Predator Anak Beraksi di Batam, Psikolog: Proses Sembuhnya Tidak Mudah
Daftar Predator anak beraksi di Batam bertambah panjang. Bagaimana tanggapan psikolog melihat fenomena ini?
Di lokasi itu, ia berbuat tak pantas kepada bocah laki-laki itu.
Orang tua pun diminta waspada akan Predator Anak Beraksi di Batam ini.
Lantas Bagaimana tanggapan psikolog? Apakah predator anak dapat disembuhkan?
Bagaimana pula cara pencegahannya?
Psikolog yang juga mitra kerja Lembaga Perlindungan Saksi Korban (LPSK) untuk wilayah Jawa Timur, Dinuriza Lauzi, M. Psi punya cara pandang melihat peristiwa yang tejadi di Kota Batam ini.
Berikut ini percakapannya dengan TribunBatam.id:
TB: Apakah pelaku predator anak termasuk kelainan dan apakah ini merupakan bawaan lahir atau faktor lingkungan?
DL: Iya ini termasuk kelainan. Sebagian besar sih karena pengaruh lingkungan. Jadi kalau yang udah-udah ni ya kebanyakan, tapi bukan berarti seluruh kasus seperti itu.
Tapi kebanyakan rata-rata kasus ini karena faktor lingkungan, dia pernah menjadi korban, si pelaku pernah jadi korban, sebagai anak yang dilakukan hal yang kurang lebih sama oleh pelaku yang lainnya lagi.
Jadi masa kecilnya ini memiliki trauma tersendiri, nah pas besar mungkin dia punya dendam, atau sempat menikmati mungkin, tetapi seiring berjalannya usia, berjalannya pengetahuan, dia mulai memahami bahwa hal tersebut adalah hal yang diluar dari tindakan moral. Maka hal itu diredam sama dia, tapi dia tidak mampu meredamnya akhirnya dia coba untuk melakukannya seperti yang dilakukan pelaku terlebih dulu terhadap dia, misalnya dengan cara diam-diam atau sembunyi-sembunyi.
Jadi, kelainan iya, karena intinya adalah baik secara agama maupun secara hukum, secara moral dan secara budaya, di setiap negara manapun tidak ada yang namanya laki-laki dan perempuan ini melakukan sesuatu hubungan itu usianya jauh dibawah usia normal, jadi misalnya usia 6 tahun, atau 5 tahun itu dianggap tidak normal, jadi itu sudah di luar dari batas moral dan kesusilaan seperti itu.
TB: Lantas apa yang mendorong seorang predator anak untuk melakukan aksinya?
DL: Ya itu bisa jadi dia punya pengalaman traumatis waktu kecil, sehingga dia tidak mampu untuk kemudian melupakan pengalaman itu dan menjadi dendam, nah orang kadang kalau menjadi dendam itukan pilihannya cuma dua, dia menjadi ambil sisi kiri atau sisi kanan, nah sisi kiri misalnya dia akan membalaskan dendam pada orang lain lagi, nah sisi kanan adalah dia masuk ke dalam dirinya, dia dendam tapi merusak dirinya, misalnya jadi traumatis, atau atau jadi stres atau jadi gila dan sebagainya.
Nah seperti itu ya, kalau pengalaman-pengalaman yang terkait kekerasan seksual semacam itu,
Kita harus telusuri dulu motif pelaku, kemudian apa penyebab awalnya itu bagaimana itu harus kita telusuri, karena masing-masing kasus pasti ada keunikannya, tetapi yang bisa dikatakan rata-rata kasus itu adalah berkaitan dengan pengalaman masa lalu si pelaku yang mungkin dia pernah punya pengalaman sama menjadi korban.
