HUMAN INTEREST
Sepulang Sekolah, Ujang Rela Keliling Jajakan Kue Buatan Ibu
Bukan dengan berjalan kaki, Ujang dari Desa Antang, tempatnya tinggal menggunakan sepeda membawa roti buatan ibunya mendaki jalan menanjak dan menurun
Namun apabila ada orang baik yang lewat mereka dengan senang hati mengantarkan Ujang ke rumahnya.
Bagi kita mungkin tidak bisa menjadi seperti Ujang, menempuh jalanan naik dan turun di bawah terik matahari mungkin sudah mengeluh.
Tapi tidak dengan Ujang, meski raut letih selalu terlihat sehabis ia berjualan.
Ia tetap semangat mengayuh sepeda membawa kue yang ia harapkan akan habis terjual.
“Saya bantu emak jualan, dari kelas III SD. Sehabis jualan bisanya emak kasih kami upah juga, duit dari emak itu kami tabung,” kata Ujang.
Memang tidak banyak upah yang ia dapati, tetapi ia merasa bersyukur masih bisa diberi rezeki oleh Allah SWT.
Memiliki 9 orang bersaudara mengajarkan Ujang kerasnya hidup ini. 9 saudaranya kini tersisa 5 orang.
“Empat orang kakak saya sudah meninggal, saya anak kedelapan,” sebutnya.
Orang tuanya bekerja serabutan, inilah mengapa Ujang berinisiatif membantu perekonomian keluarganya.
Terkadang kue yang ia jajakan tidak habis semuanya, tetapi jika banyak pembeli biasanya cepat habis.
Untuk jumlah pendapatan kue yang ia jajakan sehari-hari tidaklah menenentu.
“Kalau kue habis senang saya, jadi besok makin semangat jualan kue,” ucapnya.
Hari pun makin malam, Ujang yang saat itu ditemui di sebuah jalan menuju Desa Antang, ingin buru-buru segera pulang, karena perjalanan menuju rumahnya masih jauh. Jika kemalaman Ujang tidak punya lampu sepeda, sehingga sebelum maghrib ia harus tiba di rumah.(Tribunbatam.id/Rahma Tika)
baca berita terbaru di google news