Muslim Digambarkan Teroris atau Orang Jahat, 'Virus China' Ikut Jadi Target Rasisme: Buruk Sekali !

Tingginya angka rasisme ke Muslim dan China di Australia dianggap menggelisahkan dan menimbulkan dampak nyata bagi kelompok minoritas Ngeri Kangguru

AFP
Muslim Digambarkan Teroris atau Orang Jahat, 'Virus China' Ikut Jadi Target Rasisme: Buruk Sekali ! Foto ilustrasi warga Muslim di luar negeri 

"Sayangnya, rasisme di media secara sistematis diperkuat oleh wacana publik dan politik," katanya.

"Dan ada banyak bentuk rasisme struktural, sistemik, yang terbentuk, serta dianggap menjadi normal dalam masyarakat Australia."

Rasisme terselubung menjadi hal yang biasa Jennifer dari "All Together Now" juga mengamati adanya "peningkatan bentuk rasisme terselubung yang mungkin lebih sulit untuk dideteksi".

Disebut seorang mahasiswa asal Indonesia (pakai hoodie htam) memukul KO pria rasis di Jalan San Diego California Amerika
Disebut seorang mahasiswa asal Indonesia (pakai hoodie htam) memukul KO pria rasis di Jalan San Diego California Amerika (twitter henrysubiakto)

Di antaranya dalam bentuk "dog whistling" yang memicu ketakutan pada kelompok rasial tertentu tanpa merujuk kelompoknya secara langsung, seperti saat menggambarkan warga Muslim,

serta bentuk rasisme yang mengabaikan pernah adanya penjajahan di benua Australia dan penghancuran budaya asli warga Aborigin dan Penduduk Pribumi Selat Torres.

Rona Glynn-McDonald, seorang perempuan dari suku Kaytetye dari Alice Springs dan pendiri organisasi "Common Ground", mengatakan ada, "beberapa rasisme terselubung dan tidak dapat dipahami kecuali jika kita orang Aborigin atau bukan orang kulit putih."

Baca juga: Viral Pria Asia Tinju Bule Rasis di Amerika hingga Pingsan di Jalan, Diduga Asal Indonesia

"Mikroagresi rasial dan nada halus rasis yang ada di banyak laporan berita dan wawancara atau cara orang-orang menggambarkannya menunjukkan hal itu," ujar Rona.

"Warga Australia Non-Pribumi sangat tidak paham dengan kehidupan, sejarah dan budaya kami, dan saya pikir itu tercermin dalam cara pelaporan media dan ini menjadi cerminan masih adanya perpecahan di Australia," lanjutnya.

Rona juga mengatakan warga Aborigin sebagai korban "merusak" persepsi masyarakat umum dan "berbahaya" bagi kaum muda dalam aspirasi mereka untuk masa depan.

Empat anggota kongres dari Partai Demokrat, Alexandria Ocasio-Cortez, Ayanna Pressley, Ilhan Omar dan Rashida Tlaib menggelar jumpa pers, menyerukan impechment terhadap pernyataan rasis Presiden AS Donald Trump
Empat anggota kongres dari Partai Demokrat, Alexandria Ocasio-Cortez, Ayanna Pressley, Ilhan Omar dan Rashida Tlaib menggelar jumpa pers, menyerukan impechment terhadap pernyataan rasis Presiden AS Donald Trump (AP)

Jennifer juga mengatakan media Australia terus "didominasi oleh orang kulit putih" dan gagal mencerminkan keragaman budaya dan bahasa di Australia.

Ada 89 persen dari artikel bernada rasis ditulis oleh orang-orang dari latar belakang Anglo-Celtic atau Eropa, menurut laporan "All Together Now".

"Mulai dari jurnalis, presenter, produser hingga eksekutif di media, dan yang mengambil keputusan mungkin tidak menyadari jika mereka buta akan budaya," ujarnya.

Baca juga: Mahasiswa Indonesia di Amerika Terekam Berkelahi, Pukul KO Pria Rasis di Jalan San Diego California

"Beberapa rasisme mungkin berlanjut, meski mereka tidak berniat melakukannya."

Studi terbaru dari Media Diversity Australia juga menemukan presenter, komentator, dan reporter di televisi Australia kebanyakan berkulit putih.

Awal tahun ini, Media Entertainment and Arts Alliance (MEAA) mengeluarkan pedoman baru untuk melaporkan soal ras dan ujaran kebencian.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved