TRIBUN WIKI

Penemu Black Box Malah Diejek, Sampai Meninggal Tak Dapat Royalti

Ide Penemu Black Box Diejek dan Ditolak Berkali-kali, Sampai Meninggal Tak Dapat Royalti. Temuannya tidak laku dan banyak ditolak maskapai penerbangan

science
BLACK BOX - Ide Penemu Black Box Diejek dan Ditolak Berkali-kali, Sampai Meninggal Tak Dapat Royalti. FOTO: DAVID Warren menunjukkan black box temuannya. 

TRIBUNBATAM.id - Ide Penemu Black Box Diejek dan Ditolak Berkali-kali, Sampai Meninggal Tak Dapat Royalti.

Penemuan black box yang berperan penting dalam pesawat ternyata butuh perjuangan panjang.

Pasalnya, ide awal pembuatan alat ini dulunya sempat ditolak berkali-kali.

Adalah David Warren, pria berkacamata yang kala itu mati-matian meyakinkan dunia akan pentingnya alat perekam dalam sebuah penerbangan.

Baca juga: Tangis Ayah Korban Sriwijaya Air SJ182 Berharap Mukjizat, Menantu sedang Hamil Muda

Baca juga: Pulang Lah Nak, Sini Sama Ibu Tangis Ibu Korban Sriwijaya Air SJ182 Sambil Peluk Foto Putrinya

David Warren dan black box temuannya

Ide itu mungkin dulu hanya lelucon.

Tak ada seorang pun yang tertarik dengan pikiran aneh itu.

Bahkan, sejumlah maskapai dengan tegas menolak mentah-mentah.

Namun, David tak pernah menyerah.

Perjuangan keras ini rupanya berangkat dari kesedihan masa kecil yang dialaminya.

Sang ayah yang amat dicintainya tewas dalam kecelakaan pesawat, tanpa pernah diketahui penyebabnya. 

Baca juga: Pencarian Black Box Sriwijaya Air Terkendala Cuaca, Kendati Demikian Tetap Fokus Cari Korban

Baca juga: Mengenal Black Box, Saksi Bisu Tragedi Kecelakaan Pesawat, Canggih dan Tahan Banting

Baca juga: Yeti Hamil Muda Saat Terbang ke Pontianak, Mertua Alami Hal Aneh Sudah 2 Hari

Kecelakaan pesawat tewaskan sang ayah

Ayah David bernama Rev Hubert Warren.

Kala itu pada 19 Oktober 1934, ayah Warren menjadi penumpang sebuah pesawat bersama seorang bayi laki-laki, 3 wanita, dan 7 laki-laki. 

Rev Hubert Warren, yang bekerja sebagai misionaris, dalam perjalanan menuju Sydney.

Sementara, David Warren yang saat itu berusia 6 tahun, berencana menyusul menggunakan perahu bersama ibu dan seorang saudara kandungnya.

Akan tetapi, pesawat yang ditumpangi ayah David tiba-tiba hilang.

Pesawat bernama Miss Hobart tersebut hilang jejak di daerah antara Launceston dan Melbourne.

Otoritas Penerbangan Sipil Australia melakukan pencarian, namun tidak membuahkan hasil.

Kejadian tersebut ditetapkan sebagai kecelakaan pesawat pertama di Australia.

Semua penumpang dinyatakan tidak selamat.

Sebelum berpisah, David sempat dihadiahi seperangkat radio kristal oleh ayahnya.

Hadiah itu menjadi awal kecintaannya pada dunia sains, yang pada kemudian hari membawanya menjadi penemu alat yang menyelamatkan banyak nyawa.

