BATAM TERKINI
Dispar Kepri Klaim Angka Hunian Hotel Capai 50 Persen, Dampak Pandemi Covid-19
Dispar Kepri mengklaim tingkat hunian hotel mencapai 50 persen. Angka ini menurutnya jauh lebih tinggi saat penerapan New Normal.
BATAM, TRIBUNBATAM.id – Awal Tahun 2021, gairah pariwisata di sejumlah hotel Kota Batam belum juga membaik.
Dilihat dari presentase, tingkat hunian kamar atau okupansi pada sejumlah hotel hanya mencapai 30 sampai 45 persen saja.
Bahkan, ada yang lebih parah dari itu. Kondisi ini merupakan imbas dari pandemi Covid-19 yang telah melanda sejak tahun lalu.
Terkait kondisi ini, Kadispar Kepri, Buralimar menyebut, okupansi di beberapa hotel sempat meningkat pada awal fase new normal diterapkan.
Peningkatan itu menurutnya mencapai 20 hingga 30 persen dari biasanya.

“Saat ini, rata-rata sudah berada di angka 40 sampai 50 persen,” kata dia kepada TribunBatam.id, Rabu (27/1/2021).
Menurut Buralimar, peningkatan okupansi hotel dapat mencapai 90 hingga 100 persen dari kondisi normal saat libur panjang.
“Ini disertai promosi dan diskon dari manajemen. Maksimalkan saja yang bisa dimanfaatkan.
Seperti staycation yang saya bilang waktu itu,” pungkasnya.
Para pelaku usaha perhotelan mengakui, penurunan okupansi disebabkan beberapa hal.
Selain dilarangnya wisatawan asing masuk ke Batam, sepinya arus lalu lintas di bandara menjadi faktor lainnya.
Seorang pelaku usaha perhotelan di Batam, Hastan mengaku tingkat hunian hotel pada Januari 2021 diprediksi 30 sampai 40 persen saja.
Hastan mengakui jika kondisi ini telah terjadi sejak bulan Maret 2020 lalu. Awal pandemi Covid-19 di Kota Batam.
Berbagai cara untuk bertahan pun dilakukan oleh pihaknya agar operasional hotel tetap berjalan.
“Semuanya kami coba maksimalkan. Sebab, karyawan juga harus tetap digaji. Karena tidak ada ceritanya work from home,” ungkapnya lagi.
Diakuinya, okupansi hotel memang sempat naik 60 sampai 70 persen pada akhir tahun 2020 lalu. Namun, kondisi itu tak bertahan lama.
Baca juga: Meski di Tengah Pandemi, Buralimar: Tingkat Hunian Hotel di Batam Ada di Angka 40 Sampai 50 Persen
Baca juga: Di-PHK karena Pandemi Covid-19, Pekerja Terapis Hotel Angkut Jenazah Suami Pakai Pikap

“Naiknya karena banyak yang staycation. Mungkin karena suasana tahun baru, jadi banyak yang mengganti perayaannya dengan menginap di hotel,” tambah dia.
Hastan pun berharap, pemerintah dapat mengikutsertakan insan pariwisata sebagai prioritas vaksinasi Covid-19 setelah tenaga kesehatan (nakes).
Mengingat, pariwisata juga merupakan sektor penting untuk meningkatkan gairah perekonomian warga Batam.
“Kami ini juga sebagai garda terdepan untuk membangkitkan ekonomi. Berharap yang terbaik saja,” ujarnya.
Belum membaiknya tingkat hunian kamar hotel juga diakui oleh Hotel Manager OS Hotel Airport Batam, Ari Wibowo.
Menurut dia, okupansi di bulan Januari 2021 ini hanya sebesar 55 persen saja.

Dimana, tamu korporasi dan wisatawan domestik masih menjadi prioritas pihaknya. Hal ini dikarenakan belum dibukanya pintu masuk warga negara asing (WNA) asal Singapura dan Malaysia menuju Kota Batam.
“Jakarta masih PSBB dan airport sepi. Jadi, masih belum ramai.
Malah, mulai 20 Januari lalu semakin menurun,” katanya kepada TribunBatam.id.
Dengan adanya program vaksinasi Covid-19, Bowo pun berharap agar sektor pariwisata dan sektor lainnya kembali membaik.
Belum membaiknya tingkat hunian kamar (okupansi) hotel di Kota Batam ikut menjadi atensi serius Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Provinsi Kepri, Buralimar.
Kata dia, para pelaku usaha perhotelan diharapkan mampu bertahan dengan memaksimalkan berbagai potensi yang ada.
“Garap potensi yang ada, terutama staycation dan workcation. Intinya tetap semangat,” ujar dia saat dihubungi Tribun Batam, Selasa (26/1/2021).

Buralimar berharap, program vaksinasi Covid-19 dapat menjadi awal bagi pemulihan sektor pariwisata di Provinsi Kepri, khususnya Kota Batam.
Apalagi, lanjut dia, banyak para pelaku pariwisata telah meminta untuk dijadikan sebagai salah satu prioritas program vaksinasi.
“Memang banyak yang memintanya secara nasional. Tapi, mengingat yang terdampak bukan hanya sektor pariwisata saja,” tambah dia.
Terkait target pariwisata Provinsi Kepri, Buralimar mengatakan jika pihaknya akan menyesuaikan langkah strategis dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno yang sempat berkunjung ke Kepri beberapa hari lalu.
“Ada beberapa konsep gebrakan seperti Geber, Gercep, Gaspul, Inovasi, Adaptasi dan Kolaborasi. Kami pakai konsepnya untuk pariwisata di Kepri dan seluruh kabupaten/kota," tambah dia.
Pihaknya pun juga berusaha untuk tetap menjalankan kalender event pariwisata di Provinsi Kepri. Dimana, rencana kegiatan akan dimulai pada bulan Juni 2021 mendatang.

