BATAM TERKINI

Reaksi Pertamina Premium dan Pertalite Langka di SPBU Batam, 'Ada Pelansir'

Pertamina menduga, kelangkaan Pertamina dan Pertalite pada sejumlah SPBU di Batam, karena adanya penyalahgunaan.

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Pertamina membantah adanya kelangkaan Bahan Bakar Minyak atau BBM.

Selama ini distribusi bahan bakar minyak (BBM) berjalan normal.

Hanya saja tidak ditampik, munculnya pelansir seperti premium dan Pertalite, sehingga ada kelangkaan untuk dua jenis BBM itu.

Demikian hal ini diungkapkan oleh Sales Branch Manager Kepri PT. Pertamina, William Handoko.

"Kuota tahun 2020 sudah kami salurkan, karena itu habis sampai akhir tahun," ujar William, Rabu (27/1/2021) saat rapat dengan Disperindag Batam.

Ia mengungkapkan jika untuk kuota BBM ditentukan oleh BPH Migas.

Pengendara motor mengisi bahan bakar di sebuah SPBU Kota Batam, Provinsi Kepri, Minggu (5/1/2020). Masih ada pengendara motor yang belum mengetahui penyesuaian harga BBM oleh PT Pertamina.
Pengendara motor mengisi bahan bakar di sebuah SPBU Kota Batam, Provinsi Kepri, Minggu (5/1/2020). Masih ada pengendara motor yang belum mengetahui penyesuaian harga BBM oleh PT Pertamina. (tribunbatam.id/alamudinhamapu)

Dimana, tahun 2020, Batam mendapat 143 ribu. Terkait masih adanya kelangkaan premium dan Pertalite, ia menduga ada penyalahgunaan.

Selain itu, lanjut William, penting kedepan ada ketentuan yang mengatur sasaran dari jenis BBM.

Seperti untuk premium, perlu ditentukan CC mobil yang berhak menggunakan BBM jenis itu.

"Selama ini belum ada aturan siapa yang bisa pakai premium dan siapa yang tidak bisa pakai.

Selain itu, penting untuk diambil kebijakan, bagaimana merumuskan kuota premium," kata William.

Pihaknya tak mengelak adanya pengakuan SPBU yang jarang mengecek distribusi BBM.

Namun menurutnya, hal itu karena penyaluran disesuaikan dengan kebutuhan SPBU.

"Penyaluran premium yang tidak rutin. Itu tergantung (kebutuhan). Tapi kami mengusulkan penambahan kuota untuk tahun 2021," katanya.

Sebelumnya diberitakan, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag) Kota Batam, Gustian Riau tampak menyesalkan kebijakan Pertamina membatasi kuota BBM jenis Premium dan Pertalite.

Baca juga: Batam Punya SPBU Reguler Terbanyak di Kepri, 30 di Antaranya Masih Jual Premium, Ini Kata Pertamina

Baca juga: Premium & Pertalite Langka di Batam, Kinerja Disperindag & Pertamina Disorot Anggota Dewan

Derita Warga Batam Beli BBM, Premium Langka, Kini Pertalite Susah Dicari. Foto kondisi salah satu SPBU dii Kota Batam, Provinsi Kepri, Rabu (27/1/2021). Terlihat antrean sepi karena BBM Pertalite belum tersedia.
Derita Warga Batam Beli BBM, Premium Langka, Kini Pertalite Susah Dicari. Foto kondisi salah satu SPBU dii Kota Batam, Provinsi Kepri, Rabu (27/1/2021). Terlihat antrean sepi karena BBM Pertalite belum tersedia. (TribunBatam.id/Muhammad Ilham)

Hal ini yang menyebabkan sejak 2020 lalu, premium dan Pertalite langka di Kota Batam.

Seharusnya Pertamina menyalurkan premium sebanyak 163, 776 kl. Sayangnya, Pertamina hanya menyalurkan 109, 860 kl.

"Kami turun dengan tim untuk mendata seluruh SPBU di Kota Batam, ternyata Pertamina tidak menyalurkan premium secara maksimal sejak 2020.