Baca juga: Pilot Tak Punya Pilihan, Pengamat Ungkap Penyebab Pesawat Jatuh: Copot Langsung Terjun

Baca juga: Peringatan Eks Direksi Sriwijaya Air Terbukti Benar, Sudah Ingatkan Potensi Bahaya

Awal penemuan black box

BLACK BOX - Mengenal Black Box, Saksi Bisu Tragedi Kecelakaan Pesawat, Canggih dan Tahan Banting. FOTO: ILUSTRASI BLACK BOX
BLACK BOX - Mengenal Black Box, Saksi Bisu Tragedi Kecelakaan Pesawat, Canggih dan Tahan Banting. FOTO: ILUSTRASI BLACK BOX (IST)

David bekerja sebagai peneliti di Aeronautical Research Laboratory (ARL) di Melbourne pada 1954.

Ia terlibat dalam penyelidikan kecelakaan pesawat komersial bertenaga jet pertama di dunia bernama Comet.

Pesawat Comet diluncurkan pada 1952.

Akan tetapi, tiga pesawat Comet hilang sesaat setelah lepas landas dan menewaskan semua penumpang.

Pihak berwenang langsung menyelidiki penyebab kecelakaan.

David berpikir, seandainya peneliti mengetahui apa yang terjadi pada menit-menit sebelum pesawat jatuh, maka dapat membantu mencegah kecelakaan yang sama di kemudian hari.

Idenya merancang black box semakin kuat ketika melihat miniatur alat perekam di sebuah pameran dagang.

"Saya melihat di pameran dagang, sebuah gadget yang membuat saya terpesona. Itu adalah miniatur perekam pertama di dunia yang dapat ditaruh di kantong. Saya menggabungkan kedua ide. Jika seorang pengusaha menggunakan alat tersebut di pesawat dan dapat menemukannya di reruntuhan dan kami memutar perekam tersebut, kita akan berkata 'Kami tahu apa yang menyebabkan (kecelakaan) ini'" ujar David, dilansir dari Independent.co.uk, saat wawancarai di Australia pada 2003.

Ia mengungkapkan ide itu kepada rekannya.

Akan tetapi, rekannya itu mengatakan bahwa fokus ARL saat itu menyelidiki kecelakaan Comet, bukan tentang mimpi atau ide David. 

Baca juga: Bahaya Awan Cumulonimbus bagi Penerbangan, Penyebab Kecelakaan Adam Air hingga AirAsia

Baca juga: Gelagat Aneh Captain Afwan Pilot Sriwijaya Air Sebelum Terbang, Kok Abi Lebay Tumben

Baca juga: Good Bye & Thank U, Perpisahan Terakhir Faisal Rahman di Atas Pesawat Sore Itu

Ide ditolak atasan

David Warren tak patah semangat.

Ia mengajukan ide membuat alat perekam penerbangan kepada atasannya.

Tetapi atasan David tidak dapat memahami mengapa Ia mengusulkan ide itu, meski sudah dijelaskan.

Ide tersebut ditolak.

David diminta untuk fokus pada penelitian ledakan tangki bahan bakar yang mungkin menyebabkan kecelakaan Comet.

Suatu hari ada pergantian staf.

David mendapat atasan baru yang memiliki pandangan berbeda.

Atasan barunya memberi izin resmi untuk membuat alat perekam penerbangan, dengan syarat David harus menulis laporan rutin tentang idenya.

Ia berhasil menciptakan alat perekam penerbangan pesawat.

David menerbitkan laporan pada 1954 berjudul "A Device for Assisting Investigation into Aircraft Accidents", menggambarkan sistem teoretis dan prototipe black box, yang memungkinkan penyimpanan hingga empat jam suara dan data instrumen penerbangan.

Baca juga: 5 Tragedi Kecelakaan Pesawat Terbang Paling Mengerikan di Indonesia, Ratusan Orang Tewas

Sempat ditolak berbagai maskapai

David menawarkan temuannya pada bisnis penerbangan di Australia.

Ia mengenalkan alat perekam penerbangan tersebut ke berbagai maskapai.

Saat itu, angka kecelakaan pesawat di Australia sangat rendah.

Temuannya tidak laku dan banyak ditolak maskapai penerbangan di Australia.

Bosnya mengejek David dengan kalimat ‘Menjual es krim kepada orang Eskimo’.

Ejekan tersebut tidak mematahkan semangatnya.

Ia tak putus asa menawarkan alatnya pada otoritas Inggris, Amerika Serikat, dan Perancis. Sayangnya, tidak ada respon.

Pada 1958, seorang pejabat Inggris, Robert Hardingham, melakukan kunjungan ke kepala eksekutif Air Registration Board.

Ia menyadari pentingnya alat perekam pada pesawat temuan David.

Hardingham mengatur agar David dapat mempresentasikan temuannya di Inggris.

Selang beberapa tahun, black box dijual oleh perusahaan di Inggris, yaitu S. Davall and Son.

S. Davall and Son

Awalnya, alat tersebut disebut "Red Egg" karena bentuknya bulat lonjong dan berwarna merah.

Akhirnya, pada 1960, Australia menjadi negara pertama yang mewajibkan penggunaan black box untuk semua pesawat komersial.

Temuan ini kemudian diterapkan untuk semua pesawat di seluruh dunia.

Baca juga: Copilot Diego Mamahit Mendadak Pamit Pindah Rute, Keluarga Mengira Terbang ke Padang

Penggunaan black box sekarang

Kabasarnas Marsekal Muda Muhammad Syaugi menunjukkan bagian dari black box (kotak hitam) pesawat Lion Air PK-LQP di atas Kapal Baruna Jaya 1, Karawang, Jawa Barat, Kamis (1/11/2018). Bagian dari black box tersebut ditemukan penyelam TNI Angkatan Laut dari reruntuhan pesawat Lion Air PK-LQP yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat pada Senin 29 Oktober lalu. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Kabasarnas Marsekal Muda Muhammad Syaugi menunjukkan bagian dari black box (kotak hitam) pesawat Lion Air PK-LQP di atas Kapal Baruna Jaya 1, Karawang, Jawa Barat, Kamis (1/11/2018). Bagian dari black box tersebut ditemukan penyelam TNI Angkatan Laut dari reruntuhan pesawat Lion Air PK-LQP yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat pada Senin 29 Oktober lalu. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUN/IRWAN RISMAWAN)

Saat ini, setiap pesawat, baik yang digunakan untuk kepentingan komersial, bisnis, militer, dan kepentingan, wajib memasang black box.

Rancangan black box ciptaan David awalnya menggunakan kawat baja, yang mampu menyimpan percakapan pilot selama empat jam serta pembacaan instrumen.

Kini, alat tersebut berwarna oranye dan dikembangkan menggunakan bahan dari titanium atau baja tahan karat dua lapisan.

Dalam black box terdapat dua bagian penting yaitu Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR).

FDR dapat menyimpan data penerbangan sampai 25 jam.

Data tersebut tersimpan dalam FDR.

Data tersebut membantu penyelidik mencatat berbagai fungsi operasi pesawat, seperti detail waktu, ketinggian, kecepatan udara, dan arah pesawat.

Adapun, rekaman dalam CVR mampu merekam percakapan pilot dan kopilot selama 2 jam.

Perekam suara kokpit berfungsi untuk menentukan waktu kejadian, karena berisi informasi seperti komunikasi antara awak, pengawas darat, dan pesawat lain.

David meninggal dunia pada Juli 2010 di usia 85 tahun.

Hingga saat ini, ia tidak pernah menerima royalti dari penemuannya.

Penemuan David sangat berguna karena dijadikan sebagai sarana untuk menyelidiki kecelakaan dan mencegah kejadian yang sama terulang kembali.

Secara tidak langsung, David menyelamatkan banyak nyawa melalui temuannya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Profil Penemu Black Box Pesawat, David Warren".

Baca berita terbaru lainnya di Google!

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved