Virus Corona di AS Tewaskan Lebih dari 500.000 Orang, Terparah Sejak Pandemi Influenza 1918
Kasus Covid-19 di Amerika Serikat (AS) telah menewaskan lebih dari 500.000 orang sejak pandemi menyerang, berdasarkan penghitungan Universitas Johns..
TRIBUNBATAM.id, WASHINGTON - Kasus Covid-19 di Amerika Serikat (AS) telah menewaskan lebih dari 500.000 orang sejak pandemi menyerang, berdasarkan penghitungan Universitas Johns Hopkins pada Senin, (22/2).
Angka tersebut adalah jumlah korban meninggal akibat virus Corona tertinggi di seluruh dunia.
Hingga berita ini diunggah, virus corona di AS sudah merenggut 500.071 nyawa atau lebih dari dua kali lipat Brasil dengan jumlah korban terbanyak kedua.
"Ini mengerikan, tercatat dalam sejarah. Kami belum pernah melihat apa pun yang mendekati ini selama lebih dari 100 tahun sejak pandemi influenza 1918," kata kepala penasihat medis untuk Presiden Joe Biden, Anthony Fauci, di program Meet The Press NBC pada Minggu, (21/2), dikutip dari AFP.
Kematian pertama pasien Covid-19 di AS terjadi pada Februari 2020, dan sekitar tiga bulan kemudian mencapai 100.000 korban meninggal.
New York saat itu adalah yang paling terdampak parah.
Kemudian, empat bulan berikutnya tercatat 200.000 pasien meninggal, dan tak sampai tiga bulan setelahnya total 300.000 warga "Negeri Paman Sam" kehilangan nyawa.
Kasus Covid-19 di Amerika Serikat melonjak dratis pada musim dingin tahun ini, saat orang-orang berlibur di dalam ruangan.
Baca juga: Texas Krisis Air, Badai Musim Dingin Memutus Pasokan Listrik
Total kasus virus Corona di Amerika Serikat sampai Senin kemarin adalah lebih dari 28 juta.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengatakan, lebih dari 61 juta orang telah disuntik setidaknya satu dosis vaksin di AS, dengan sekitar 18 juta warga yang sudah diberi dua dosis penuh.
Biden mencanangkan prioritas agar 100 juta orang divaksin dalam 100 hari pertama.
Dari 100 juta target itu, dia merasa bakal mudah tercapai karena sekarang rata-rata dilakukan 1,7 juta vaksinasi sehari.
Lebih lanjut, Biden berkata, dia tidak bisa memprediksi kapan wabah corona di Amerika Serikat bisa teratasi, tetapi 600 juta dosis vaksin yang cukup untuk sebagian besar rakyat diharapkan tersedia pada akhir Juli. (*)
Simak berita Tribunbatam.id lainnya di Google News
Baca juga: 3 Bulan Suami Pergi, Mama Lita Masterchef Indonesia Unggah Foto Bareng Suami: Happy Anniversary
Baca juga: Peluang Ahok BTP Jadi Presiden Terganjal, Muncul di Survei LSI, Saingan Prabowo, Anies, Ganjar
Baca juga: APA Itu Minggu Palma dan Maknanya bagi Umat Katolik dalam Tradisi Gereja
Baca juga: Jokowi on the Coronavirus Pandemic: No One is Safe until Everyone Is
VIRAL Ibu-ibu Beli Sofa karena Tergiur Harga Murah Flash Sale, Endingnya sang Anak Syok |
![]() |
---|
Tampang Pria Asal Sumatera yang Dicurigai Kuat sebagai Penculik Anak Dokter Ternama di Jawa Tengah |
![]() |
---|
Ternyata Bukan Lagu Kangen, Ahmad Dhani Jujur Sebut Lagu Ini yang Diciptakannya Bagi Maia Estianty |
![]() |
---|
3 Tahun Adem Ayem Jadi Permaisuri Pengusaha, Kahiyang Ayu Gombali Bobby Nasution pakai Bahasa Jawa |
![]() |
---|
Dulu Sanjung Ayu Ting Ting dan Diisukan Mau Nikah, Pemilik TV Kepergok Beri Kado Mewah ke Luna Maya |
![]() |
---|