Oleh sebab itu terjadi kelangkaan terjadi di Batam. Jadi bukan karena tak ada," ujar Gustian.

Seharusnya, sebanyak 163 kl itu disalurkan semua, sementara pemakaian tahun ini lebih meningkat.

Menurutnya kebijakan yang diambil pertamina ini meresahkan masyarakat Kota Batam.

"Apa dasar hukum, Pertamina memberikan 109 itu dan diatur dimana? Harus dipertanyakan.

Kami minta jawaban Pertamina, lantaran merugikan Warga Batam," sesal Gustian dengan suara meninggi.

Ia memaparkan pendistribusian BBM jenis premium setiap harinya.

Senin, pertamina mendistribusikan 8 kl, Selasa 8 kl, Rabu kosong, Kamis 8 kl, Jumat kosong, Sabtu dan minggu kosong.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batam, Gustian Riau.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batam, Gustian Riau. (TRIBUNBATAM.id/ROMA ULY SIANTURI)

"Seharusnya normalnya 15 kl per SPBU setiap harinya. Hal ini kami ketahui ketika tinjau langsung ke lapangan," sesalnya.

Gustian mengakui Pertamina tidak mempunyai alasan atas kebijakan yang telah dibuat.

Pertamina kedepan hanya menjual Pertamax 92 dan secara perlahan juga bakal menghapus pertalite.

"Alasan Pertamina tak ada. Dia mau menjual pertamax 92 dan menghapus Pertalite," kata Gustian

BBM jenis Pertalite juga demikian. Seharusnya, Pertamina mendistribusikan pertalite dalam 1 harinya sebanyak 16 kl.

Sayangnya Pertamina hanya mendistribusikan 8 kl setiap harinya.

"Pertamina membagi, Senin 16 kl, Selasa 8 kl, Rabu 16, Kamis 8, jumat 16, Sabtu dan Minggu 8 kl.

Ini bertujuan supaya masyarakat membeli ke Pertamax 92. Inilah yang menjadi persoalan.

Kadisperindag Batam, Gustian Riau.
Kadisperindag Batam, Gustian Riau. (TribunBatam.id/Hening Sekar Utami)

Januari 2021 kami sudah ada kuotanya, kenapa dibatasi lagi? Apa dasar hukumnya.

Pertamina buka suaralah?! Masa pandemi ekonomi belum pulih, jangan bermain di area yang menguntungkan Pertamina," kata Gustian Riau.

Derita Warga Batam

Warga Batam kembali disibukkan dengan mencari Bahan Bakar Minyak atau BBM.

Bukan lagi premium, namun BBM jenis Pertalite pun ikut-ikutan susah.

Sekalinya ada, Warga Batam harus rela antre untuk mendapatnya.

Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) berjenis premium dan pertalite, kerap terjadi di sejumlah SPBU di Batam sejak beberapa waktu lalu.

Hal itu mendapat sorotan dari berbagai kalangan termasuk masyarakat.

"Sekarang susah sekali cari Pertalite, apalagi Premium. Kalau pagi, premium gampang ditemukan di pedagang eceran di tepi jalan," keluh seorang Warga Batam, Najam di Bengkong Sarmin kepada TribunBatam.id, Rabu (27/1/2021).

TribunBatam.id pun mencaritahu penyebab kelangkaan Pertalite di SPBU, dengan mendatangi SPBU Pertamina di Jalan Raja H Fisabilillah, Teluk Tering, Kecamatan Batam Kota, Kota Batam, Provinsi Kepri.

Manager Operasional di SPBU Pertamina, Dadang Mai Asdinata mengaku jika kondisi ini bukan keinginan pengelola SPBU.

Antrean kendaraan di salah satu SPBU di Kota Batam, Minggu (24/1/2021).
Antrean kendaraan di salah satu SPBU di Kota Batam, Minggu (24/1/2021). (TribunBatam.id/Ian Sitanggang)

Ia mengarahkan sejumlah awak media yang mengonformasinya untuk menanyakan langsung kondisi ini ke Pertamina.

