Pekerja Gaji Maksimal Rp 8 Juta Bisa Ajukan KPR Subsidi
Pekerja dengan penghasilan di bawah Rp 8 juta bisa mengajukan Kredit Kepemilikan Rumah atau KPR subsidi.
Di sini, peran perbankan menjadi kunci pertumbuhan kredit properti dan KPR. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) sebagai pemimpin pasar di KPR dengan pangsa pasar sebesar hampir 40% tentu menjadi sorotan.
Bank BTN juga sudah menyiapkan sederet strategi untuk lebih menggalakkan penyaluran KPR.
Direktur Consumer and Commercial Lending Bank BTN Hirwandi Gafar menjelaskan, salah satu inisiatif yang dilakukan perseroan saat ini yakni melalui optimalisasi teknologi digital.
Wajar saja, menurut perseroan pemanfaatan digital saat ini sudah menjadi kebutuhan, apalagi di tengah situasi pandemi Covid-19.
Bank bersandi bursa BBTN ini telah menerapkan pengajuan KPR BTN yang bisa dilakukan secara daring (online).
Termasuk pemilihan lokasi rumah hingga pembayaran tanda jadi.
"Lewat cara ini, proses kredit menjadi lebih cepat, karena verifikasinya juga dilakukan secara digital," terangnya kepada Kontan.co.id, Senin (1/2).
Bank plat merah ini juga telah meluncurkan program promosi bagi nasabah yang melakukan pengajuan KPR BTN secara online.
Antara lain mendapatkan diskon provisi sebesar 50% dan bebas biaya administrasi serta mendapat bonus saldo LinkAja.
Hirwandi melanjutkan, sejatinya digitalisasi telah menjadi fokus utama pengembangan bisnis Bank BTN dalam beberapa tahun terakhir.
Hal ini salah satunya ditandai lewat pergelaran pameran properti virtual yang bekerjasama dengan pengembang pilihan.
Misalnya belum lama ini, BTN menggelar Pameran Properti Virtual HUT KPR 44 di bulan Desember 2020 lalu. Di awal tahun ini Bank BTN juga akan kembali melanjutkan Pameran Properti Virtual pada bulan Februari 2021 dalam rangka perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) BTN ke-71.
Melihat sederet inisiatif digital tersebut, Hirwandi sangat optimistis pertumbuhan bisnis KPR di 2021 akan jauh lebih baik dari tahun 2020 lalu. "Dalam tiga bulan terakhir di tahun 2020, pertumbuhan KPR semakin meningkat. Begitu juga dengan strategi-strategi baru," imbuhnya.
Di sisi lain, peluang pertumbuhan sektor perumahan ini sebenarnya juga sudah dibuktikan Bank BTN. Meski diakui tantangan penyaluran kredit cukup berat, Plt Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan tahun lalu kredit perumahan BTN terutama KPR subsidi masih mampu tumbuh 7,7% secara tahunan.
Adapun, di tahun 2021 secara total kredit, Bank BTN menargetkan pertumbuhan sekitar 7%-9%.
Selain dari inisiatif digital, Bank BTN selaku ujung tombak Program Sejuta Rumah juga telah mendapat tugas baru dari pemerintah.
Salah satunya lewat penyaluran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) tahun 2021 senilai Rp 8,73 triliun.
Dana tersebut akan disalurkan perseroan melalui program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi konvensional senilai Rp 7,76 triliun dan KPR subsidi syariah senilai Rp 965 miliar.
Bank BTN tentunya berharap, lewat upayanya mendorong sektor perumahan, pemulihan ekonomi bisa mulai terakselerasi.
Dominasi pangsa pasar Bank BTN di sektor perumahan ini pun mendapat pengakuan oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Wakil Menteri (Wamen) II BUMN Kartika Wirjoatmodjo membenarkan kalau modal modal Bank BTN cukup kuat untuk bertahan di sektor pembiayaan properti tanpa perlu berubah menjadi bank yang universal.
Pria yang akrab disapa Tiko ini juga menilai, melalui pertumbuhan segmen perumahan dan customer based yang bisa digarap dari value chain perumahan, Bank BTN dipastikan masih bisa tumbuh dan besar serta menjadi bank yang sehat dengan kapitalisasi pasar yang jumbo.
“Dalam periode recovery ini, selain memperbaiki kualitas kredit dan funding, kita juga bisa membangun transaction business yang kuat dimulai dari value chain mortgage yang menjadi core competence dari Bank BTN,” kata Tiko, belum lama ini.
Sektor perumahan dan properti memang selalu menjadi andalan penggerak pertumbuhan ekonomi negara.
Sebab, ada sekitar 172 sektor turunan properti yang bisa kembali bergairah, apabila geliat peningkatan bisnis mulai bergerak.
Hal ini juga ditangkap oleh regulator. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso sudah mengisyaratkan kalau pihaknya akan mengeluarkan relaksasi aturan penyaluran pembiayaan di sektor properti.
Dia menjelaskan di sektor properti masih bisa diberikan relaksasi penyaluran kredit, terutama untuk perumahan dengan harga murah. Keringanan berupa penurunan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) dan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) masih bisa diturunkan secara temporer.
Tentu hal ini bisa memberikan ruang ekspansi perbankan di sektor perumahan dan properti menjadi lebih terbuka di tahun 2021.
Di samping itu, Pengamat Properti sekaligus CEO Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda menilai, sektor properti sudah mengalami tujuh tahun cuti sejak mengalami lonjakan tren pada pada 2009 hingga 2012 silam.
Sejatinya, sejak awal tahun 2020 lalu Ali menyebut properti sebenarnya mulai alami kenaikan hanya saja lantaran pandemi Covid-19 kembali melambat.
Namun usai pandemi berakhir, diprediksi sektor properti akan kembali pada jalur cepat bahkan melesat terutama pada 2022.
"Saya perkirakan mungkin di akhir 2021 itu baru mulai properti bergerak dan 2022 mulai naik. Diperkirakan tahun 2022 akan naik kencang," kata Ali.
baca berita terbaru lainnya di google news
Sumber: Kontan