Teori Baru Penyebab Punahnya Dinosaurus, Bukan Asteroid

Enam puluh enam juta tahun yang lalu, sebuah benda langit besar menghantam Bumi dan memicu musim dingin yang dahsyat hingga memusnahkan dinosaurus. 

Science Alert
Ilustrasi dinosaurus Australia, Fostoria dhimbangunmal 

TRIBUNBATAM.id - Enam puluh enam juta tahun yang lalu, sebuah benda langit besar menghantam Bumi dan memicu musim dingin yang dahsyat hingga memusnahkan dinosaurus

Teori yang berkembang hingga saat ini, benda langit tersebut merupakan asteroid yang berasal dari Sabuk Utama Tata Surya kita. 

Namun, sebuah studi baru rupanya mengungkap temuan lain yang menjadi penyebab musnahnya dinosaurus

Seperti dikutip dari Phys, Rabu (17/2/2021) astronom dari Universitas Harvard menyebut hasil analisis mereka menunjukkan jika benda langit yang menghantam Bumi itu bukanlah asteroid melainkan komet.

Komet yang disebut sebagai komet periode panjang itu terbuat dari puing-puing es seukuran pegunungan atau lebih besar. 

Meski begitu menurut peneliti, planet Jupiter lah yang sebenarnya bertanggung jawab atas tabrakan ke planet kita.

"Jupiter sangat penting karena planet itu paling masif di Tata Surya kita," kata Amir Siraj, penulis utama studi ini. 

Jupiter bertindak sebagai semacam mesin pinball yang menendang komet periode panjang itu masuk ke dalam orbit dan membawanya sangat dengan Matahari.

Komet periode panjang yang juga disebut sebagai sungrazer karena melintas sangat dekat dengan Matahari itu membutuhkan waktu sekitar 200 tahun untuk mengorbit Matahari. 

Komet tersebut juga lebih dingin daripada asteroid karena berasal dari titik beku Tata Surya bagian luar.

Namun pada suatu waktu, komet mengalami gaya pasang surut masif ketika salah satu sisinya menghadap Matahari.

"Akibatnya komet ini mengalami gaya pasang surut yang begitu besar sehingga bagian paling masif pecah menjadi ribuan fragmen. Masing-masing fragmen tersebut cukup besar untuk menghasilkan kawah seukuran Chicxulub, yang menjadi pemicu musnahnya dinosaurus," papar Siraj.

Bukti lain jika tubrukan yang terjadi berasal dari komet adalah komposisi chondrite berkarbon yang ditemukan di kawah Chicxulub.

Menurut peneliti, sebagian besar komet memiliki kandungan tersebut. 

Kandungan chondrite berkarbon juga ditemukan di kawah-kawah lain di Bumi. Misalnya saja di kawah Vredefort di Afrika Selatan dan kawah Zhamanshin di Kazakhstan.

Lebih lanjut, peneliti berharap dapat mempelajari lebih lanjut mengenai gangguan pasang surut komet periode panjang.

Pasalnya peneliti juga menyebut jika dampak serupa bisa terjadi setiap 250 juta hingga 750 juta tahun.

"Anda tak pernah tahu kapan yang berikutnya akan datang. Cara terbaik untuk mengetahuinya adalah dengan mencarinya di langit," papar Avi Loeb, peneliti lain yang terlibat dalam studi.

Temuan ini telah dipublikasikan di jurnal Scientific Reports. (*)

Simak berita terbaru lainnya di Google News

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bukan Asteroid, Ini Lho Teori Baru Penyebab Punahnya Dinosaurus"

Baca juga: Ternyata Bayi Juga Bisa Alami GERD, Kenali 10 Gejalanya

Baca juga: 21 Wahana Bermain Taman Rekreasi Alam Mayang Pekanbaru Kembali Dibuka untuk Umum

Baca juga: Masih Ingat Dengan AKBP Ahrie Sonta Orang Berpengaruh di Tanjung Priok, Kini Orang Dekat Kapolri

Baca juga: Ini Tanda Kamu Harus Cari Hobi Baru, Temukan Caranya Disini

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved