Waspada juga akan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang di wilayah Kepri terjadi pada pagi, siang dan dini hari," tambahnya.

Ini penyebab hujan tak berhenti di Batam

BMKG mengungkapkan jika kondisi cuaca tersebut terjadi disebabkan adanya pola siklonik dan daerah konvergensi (pertemuan massa udara) di wilayah utara Kepri.

"Menyebabkan bertambahnya peluang pembentukan awan-awan hujan.

Secara umum kondisi cuaca esok hari ini diperkirakan berawan dan berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang yang dapat disertai petir dan angin kencang," jelasnya.

BERGEMING - Dua santri dari Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri dengan masker di mulut, bergeming di bawah rintik hujan saat Upacara Hari Santri Nasional di Kantor Bupati Bintan, Kamis (22/10/2020) lalu.
BERGEMING - Dua santri dari Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri dengan masker di mulut, bergeming di bawah rintik hujan saat Upacara Hari Santri Nasional di Kantor Bupati Bintan, Kamis (22/10/2020) lalu. (TRIBUNBATAM.ID/ISTIMEWA)

Merujuk Wikipedia, Siklon adalah wilayah beratmosfer bertekanan rendah, bercirikan pusaran angin yang berputar berlawanan arah jarum jam di bumi belahan utara dan searah jarum jam di bumi belahan selatan.

Siklon berasal dari angin yang bisa menyebabkan tornado atau angin puting beliung serta penyebab yang berasal dari angin lainnya.

Masih dari Wikipedia, jika melihat dari luar angkasa Siklon seperti putaran besar berwarna putih keabu-abuan.

Baca juga: Waspada Cuaca Ekstrem di Karimun, Gelombang Tinggi hingga Longsor, Ini Kata BMKG

Baca juga: Dipicu Cuaca Ekstrem, 2.000 Hektar Hutan di Pasadena Amerika Serikat Terbakar Habis

Siklon dapat dibedakan beberapa jenis tergantung alamnya.

Indonesia yang bersuhu tropis Siklon bernama Siklon Tropis dan ada juga Siklon Subtropis.

Menurut klimatologisnya, Siklon Tropis tak pernah melewati ekuator, yang berarti wilayah Indonesia yang terletak di sekitar garis khatulistiwa termasuk wilayah yang tidak akan dilalui oleh lintasan Siklon di Indonesia.

Secara umum Indonesia mendapat pengaruh tidak langsung dari Siklon Tropis ini, terutama yang terbentuk di sekitar Pasifik Barat Laut Samudra Hindia Tenggara dan di sekitar Australia akan memengaruhi pembentukan pola cuaca di Indonesia.

Baca juga: Wanita Tewas Membeku di Kamar Karena Perubahan Cuaca Ekstrem, Sempat Tidur Pakai Kipas Angin

Ilustrasi cuaca ekstrem
Ilustrasi cuaca ekstrem (PEXELS.COM/Loonie Loveloonies)

Rusak rumah warga

Di awal tahun 2021, puluhan rumah warga di pesisir pantai Lingga Kepri terendam air laut setelah air laut pasang disertai angin kencang, Jumat (1/1/2021).

Bahkan, sebuah rumah milik M Sugi, warga Dusun 2 Busung terseret hingga masuk laut setelah sebelumnya dihantam ombak dan roboh.

Baca juga: Prakiraan Cuaca Kepri Besok Hujan Deras Disertai Angin Kencang dan Petir

Helmi, tokoh masyarakat Mensanak mengatakan, kejadian rumah roboh akibat disapu ombak laut terjadi sekira pukul 09.00 WIB.

Saat itu air laut sedang pasang tinggi, ditambah lagi kencangnya angin disertai hujan deras.

"Mungkin kondisi rumah sudah tidak kuat lagi tiangnya makanya roboh," kata Helmi saat dihubungi.

Helmi berharap, warga yang tertimpa musibah segera mendapatkan perhatian pemerintah.

"Kalau bisa pemerintah segera turun ke sini. Kasihankan korban dan keluarganya," tuturnya.