"Andaikan dalam posisi saya ini kembali ke abang semua, jadi pengusaha. Pasti keinginan abang adalah yang pertama sekali itu profit dan pasti keuntungan.

Jadi kesimpulannya, persoalan ini bukan persoalan dari pada SPBU.

Untuk masalah yang lebih jelasnya lagi, saya sarankan langsung ke pihak Pertamina terkait kelangkaan Premium dan Pertalite," kata Dadang kepada TribunBatam.id.

SPBU yang ia kelola hanya menyediakan Premium, Pertamax 92, Pertamax Turbo dan Bio Solar.

"Premium kami masih jual, namun untuk saat ini stoknya tidak ada.

Pertalite tidak kami jual memang tidak ada penjualan di sini.

Kami ganti Pertamax 92. Itu sudah satu bulan lebih dan hampir dua bulanan lah," ungkapnya.

Suasana di SPBU Simpang Kara Batam Center, Jumat (1/1/2020) pagi.
Suasana di SPBU Simpang Kara Batam Center, Jumat (1/1/2020) pagi. (TRIBUNBATAM.id/HENING SEKAR UTAMI)

Dadang yang sudah 10 tahun melakoni usaha SPBU ini mengaku sejak pandemi Covid-19, usahanya mengalami penurunan dari segi omzet

Lain halnya dengan SPBU Sei Panas, saat Tribunbatam.id, mencoba mengkonfirmasi terkait kelangkaan BBM jenis pertalite dan premium di kantor SPBU Sei Panas.

Langkah DPRD Batam

Ketua DPRD Kota Batam, Nuryanto meminta Pertamina untuk tranparansi dalam pendistribusian kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) di Batam.

Hal ini dikarenakan fakta di lapangan masih banyak terlihat antrian kendaraan hampir di seluruh SPBU.

Ia juga tampak mempertanyakan alasan pengurangan kuota BBM yang saat ini dilakukan oleh Pertamina.

Walau demikian, pihaknya pernah mencoba mengonfirmasi hal tersebut dan didapati bahwa kuota BBM di Batam tidak berkurang.

"Perlu dijelaskan oleh mereka, apakah kuotanya berkurang? Atau memang ini kebijakan dari pusat? Karena faktanya memang banyak antrean di SPBU, dan terkesan ada pengurangan," ujar Nuryanto saat berada di Kantor Coffee Batam Center, Rabu (27/1/2021).

Menjelang berakhirnya konsesi BP Batam dengan PT Adhya Tirta Batam (ATB), Ketua DPRD Kota Batam, Nuryanto mengimbau kedua belah pihak bisa menyelesaikan sesuai dengan perjanjian yang sudah disepakati.
Menjelang berakhirnya konsesi BP Batam dengan PT Adhya Tirta Batam (ATB), Ketua DPRD Kota Batam, Nuryanto mengimbau kedua belah pihak bisa menyelesaikan sesuai dengan perjanjian yang sudah disepakati. (TRIBUNBATAM.id/ROMA ULY SIANTURI)

Tidak hanya itu, kata dia, adanya permasalahan ini juga diakuinya sebagai salah satu ketidaksinkronan komunikasi antara Pertamina dengan Pemerintah Kota (Pemko) Batam.

Nuryanto menuturkan bahwa hal ini diduga dikarenakan ego sektoral antara Pertamina dan Disperindag Kota Batam.

"Yang saya tangkap adalah Pertamina dan pemerintah ini gak klop. Pertamina baru sekali memenuhi panggilan Disperindag, itu kan menandakan bahwa ada ego sektoral," sesalnya.

Untuk itu, saat ini DPRD Kota Batam diakuinya tengah menyusun jadwal untuk pertemuan antara pihak Pertamina dengan Disperindag Kota Batam, guna membahas mengenai polemik kelangkaan BBM tersebut.

"Maka kami minta Pertamina memberikan penjelasan terkait masalah ini. Kalau saat diundang mereka tidak hadir nanti kita evaluasi lah," tuturnya.(TribunBatam.id/Roma Uly Sianturi/Hening Sekar Utami/Muhammad Ilham)

Baca juga berita Tribun Batam lainnya di Google

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved