China Buat AS Geleng Kepala, 'Permalukan' Diplomat Negeri Paman Sam dengan Cara Tes Swab Lewat Anus!
Diplomat AS geleng-geleng kepala saat memasuki kawasan China, di mana ia diminta melakukan tes swab melalui anus yang dianggap "tak bermartabat"
Setelah menggerakannya setidaknya dua kali, alat itu diambil dan dimasukkan ke wabah sampel.
Prosesnya disebut hanya sekitar 10 detik.
Beijing disebut menggunakan metode itu lebih sering setelah seorang bocah sembilan tahun dinyatakan positif virus corona pada Januari.
Baca juga: Tewas Tergantung di Kamarnya, Jenazah Gadis India Masih di RSBP Batam, Tunggu Hasil Swab Test
Baca juga: Puluhan PNS Tunggu Hasil Swab Test, Bapelkes Batam Khusus Rawat PNS Pemko dan BP Batam
Otoritas setempat menyatakan, dalam beberapa hari, tiga juta orang di tiga distrik ibu kota diperiksa guna mencegah penyebaran.

Sumber diplomat AS kepada Vice dikutip Daily Mail pada Kamis (25/2/2021) mengungkapkan,
mereka sejak awal tidak setuju dengan cara itu.
Karena itu, mereka langsung mengajukan protes kepada Kementerian Luar Negeri China setelah tahu ada staf mereka yang jadi kelinci percobaan.
Merespons keluhan itu, juru bicara kementerian Zhao Lijian mengklaim mereka tak pernah meminta staf AS melaksanakan anal swab.
Usap bagian dubur sudah diujicobakan di Negeri Panda sejak tahun lalu.
Namun, metode ini hanya dipakai di pusat karantina karena tak nyaman.
Baca juga: Seorang Komisioner KPU Kepri Positif Covid-19, 47 Pegawai KPU Bakal Jalani Swab Test
Baca juga: HARUS Rogoh Kocek Minimal Rp 2,9 Juta Untuk Swab Test, Jalur Singapura ke Batam Masih Sepi
Sejumlah kota setempat menggalakkan metode tersebut untuk mendeteksi Covid-19 sebelum perayaan Tahun Baru Imlek.

Pakar infeksi pernapasan Li Tongzeng pada Januari mengatakan,
metode itu efektif karena virus kadang masih bercokol di kotoran.
Namun, akurasi dan efisiensinya dipertanyakan pakar lain, seperti Yang Zhangiu, Wakil Direktur Departemen Biologi Patogen di Universitas Wuhan.
Kepada Global Times, Yang menerangkan tes swab dari hidung dan tenggorokan masih terbukti efektif, karena virus itu berada di sistem pernapasan.