KISAH PERANTAU BATAM
KISAH Anggota DPRD Batam Udin P Sihaloho 'Pemulung Sukses', 3 Periode Jadi Wakil Rakyat
Berikut kisah hidup anggota DPRD Batam Udin P Sihaloho. Kepada TribunBatam.id, ia mengaku mengawali hidup di Batam sebagai pemulung. Berikut kisahnya.
Seperti hari itu, pria yang suka menggunakan celana jeans belel dan menggunakan sepatu sporty ini, berjalan menuju ruang wartawan, yang sering disebut, Komisi V di DPRD Batam.
Baca juga: Soal Limbah Minyak di Pulau Labu, Komisi III DPRD Batam Akan Panggil Pihak Perusahaan
Baca juga: Soal PMK 199 Tahun 2019, Udin P Sihaloho: Normatif saja, Tidak ada Masalah

Bisa dibilang, Udin juga penghuni Komisi V.
Secara resmi, DPRD Batam hanya memiliki IV Komisi dengan bidang masing-masing, sebagai alat kelengkapan Dewan.
Namun, dalam perjalanannya, muncul satu komisi, di luar tata tertib dewan.
Tambahan komisi itu disebut 'komisi V', yang diisi wartawan sebagai penghuninya.
Udin, begitu nama panggilan dari pemilik nama lengkap Udin P Sihaloho, SH, ini setiap hari kerja dan selalu menyempatkan diri bertandang ke ruang wartawan.
Jika tak singgah ke ruang wartawan, biasanya, itu karena sedang tugas luar atau tidak masuk kerja.
Dia pasti menyempatkan diri berkunjung, bercengkerama, menumpahkan uneg-unegnya, hingga diskusi seputar pembangunan Batam.
Tidak hanya dekat dengan wartawan dan warga, Udin juga cukup dikenal dekat dengan kaum buruh yang kerap menyambangi dan mengadukan nasibnya ke dewan saat dirinya masih duduk di Komisi IV DPRD Kota Batam.
Udin termasuk anggota dewan yang berani menolak kebijakan pemerintah atau perusahaan, yang tidak berpihak terhadap masyarakat.
Anggota Dewan yang sudah duduk selama 3 periode berturut-turut ini juga menjadi salah satu dari beberapa anggota dewan Batam, yang konsen membangun daerah pemilihannya.

Kini, wilayah Bengkong, terus berbenah dan semakin indah, mulai dari infrastruktur jalan, taman, saluran, posyandu, sarana bermain anak, yang pengadaan peralatannya juga sering menggunakan dana pribadi.
Bahkan sampai gapura pemakaman pun diperjuangkannya.
Udin mengaku pernah menjadi bahan tertawaan rekan-rekannya di Dewan.
Namun dengan singkat dia hanya menjawab, tempat itu merupakan "peristirahatan masa depan," yang tidak mungkin dibangun oleh penghuninya.