NEWS WEBILOG TRIBUN BATAM
Konsen Soal Air di Kepri, Kherjuli Dirikan LSM ALIM, Ajak Masyarakat Bijak Konsumsi Air
Ketika bicara soal air minum, menurut Kherjuli dari LSM ALIM, maka satu kesatuan yang tidak bisa ditinggalkan yakni ketersediaan air baku.
Penulis: ronnye lodo laleng | Editor: Dewi Haryati
Karena itu ia menilai, perlu adanya upaya-upaya dalam sistem pemerintahan untuk mendorong agar hak rakyat atas air bisa terpenuhi oleh Negara.
"Keberadaan kami pada waktu itu, kami tidak sendirian. Kami juga dibantu media seperti Tribun Batam dan beberapa media yang lain yang ikut menyuarakan hak rakyat atas air bersih ini," lanjutnya.
Ketika berbicara soal air minum, lanjutnya, maka satu kesatuan yang tidak bisa ditinggalkan yakni ketersediaan air baku. Saat ini penyediaan air bersih di Kepri masih sangat minim, padahal potensi yang dimiliki Kepri sangat besar sekali.
Ia menilai, pemerintah lambat menanggulanginya. Dalam beberapa kali aksi seperti setiap 2 Maret--peringatan hari air, ALIM meminta hak masyarakat terkait air bisa dipenuhi pemerintah.
"Alhamdulillah secara tidak langsung sudah ada progres seperti ada penambahan beberapa waduk di Batam dan juga di Bintan yang pernah mengalami kerusakan. Sudah mulai dilakukan perbaikan kembali oleh pemerintah," sambungnya.
Meski demikian, menurutnya respon dari pemerintah lambat.
Ia melanjutkan, rasio sampai hari ini, antara pertumbuhan penduduk dengan ketersediaan air baku, letak air masih di bawah. Seharusnya letak ketersediaan air bersih harus lebih banyak di atas pertumbuhan penduduk.
"Aksi nyata hingga saat ini berupa fisik sudah dilakukan pembuatan lobang biopori di beberapa titik. Tidak hanya di sekolah namun di beberapa pemukiman penduduk juga kami lakukan itu," katanya.
Selain itu, ALIM juga tak henti-hentinya memberikan edukasi kepada masyarakat untuk selalu bijak mengonsumsi air.
Dengan aksi sosial ini, LSM ALIM bermimpi muncul kearifan lokal untuk menyentuh pola pikir dan perilaku di kalangan milenial melalui program yang disebut dengan Kenduri Air.
Yakni dengan membagikan ribuan botol air kepada masyarakat dan sekolah.
Ia berharap kepada pemerintah sesuai dengan undang-undang terbaru tentang sumber daya air, air tidak boleh dikelola lagi oleh swasta, tapi harus dikelola oleh Negara dalam hal ini pemerintah.
Untuk itu pengelolaan air oleh pemerintah harus dilakukan secara optimal tidak boleh ada privasisasi. Namun pemerintah sudah harus lebih giat dengan berbagai sumber air yang berkaitan dengan sarana dan prasarana.
Sedangkan untuk masyarakat, meski ini sudah menjadi tanggung jawab pemerintah ada juga tanggung jawab masyarakat sebagai makhluk hidup dan juga insan yang tidak mengenal latar belakang.
"Jika kita bijak menggunakan air maka Tuhan Yang Maha Esa akan memberikan kenikmatan bagi setiap tetes air untuk masyarakat. Jika kita kurang bijak dan peduli, maka sumber daya air tersebut menjadi rusak dan kita tidak bisa menggunakannya secara baik," tutupnya.
(TRIBUNBATAM.id/ Ronnye Lodo Laleng)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google