SRIWIJAYA HILANG KONTAK

Ikut Cari Sriwijaya Air SJ 182, Penyelam Ini Pernah Angkat Uang Rp 30 Miliar dari Dalam Laut

Kisah penyelam relawan Ajie, yang kini ikut membantu mencari Sriwijaya Air SJ 182, pernah angkat uang Rp 30 Miliar dari dalam laut.

Istimewa
Tim penyelam gabungan dari Ditpolairud, Polda Metro Jaya, Polda Banten dan Pas Pelopor Korps Brimob Polri membantu proses pencarian korban dan tubuh pesawat Sriwijaya Air SJ182 di sekitar Pulau Laki, Kepulauan Seribu, Minggu (10/1/2021). 

TRIBUNBATAM.id,JAKARTA - Cerita penyelam relawan yang membantu mencari Sriwijaya Air SJ 182 di Perairan Kepulauan Seribu.

Kal ini kisah dari Makmur Ajie Panangian (54) yang telah menjadi penyelam selama 12 tahun.

Penyelam ini termasuk dalam Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI).

Kini Ajie ikut terlibat dalam misi SAR untuk mencari korban dan puing-puing Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh Sabtu (9/1/2021) kemarin.

Ajie sudah sering terlibat dalam misi SAR, seperti evakuasi kapal feri KM Lestari di perairan Selayar, kecelakaan pesawat Lion Air JT-610 di perairan Tanjung Karawang.

Ajie masih ingat beberapa hal yang ditemuinya saat melakukan evakuasi bawah air, terutama saat peristiwa tenggelamnya KM Lestari Maju.

Baca juga: Demi Mencari Sriwijaya Air SJ 182, Penyelam Relawan Ini Rela Meninggalkan Anak Istri

Juli 2018 lalu, saat peristiwa tenggelamnya kapal tersebut, Ajie ditugaskan menyelam.

Secara spesifik, tugas yang mesti diemban Ajie kala itu ialah mengevakuasi uang negara sejumlah Rp 30 miliar.

Saat itu, Ajie turun ke bawah air dan mendapati uang miliaran rupiah tersebut di dalam air perairan Selayar, Sulawesi Selatan.

Prajurit TNI mengevakuasi serpihan dari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak saat melakukan pencairan di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Minggu (10/1/2021). Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak pada Sabtu (9/1/2021) sekitar pukul 14.40 WIB di ketinggian 10 ribu kaki tersebut membawa enam awak dan 56 penumpang.  TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Prajurit TNI mengevakuasi serpihan dari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak saat melakukan pencairan di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Minggu (10/1/2021). Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak pada Sabtu (9/1/2021) sekitar pukul 14.40 WIB di ketinggian 10 ribu kaki tersebut membawa enam awak dan 56 penumpang.(TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

"Sebelum kejadian Lion Air, ada kejadian yang feri tenggelam, saya ada di lokasi nemuin duit, ada uang tunai. Jadi saya nge-rescue manusia dengan uang," kata Ajie saat berbincang di posko utama evakuasi Sriwijaya Air SJ-182, Dermaga JICT II, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (12/1/2021).

Tak hanya penemuan uang, Ajie juga melakukan evakuasi jenazah saat kejadian tersebut.

Di dalam air, Ajie melihat beberapa jenazah dan memutuskan mengangkatnya ke atas kapal SAR.

Sempat memikirkan bagaimana cara mengangkut korban, Ajie akhirnya mengikatkan diri ke jenazah sambil berenang ke atas permukaan air.

"Namanya rescue itu waktu kapal tenggelam, jadi mengambil jenazah-jenazah yang baru meninggal, bisa narik sampai beberapa orang," kata Ajie.

"Kalau di kedalaman 15-20 meter, saling mengikatkan untuk diangkat ke atas. Itu terakhir di Selayar itu," sambung dia.

Makmur Ajie Panangian (54), penyelam relawan dari POSSI, saat ditemui di posko utama operasi SAR Sriwijaya Air SJ-182, Dermaga JICT II, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (12/1/2021).
Makmur Ajie Panangian (54), penyelam relawan dari POSSI, saat ditemui di posko utama operasi SAR Sriwijaya Air SJ-182, Dermaga JICT II, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (12/1/2021). (TribunJakarta/Gerald Leonardo Agustino)

Adapun sebagai bagian dari POSSI, Ajie dipercaya menjadi ketua Bidang Usaha Wisata Bahari.

Pria asal Makassar, Sulawesi Selatan itu, sudah sekian kali dipanggil kepentingan evakuasi korban kecelakaan yang terjadi di lautan.

Termasuk pada kegiatan operasi SAR kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang terjadi Sabtu (9/1/2021) lalu.

Ajie menceritakan bahwa setelah mendengar kabar soal peristiwa yang menimpa pesawat rute Jakarta-Pontianak tersebut, dirinya langsung mendapat surat tugas dari POSSI.

"Saya dari Makassar. Jadi begitu kita mendengar kabar ini, kita sudah siap. Karena memang kita sudah tim, kejadian kemarin-kemarin saya selalu hadir untuk mewakafkan untuk membantu," kata Ajie.

Usai mendapat surat tugas, Ajie langsung terbang ke Jakarta dan tiba pada Senin (11/1/2021) kemarin dengan menggunakan biaya pribadi.

Tak lupa ia meminta izin dan restu dari anak dan istrinya di Makassar, supaya setiap aksi penyelamannya selalu dibawa dalam doa-doa keluarganya.

Baca juga: Penampakan Bawah Laut Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182, Ada Badan Pesawat hingga Kain Bermerk

"Anak dan istri sudah memberi izin untuk support. Jadi kita pamit kepada mereka semua bahwa kita terpanggil untuk ini," kata dia.

Dituturkan Ajie, meninggalkan anak dan istri demi misi kemanusiaan sudah dilakukannya selama bertahun-tahun menjadi penyelam POSSI.

Bagi dia, merupakan sebuah kewajaran apabila ada kecemasan dan rasa takut saat akan terjun ke bawah air.

Namun, segala kekhawatiran itu selalu lenyap seketika saat Ajie berserah kepada Yang Maha Kuasa.

Apalagi, tugas evakuasi korban kecelakaan di perairan merupakan panggilan jiwa bagi dia.

"Rasa khawatir itu wajar terjadi di dalam diri setiap penyelam," kata Ajie.

"Karena kan kita masuk di dunia lain, dunia yang sangat berbeda, dunia yang kita tidak tahu ada apa di bawah sana."

"Jadi kita percayakan kepada Tuhan, kita percaya kita seperti ketuk pintu masuk ke rumah orang," sambungnya.

Selain meninggalkan keluarga, Ajie juga merelakan uang pribadinya untuk menjalankan tugas-tugas kemanusiaan.

Uang tabungan hasil mencari nafkah sebagai pekerja selam komersial tak sedikit yang habis untuk akomodasinya selama berhari-hari menjadi relawan SAR.

"Intinya kita bergabung di POSSI, kita ini ada dari berbagai wilayah di Nusantara. Dari Sabang sampai Merauke bisa kumpul dalam satu visi dan misi berbentuk kemanusiaan," kata Ajie.

"Itu biaya sendiri, karena kita di POSSI memang relawan yang tidak membutuhkan menunggu proposal misalnya, enggak. Memang ini sudah panggilan meskipun tidak sedikit biayanya," papar dia.

Ajie baru akan diberangkatkan ke perairan Kepulauan Seribu pada Rabu (13/1/2021) besok.

Bersama dengan lima dari total 17 penyelam POSSI, ia baru akan ditugaskan besok setelah mempersiapkan segalanya.

Baca juga: Cuaca Buruk, Kapal Bermuatan Sembako Tenggelam di Perairan Lingga, Tujuh Orang Selamat

Persiapan fisik dan mental sudah dilakukan Ajie bukan hanya beberapa hari menjelang berangkat ke perairan Kepulauan Seribu untuk evakuasi Sriwijaya Air SJ-182.

Ia sudah melakukan latihan berkala, di berbagai daerah, dalam waktu lama.

Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air SJY-182 dengan rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1/2021) sore.

Pesawat tersebut hilang kontak dengan menara pengawas terjadi pada Sabtu sore, pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan sekitar Pulau Laki, Kabupaten Kepulauan Seribu.

Pesawat tersebut diawaki 6 awak aktif. Adapun rincian penumpang dalam penerbangan SJ-182 adalah 40 dewasa, 7 anak-anak, 3 bayi dan 6 awak sebagai penumpang.

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul 12 Tahun Jadi Penyelam, Ajie Pernah Evakuasi Rp 30 Miliar dari Laut Hingga Ikat Jenazah di Badan

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kisah Anjie, Relawan Pencari Korban Sriwijaya Air SJ 182, Pernah Angkat Uang Rp 30 M dari Dalam Laut

Baca berita lainnya di GOOGLE

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved