Muslim Digambarkan Teroris atau Orang Jahat, 'Virus China' Ikut Jadi Target Rasisme: Buruk Sekali !
Tingginya angka rasisme ke Muslim dan China di Australia dianggap menggelisahkan dan menimbulkan dampak nyata bagi kelompok minoritas Ngeri Kangguru
"Ini jadi yang paling membuat marah ketika media lebih fokus menggambarkan Muslim sebagai teroris atau orang yang jahat," ujar Nayma yang berusia 19 tahun.
"Kemudian secara tidak sadar mempengaruhi orang-orang saat berinteraksi dengan Muslim."

"Sangat mengecewakan karena kita tidak diberi kesempatan seperti komunitas lainnya untuk menyuarakan pendapat kita dan menunjukkan siapa kita dan agama yang kita anut."
Jennifer McLean, manajer proyek "All Together Now" mengatakan "tingginya angka statistik yang menggelisahkan" ini telah menimbulkan dampak nyata bagi kelompok minoritas di Australia.
"Tidak hanya rasisme terus belanjut dalam komentar di media, tapi juga semakin menyesatkan atau berbahaya," ujar Jennifer.
Baca juga: Terkait Aksi Protes Rasisme George Floyd di Inggris, Boris Johnson Bentuk Lembaga Khusus
"All Together Now" mengamati tulisan-tulisan di media dengan melihat penggunaan kata-kata yang membuat stereotip, menebarkan ketakutan, pemikiran yang salah, tanpa konteks dan "mengaburkan gagasan antara kritik dengan sentimen rasis".
Artikel rasis
Apa yang dialami oleh Nayma juga dirasakan para perempuan lain dari kelompok minoritas, seperti Yongyan Xia asal China, yang kini belajar biomedis di Melbourne.
Ketika pandemi Covid-19 terjadi di Australia awal tahun ini, dia berusaha untuk tidak membaca berita.
"Banyak artikel yang diunggah di Facebook menyebutnya 'virus China', 'jangan berhubungan dengan orang China karena Anda akan tertular'.
Buruk sekali," kata Yongyan.

"Kata-katanya terkadang menyesatkan.
Hanya menceritakannya di judul, tanpa menjelaskan secara rinci," ujarnya.
Laporan "All Together Now" merujuk pada sebuah artikel opini yang mengejek masakan China dan mengaitkannya dengan masakan kelelawar dan pasar tradisional Wuhan, atau menyebut Tahun Tikus di China dan menghubungkannya sosok tikus yang pengkhianat.
Selama pandemi virus corona, angka tindakan rasisme terhadap komunitas Asia di Australia meningkat dan Jennifer mengatakan hal ini diperburuk oleh pemberitaan beberapa artikel di media.
Baca juga: Heboh Grup Komunitas Pelakor Indonesia di FB, Anggotanya Dipersilhkan Baku Hantam Asal Tak Rasis