TRIBUN WIKI

Penemu Black Box Malah Diejek, Sampai Meninggal Tak Dapat Royalti

Ide Penemu Black Box Diejek dan Ditolak Berkali-kali, Sampai Meninggal Tak Dapat Royalti. Temuannya tidak laku dan banyak ditolak maskapai penerbangan

science
BLACK BOX - Ide Penemu Black Box Diejek dan Ditolak Berkali-kali, Sampai Meninggal Tak Dapat Royalti. FOTO: DAVID Warren menunjukkan black box temuannya. 

Bosnya mengejek David dengan kalimat ‘Menjual es krim kepada orang Eskimo’.

Ejekan tersebut tidak mematahkan semangatnya.

Ia tak putus asa menawarkan alatnya pada otoritas Inggris, Amerika Serikat, dan Perancis. Sayangnya, tidak ada respon.

Pada 1958, seorang pejabat Inggris, Robert Hardingham, melakukan kunjungan ke kepala eksekutif Air Registration Board.

Ia menyadari pentingnya alat perekam pada pesawat temuan David.

Hardingham mengatur agar David dapat mempresentasikan temuannya di Inggris.

Selang beberapa tahun, black box dijual oleh perusahaan di Inggris, yaitu S. Davall and Son.

S. Davall and Son

Awalnya, alat tersebut disebut "Red Egg" karena bentuknya bulat lonjong dan berwarna merah.

Akhirnya, pada 1960, Australia menjadi negara pertama yang mewajibkan penggunaan black box untuk semua pesawat komersial.

Temuan ini kemudian diterapkan untuk semua pesawat di seluruh dunia.

Baca juga: Copilot Diego Mamahit Mendadak Pamit Pindah Rute, Keluarga Mengira Terbang ke Padang

Penggunaan black box sekarang

Kabasarnas Marsekal Muda Muhammad Syaugi menunjukkan bagian dari black box (kotak hitam) pesawat Lion Air PK-LQP di atas Kapal Baruna Jaya 1, Karawang, Jawa Barat, Kamis (1/11/2018). Bagian dari black box tersebut ditemukan penyelam TNI Angkatan Laut dari reruntuhan pesawat Lion Air PK-LQP yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat pada Senin 29 Oktober lalu. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Kabasarnas Marsekal Muda Muhammad Syaugi menunjukkan bagian dari black box (kotak hitam) pesawat Lion Air PK-LQP di atas Kapal Baruna Jaya 1, Karawang, Jawa Barat, Kamis (1/11/2018). Bagian dari black box tersebut ditemukan penyelam TNI Angkatan Laut dari reruntuhan pesawat Lion Air PK-LQP yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat pada Senin 29 Oktober lalu. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUN/IRWAN RISMAWAN)

Saat ini, setiap pesawat, baik yang digunakan untuk kepentingan komersial, bisnis, militer, dan kepentingan, wajib memasang black box.

Rancangan black box ciptaan David awalnya menggunakan kawat baja, yang mampu menyimpan percakapan pilot selama empat jam serta pembacaan instrumen.

Kini, alat tersebut berwarna oranye dan dikembangkan menggunakan bahan dari titanium atau baja tahan karat dua lapisan.

Dalam black box terdapat dua bagian penting yaitu Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR).

FDR dapat menyimpan data penerbangan sampai 25 jam.

Data tersebut tersimpan dalam FDR.

Data tersebut membantu penyelidik mencatat berbagai fungsi operasi pesawat, seperti detail waktu, ketinggian, kecepatan udara, dan arah pesawat.

Adapun, rekaman dalam CVR mampu merekam percakapan pilot dan kopilot selama 2 jam.

Perekam suara kokpit berfungsi untuk menentukan waktu kejadian, karena berisi informasi seperti komunikasi antara awak, pengawas darat, dan pesawat lain.

David meninggal dunia pada Juli 2010 di usia 85 tahun.

Hingga saat ini, ia tidak pernah menerima royalti dari penemuannya.

Penemuan David sangat berguna karena dijadikan sebagai sarana untuk menyelidiki kecelakaan dan mencegah kejadian yang sama terulang kembali.

Secara tidak langsung, David menyelamatkan banyak nyawa melalui temuannya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Profil Penemu Black Box Pesawat, David Warren".

Baca berita terbaru lainnya di Google!

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved