Stok Sayur dan Bumbu Dapur di Anambas Menipis, Akibat Kapal Angkut Tak Bisa Berlayar
Stok sayur dan bumbu dapur di Anambas mulai menipis akibat kapal angkut gagal berlayar karena terhalang cuaca buruk
Biasanya harga telur dijual Rp 10 ribu per 5 butir. Kini Rp 10 ribu hanya dapat 4 butir.
Curah Hujan Tinggi
Sementara itu, harga sayur-mayur di sejumlah pasar di Tanjungpinang masih melejit hingga pekan kedua di awal tahun 2021.
Kenaikan harga sayur dipicu tingginya curah hujan yang disertai angin hingga menyebabkan banjir dan merusak tanaman sayur para petani.
Hal tersebut disampaikan seorang pedagang, Rika (43) saat dijumpai Tribunbatam.id di Pasar Bintan Centre, Selasa, (19/1/2021)
"Karena cuaca itu persediaan sayur menipis. Bisa dikatakan gagal panen juga bang, boleh lihat ini sayurnya agak rusak sedikit. Biasalah itu bang," ujarnya.
Rika mengaku persediaan sayur yang dijualnya dipesan dari daerah Wacopek, Kijang dan Gesek. Daerah itu masih satu daratan dengan Tanjungpinang.
Baca juga: Selain Cabai, Harga Sayuran di Batam Naik Dua Kali Lipat
Baca juga: Ayo Berkebun! Inilah 5 Tanaman Sayur Paling Mudah Dirawat, Cocok untuk Pemula
"Sayur ini kita pesan dari wilayah yang terdampak banjir kemarin itu bang, biasa kalau petani panen mencapai 50 Kg, kini hanya 20 Kg saja. Jadi karena itu mahal harganya," ujarnya.
Rika merinci, harga kenaikan sayur saat ini hampir mencapai 2 kali lipat dari harga biasa sebelum terjadi banjir.
"Kangkung biasanya Rp 12 ribu sekarang dijual hingga Rp 20 ribu. Bayam biasanya Rp 15 ribu sekarang dijual Rp 25 ribu dan kalau sawi biasanya Rp 10 ribu saat ini dijual Rp 20 ribu," kata Rika.
Dari sisi pedagang tak bisa berbuat banyak. Menurutnya, jika dijual dengan harga biasa, mereka akan merugi.
Mau tak mau mereka menaikkan harga. Ia menyebut, dari sisi pembeli mereka mengurangi banyaknya pembelian karena harga naik.
Sementara itu, Fanny, ibu rumah tangga di Tanjungpinang mengeluh, harga sayur-mayur naik.
"Kita terkejut juga naiknya kok bisa langsung dua kali lipat, tapi mau bagaimana lagi. Mau tidak mau karena kita butuh, wajib kita beli juga kan," ujarnya.
Fanny mengaku saat ini menyesuaikan jumlah belanja, khususnya sayur terhadap kenaikan harga yang melejit.