Dan kalender event tersebut juga akan menyesuaikan perkembangan kasus Covid-19 di Provinsi Kepri.
Event Pariwisata Kepri
Kepala Dinas Pariwisata Kepri, Buralimar mengatakan, saat ini target pariwisata Kepri akan disesuaikan dengan target Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menkraf), Sandiaga Salahudin Uno.
"Ada beberapa konsep gebrakan seperti Geber, Gercep, Gaspul, Inovasi, Adaptasi dan Kolaborasi. Kita pakai konsepnya untuk pariwisata di Kepri dengan kabupaten kota," ujar Buralimar saat berada di Gedung PMI Batam, Jalan Cempaka Batam Center Kota Batam (Samping Politeknik Batam), Provinsi Kepri, Senin (25/1/2021).
Selain itu, pihaknya juga tetap menjalankan kalender event pariwisata di Provinsi Kepri.
Rencana kegiatan akan dimulai sejak Juni 2021 mendatang apabila kasus Covid-19 melandai.
"Kedua, kalender event tetap kita buat walaupun pandemi Covid-19. Kalaupun vaksinasi berhasil dan Covid-19 mereda kita akan laksanakan Juni 2021," katanya.
Jika dimulai saat kasus Covid-19 melandai, tambah dia, masyarakat tak perlu khawatir.

Sehingga para wisnus tetap aman berwisata.
"Pariwisata ini identik dengan berkerumun dan berkumpul. Ini faktor yang terhambat kalau kita melaksanakan event di Kepri.
Rencanakan Travel Bubble
Sementara itu, upaya lain untuk meningkatkan kunjungan wisata ke Kepri adalah, rencana penerapan travel bubble atau kunjungan tanpa karantina Indonesia dan Singapura.
Saat ini, rencana itu telah memasuki tahap persiapan titik lokasi wisata.
Provinsi Kepri sudah menyiapkan lokasi wisata khusus untuk tempat penerapan travel bubble.
Tempat yang dipilih adalah yang tidak ada penduduknya.
Adapun tempat yang terpilih, Nongsa, Lagoi, Pulau Telunas, Cempedak, Pulai Nikoi, Kepri Coral, Ranoh.
"Kita prioritaskan, yang tidak ada masyarakat umum," ujar Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Kepri, Buralimar, Senin (25/1/2021)

Diakuinya untuk tempat, itu ditentukan negara.
Namun sebagai pemerintah di daerah, mereka membantu, menyiapkan titiknya.
Buralimar mengatakan pembahasan untuk travel bubble masih berjalan sampai saat ini.
Mereka mengusulkan, walaupun tidak ada penduduk, wilayah yang dimaksud memang banyak dikunjungi wisatawan.
"Malam ini kita akan bicarakan lagi. Kami mengusulkan destinasi yang dikunjungi masyarakat secara massal. Protokol kesehatannya bisa diterapkan secara full dan ketat. Kita ujicoba dulu," katanya.
Mereka mengharapkan konsep pengeloloaan tempat wisata, lebih terpadu, untuk travel bubble.
Seperti Lagoi, Bintan yang menjadi kawasan terpadu, dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

"Khusus Bintan, sebelum Imlek kita usahakan dibuka dulu. Ujicoba dulu. Kita undang SG Clean Singapura semacam sucofindonya Singapura untuk mengecek protokol kesehatan kita," beber Buralimar.
Ia menambahkan Kepri dimungkinkan menerima kunjungan wisata, karena kasus Covid-19 sudah menurun.
Dinilai, vaksin berhasil untuk tenaga kesehatan, namun protokol kesehatan harus tetap dijaga.
Sebelumnya diberitakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI, terus melakukan upaya dan tindak lanjut mengenai rencana travel bubble antara Indonesia dan Singapura.
Hal ini sebelumnya telah dibahas langsung oleh Menteri Menparekraf RI, Sandiaga Salahuddin Uno bersama Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan beberapa waktu lalu.
Dalam kunjungan ke Kota Batam, Sandi mengakui salah satunya mencari informasi apakah Batam dapat dijadikan sebagai lokasi penerapan travel bubble.
Walau demikian, Sandiaga juga meminta bahwa hal tersebut belum menjadi keputusan resmi.
"Saya kesini untuk melihat dengan mata kepala sendiri, saya tidak bisa janji apakah Batam menjadi lokasi travel bubble. Teman-teman mohon bersabar," kata Sandi saat masih berada di Bandara Hang Nadim.
Diakuinya potensi Batam menjadi travel bubble sendiri saat ini sudah dalam tahap pemikiran. Bahkan prosesnya tengah dalam tahapan fact finding atau pencarian fakta.
Nantinya hasil peninjauan ini, akan dibahas kembali bersama dengan Kementerian Kesehatan RI dan Menteri Luar Negeri sebelum diputuskan oleh Presiden Joko Widodo.
"Saat ini saya mencari faktanya dulu, kemudian disampaikan ke Menteri Kesehatan dan Menteri Luar Negeri. Mudah-mudahan bisa menjadi bekal bagi saya saat kembali ke Jakarta," tuturnya. (TRIBUNBATAM.id/Ichwan Nur Fadillah/Roma Uly Sianturi)
Baca juga berita Tribun Batam lainnya di Google