BERITA POPULER
Berita Populer, KISAH Mei, 8 Tahun Dibui Karena Narkoba, Suami Meninggal, 8 Anaknya Terlantar
Kisah Mei warga binaan Lapas Perempuan dan Anak Batam menjadi Berita Populer TribunBatam.id, Senin (4/1/2021). Seperti apa kisahnya?
Saat itu, Mei ditangkap di Bandara udara Hang Nadim, Batam pada tahun 2017 lalu saat akan menyelundupkan sabu-sabu menuju kota Surabaya waktu itu.
Perjalanan Mei, cukup panjang.
Namun, ia ditangkap dan diamankan petugas gabungan kepolisian dan beacukai bandara udara Hang Nadim.
Hanya saja, Mei tampak tak ingin mengulas kisah kelam yang ia lalui.
"Sudahlah bang, biarlah itu tersimpan dalam hayat sanubari dan perjalanan hidupku. Mengingatnya hanya memunculkan penyesalan," kisah Mei bercerita.

Mei melakukan pekerjaan menyelundupkan sabu kala itu, bukan tanpa alasan. Pasalnya ia diberi upah dan penghasilan yang cukup besar.
"Semua itu hanya karena dorongan kebutuhan ekonomi dan awal langkah hidup yang salah. Memang, saya dulu nganggur namun tidak seharusnya mau ditawari kerja membawa sabu," ungkap Mei sedih.
Mei hanya duduk terdiam di atas kursi plastik berwarna biru di sela kegiatan bhakti sosial pramuka di depan pintu ruang tahanan belum lama ini.
Sederet cerita bak beribu kisah, bagi ibu dari 8 orang anak ini, kini hanya berjuang sehari hari melewati sisa masa hukuman dibalik tahanan.
Ia bahkan tak bisa berbuat apa apa, rindu anak-anaknya kerap membuat menangis dan sedih.
Mei harus terpisah jauh dari anak anaknya di Provinsi Lampung,
"Bingung, kadang saya jadi seperti orang linglung, melamun, bengong. Dua tahun mendekam di kurungan sudah membuat saya mulai terbiasa dengan kehidupan ini. Hanya saja di pikiran saya selalu terngiang anak-anak," ucap Mei terus bercerita kepada Tribun Batam.

Waktu terus berjalan, bahkan Mei mulai kehilangan satu persatu bagian terpenting dalam hidupnya.
Bahkan belum lama ini, lanjut Mei bercerita suaminya telah meninggal dunia tanpa ia lihat.
"Sudah komplit lah bang. Dua bulan setelah Idul Fitri, dapat kabar dari kampung halaman di Lampung, suami saya meninggal. Saya nggak bisa berbuat apa, hanya rasa pilu dan hati tersayatlah yang harus saya rasakan," ucap Mei sedari curhat hendak meneteskan air mata.