Keberadaan Jack Ma Masih Misterius, Menghilang Usai Mengkritik Pemerintahan China
Usai melakukan kritik kerasa kepada pemerintah china, kini jakc Ma menghilang bak ditelan Bumi. Keberadaan Jakc Ma masih misterius dan kini hilang
Tak lama setelah itu, RS Pusat Wuhan mengonfirmasi bahwa Li Wenliang telah meninggal dunia pada Jumat (7/2/2020) pukul 02.58 waktu setempat dalam usia 34 tahun.
3. Dr Ai Fen

Dokter Ai Fen, direktur departemen darurat Rumah Sakit Wuhan yang buka suara bagaimana dia dibungkam karena menyebarkan informasi mengenai virus corona.
Dalam unggahannya, Dr Ai Fen melampirkan diagnosis bahwa ada pasien yang mempunyai infeksi pneumonia karena virus corona mirip SARS.
Dilansir dari SCMP, Rabu (11/3/2020), wawancara Ai Fen menyiratkan bahwa otoritas kesehatan setempat melewatkan momen untuk merilis peringatan dini.
Wawancara itu dirilis pada Selasa (10/3/2020), tetapi dihapus dari WeChat dan memantik kemarahan netizen yang mengunggah ulang publikasinya.
Baca juga: Pakar Buktikan China Akan Butuh Produk Australia Kedepannya, Akankah Tiongkok Kena Karna?
Sang dokter menceritakan, semua terjadi pada 30 Desember 2019 ketika dia melihat banyak pasien dengan gejala mirip flu tak bisa ditangani dengan pengobatan biasa.
Dia kemudian mendapatkan hasil laboratorium, dengan salah satunya mencantumkan sebuah kalimat yang membuatnya berkeringat dingin, "SARS coronavirus".
Seketika dia langsung melingkari kata SARS, mengambil foto, dan segera mengirimkannya kepada mantan teman sekelas di jurusan kedokteran yang bekerja di rumah sakit lain.
Malamnya, dia menerima pesan dari rumah sakit yang menyatakan informasi penyakit misterius itu harusnya tidak disebarluaskan.

Sebabnya, kabar yang belum diketahui kebenarannya itu bisa menyebabkan kepanikan.
Dua hari kemudian dia dipanggil komite disiplin RS.
Oleh kepala komite inspeksi disiplin, dia mendapat teguran karena dianggap "menyebarkan rumor" dan "merusak stabilitas".
Setelah itu, setiap staf dilarang untuk saling membagikan gambar ataupun pesan yang berisi informasi mengenai virus dengan nama resmi SARS-Cov-2 tersebut.
Ai Fen mengaku tidak bisa mengusahakan apa-apa, selain meminta para stafnya untuk mengenakan pakaian pelindung dan masker meski saat itu tidak diinstruksikan.