Warga Tarempa Siaga 1. Hujan lebat menyebabkan beberapa lokasi tergenang air hingga menyebabkan banjir di Anambas, Minggu (20/12/2020).
Warga Tarempa Siaga 1. Hujan lebat menyebabkan beberapa lokasi tergenang air hingga menyebabkan banjir di Anambas, Minggu (20/12/2020). (TribunBatam.id/Istimewa)

Sebelumnya diberitakan, memasuki awal Tahun Baru 2021, hujan deras disertai angin kencang dan air laut naik terjadi di wilayah Kabupaten Lingga.

Salah satunya di Desa Duara, Kecamatan Lingga Utara. Akibat hujan deras, dilaporkan satu pohon tumbang di daerah itu.

Hal ini disampaikan Kepala Desa (Kades) Duara, Azhar.

"Benar sekitar pukul 10.00 WIB tadi ada pohon tumbang," ujarnya, Jumat (1/1/2020).

Pohon tumbang itu sempat mengganggu lalu lintas di sebagian ruas jalan ke rumah warga.

"Syukurlah tidak ada korban jiwa.

Hanya sedikit bagian ranting dahan yang menimpa teras rumah warga.

Sehingga timbul kerusakan kecil di bagian teras rumah," terang Azhar.

Baca juga: 6 Cara Cegah Penyakit DBD Saat Musim Hujan, Coba Pasang Ini di Sekitar Rumah

Ia melanjutkan, pohon besar yang dekat dengan rumah warga tersebut tumbang akibat hujan deras ditambah lagi angin kencang.

Baca juga: 4 Hal yang Harus Dilakukan Setelah Kehujanan, Agar Tubuh Tidak Gampang Sakit

"Saya selaku Pemerintah Desa Duara mengimbau kepada warga, terkhususnya warga Desa Duara untuk lebih berhati-hati dan waspada terkait datangnya musim penghujan kali ini.

Apalagi di musim awal tahun, air laut naik semakin tinggi," imbau Azhar.

Diketahui, hujan deras disertai air pasang semakin tinggi tak hanya terjadi di Desa Duara saja.

Dari pantauan TRIBUNBATAM.id, di wilayah lain seperti Desa Sungai Buluh, Singkep Barat, hujan disertai air laut naik meredam sejumlah rumah warga, tepatnya di Kampung Suak Rasau.

Pasca diguyur hujan sebentar, jalan Tiban I Simpang Tiban Center, Sekupang, Senin (27/7/2020) siang banjir.
Pasca diguyur hujan sebentar, jalan Tiban I Simpang Tiban Center, Sekupang, Senin (27/7/2020) siang banjir. (TRIBUNBATAM.id/BERES LUMBANTOBING)

Sebuah pohon mangga dilaporkan tumbang, sekira pukul 13.40 WIB.

"Kami kaget ada bunyi bising, rupanya pohon tumbang di depan rumah," kata Usup, warga Kampung Suak Rasau.

Syukurnya insiden pohon tumbang ini tidak memakan korban atau pun merusak warga. Namun terlihat pohon mengenai kabel rumah warga, dan pipa air.

"Ini air laut naiknya paling tinggi.

Dulu tak pernah seperti ini naiknya," kata beberapa warga yang mengobrol.

Baca juga: Bukan dengan Garam, Begini Cara Jitu Cegah Ular Masuk Rumah Saat Musim Hujan

Namun begitu, tampak beberapa warga tidak mempersalahkan hal tersebut, karena air laut naik jadi fenomena musiman saat akhir tahun maupun masuk awal tahun.

Hingga saat ini beberapa warga Kampung Suak Rasau itu terlihat membicarakan fenomena itu.

Selain itu, juga tampak anak-anak berenang dan main hujan saat itu. Saat ini ketinggian air mencapai lutut orang dewasa, dan di sudut lainnya juga mencapai pinggang.

.

.

.

Baca berita menarik TRIBUNKBATAM.id lainnya di Google

(TRIBUNBATAM.ID/Endra Kaputra/Hening Sekar Utami)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved