NEWS WEBILOG TRIBUN BATAM
Bahaya Predator Anak Mengintai di Kepri, Selamatkan Anak dari Kekerasan dan Pornografi
Kasus predator anak yang diungkap pihak kepolisian sejak Awal Tahun 2021, jadi atensi sejumlah pihak.
Penulis: Yeni Hartati | Editor: Septyan Mulia Rohman
Sistem simponi yang merupakan sistem informasi yang telah dibangun dan berjenjang dari tingkat kabupaten kota atau provinsi ke tingkat nasional.
Dari angka 5 tahun terakhir itu meningkat, pada tahun 2017 sekitar 249 kasus, 2018 sekitar 227 kasus, 2019 sekitar 240 kasus, dan tahun 2020 sekitar 242 kasus.

Dari 242 kasus ditahun 2020, hampir 100 diantaranya merupakan kasus kekerasan fisik, psikis, perantaran, dan tindak pidana perdagangan orang.
Dari data tersebut banyak terjadi di Kota Batam sebanyak 50 dari 115 kasus hampir 40 persen.
Sementara Tanjungpinang terjadi sekitar 25 persen, dengan kekerasan fisik ada 75 kasus, psikis 55 kasus, perantaran 40 kasus, dan tindak pidana perdagangan orang 8 kasus.
Pada 5 tahun terakhir didominasi oleh anak-anak adalah kasus kekerasan seksual.
"Kekerasan seksual salah satunya di Kota Batam 1,9 juta penduduk, 60 persen diantaranya jadi ramainya kasus kekerasan didominasi oleh Kota Batam.
Faktor terjadinya kekerasan seksual pada anak adalah bisa pelakunya berupa anak dan bisa saja korbannya juga anak-anak, atau anak yang melakukan kekerasan terhadap anak," tambahnya.

Secara umum anak-anak yang menjadi korban mereka merupakan terpapar pornografi melalui situs porno, game online maupun akun YouTube, sehingga melampiaskan.
Selain itu pembelajaran melalui daring juga berdampak karena kurangnya pendampingan dari orangtua sehingga anak-anak selalu diberikan handphone tanpa adanya jeda.
Pergaulan bebas juga merupakan faktor terjadinya kekerasan seksual.
"Kemudian kurangnya pengawasan terhadap orangtua yang kurangnya perhatian komunikasi, sehingga orangtua tidak menyadari ketika anaknya sudah memasuki pergaulan bebas," jelasnya.
Ketahanan keluarga juga atau orangtua tunggal, yang menjadi celah sehingga kurangnya kasih sayang, karena psikis sebagian terjadi karena keluarga yang kurang lengkap.
"Karena keluarga merupakan madrasah pertama untuk anak," ucapnya Misni.
Sementara pengaruh lingkungan atau salah memilih teman yang menyebabkan lemahnya iman juga merupakan faktor dari pergaulan bebas, dan adanya predator anak.
