HUMAN INTEREST
SETIA Jadi Guru Ngaji Kendati Punya Keterbatasan Fisik, Atlet Tembak Ini Tak Pernah Sesali Nasibnya
Sangat menginspirasi, Hamzah, atlet menembak dari Toapaya Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau yang miliki cacat fisik ini menjadi guru ngaji.
Penulis: Alfandi Simamora | Editor: Thom Limahekin
Editor: Thomm Limahekin
TRIBUNBATAM.id, BINTAN – Hidup dengan keterbatasan fisik bukan merupakan hal yang mudah. Lagi pula keterbatasan itu muncul akibat kecelakaan.
Terkadang ada kerelaan untuk bisa menerima keadaan lalu bangkit dari keterbatasan fisik tersebut.
Pergumulan inilah yang dialami Hamzah, seorang atlet menembak warga Toapaya Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau.
Pria berusia 53 tahun ini harus menerima kedaan fisiknya sebagai penyandang disabilitas tuna daksa setelah mengalami kecelakaan kerja saat membangun rumahnya sekitar 20 tahun silam.
"Saya jatuh saat memperbaiki rumah. Saraf tulang belakang saya kena sehingga saya tidak bisa berjalan," ujar Hamzah kepada TRIBUNBATAM.id, Selasa (23/2/2020) siang.
Saat itu Hamzah baru selesai mengikuti latihan menembak di Lapangan Tembak Marinir Kota Tanjungpinang.
Dia merupakan satu dari beberapa atlet disabilitas yang tergabung dalam National Paralympic Committee Of Indonesia (NPCI) Kota Tanjungpinang.
Baca juga: KISAH Penyintas Covid-19 di Anambas, Jadi Senang Biskuit, Bersyukur Bisa Lihat Matahari

Mereka akan mengikuti Pekan Paralympic Nasional (PEPARNAS) XVI di Provinsi Papua selama 15-28 Desember 2021 nanti.
Sebelum bertanding, Hamzah dan sejumlah atlet disabilitas lainya terus berlatih. Mereka memanfaatkan fasilitas Marinir setelah diizinkan oleh Danyonmarhanlan IV Tanjungpinang, Letkol Marinir Kemal Mahdar.
Hamzah mengaku baru menjadi atlet menembak dan pertama kali ingin mengikuti pertandingan menembak.
Sebelumnya dia merupakan atlet tenis meja; dia telah dua kali mengikuti kejuaraan, yakni mengikuti turnamen tenis meja di Pekanbaru tahun 2011 dan
terakhir tahun 2016 di Jawa Barat.
"Pada turnamen itu saya tidak mendapatkan juara. Namun hobi saya untuk berolahraga dan mengejar prestasi terbayarkan.
Saya bisa mengikuti pertandingan dalam kondisi fisik saya seperti ini," sebut Hamzah.
Baca juga: Kisah Raden, Ingin Ubah Nasib Keluarga Justru Kecelakaan dan Berakhir Jadi Musisi Jalanan di Batam

Sebelum mengalami cacat fisik, Hamzah memang sangat gemar berolahraga. Olahraga yang menjadi hobinya adalah bermain sepak bola dan tenis meja.
Namun, di tengah keterbatasan fisik seperti ini, dia hanya bisa mengandalkan kemampuan dalam bermain tenis meja.
Faktor usia dan kondisi fisik tidak bisa lagi mendukungnya untuk bermain tenis meja seperti dulu. Hamzah pun beralih menjadi atlet menembak.
"Nah, kebetulan ada iven menembak, saya langsung ambil peluang ini.
“Saya tergabung di dalam National Paralympic Committee Of Indonesia (NPCI) Kota Tanjungpinang," ucap Ketua NPCI Kabupaten Bintan itu.
Selain mencintai olahraga, Hamzah juga mempunyai aktivitas yang sangat bermanfaat di lingkungan kampungnya, Cikolek, Kecamatan Toapaya.
Pria yang memiliki anak satu ini ternyata sehari-hari juga melakoni peran sebagai guru ngaji di sekitar tempat tinggalnya.
Dia menafkahi keluarganya dengan dengan berjualan kecil-kecilan warung kelontongan di rumahnya.
"Pekerjaan saya sudah tidak ada. Tapi saya buka usaha kecil-kecilan warung kelontong di rumah bersama istri saya," ungkap Hamzah.
Pria tersebut begitu berharap agar pemerintah lebih memperhatikan kaum disabilitas. Dia mengaku sejauh ini Dispora Bintan sangat antusias dan memberikan dorongan kepada kaum disabilitas.
Perhatian pemerintah sangat diharapkan oleh kaum disabilitas khususnya dengan memberikan dorongan untuk mengembangkan kemampuan mereka di bidang olahraga maupun seni.
Misalnya, penyediaan peralatan, biaya operasional dan pembinaan khususnya untuk disabiltas.
Baca juga: Kisah Perantau Anambas, Mulyanto Raup Untung Jualan Roti Bakar

"Jadi kami juga ingin tidak ada perbedaan dengan KONI. Soalnya kami juga punya organisasi tersendiri.
KONI diperhatikan, kami juga ingin seperti itu, diperhatikan untuk meraih prestasi di tengah keterbatasan fisik," harap Hamzah.
Hamzah tidak lupa memotivasi para kaum disabilitas, khususnya di Kabupaten Bintan agar jangan pernah menutup diri di tengah keterbatasan fisik mereka.
Sebab, dalam keterbatasan itu, mereka sebenarnya memiliki potensi diri yang luar biasa. Mereka memiliki hak yang sama dengan masyarakat pada umumnya.
"Kepada kaum disabilitas di Bintan, mari bangkit dan kembangkan bakat olahraga dan senimu untuk bisa berprestasi demi depan yang gemilang," pesan pria berkacamata ini. (TRIBUNBATAM.id/Alfandi Simamora)