HUMAN INTEREST
KISAH Maryusni, 22 Tahun Jadi Guru Honorer di Batam, Berharap Bisa Jadi PNS
Sudah 22 tahun Maryusni menjadi guru honorer di Batam. Banyak suka duka yang ia rasakan. Berikut ini kisah selengkapnya.
Penulis: ronnye lodo laleng | Editor: Septyan Mulia Rohman
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Sebutan guru adalah pahlawan mungkin tepat diberikan kepada Maryusni, Spd.
Wanita 51 tahun ini sudah mengabdikan dirinya menjadi guru sejak 22 tahun lalu.
Dari kesabarannya dan keteguhannya mendidik anak orang, tak sedikit yang sudah sukses.
Termasuk ada yang menjadi Pegawai Negeri Sipil atau PNS.
Salah satu impiannya di usianya yang sudah tidak muda lagi.
Ya, selama 22 tahun menjadi guru, wanita kelahiran Padang 11 September 1969 itu masih berstatus guru honorer.
Ia kini dipercaya mengajar di SDN 002 Batam Kota, Provinsi Kepri.

Selain mengajar, ia juga diamanahkan untuk menjadi wali kelas 2 di Sekolah Dasar Negeri itu.
Saking lamanya, ia bahkan masih ingat 6 Kepala Sekolah yang mengalami pergantian di sekolah itu.
Soal impiannya menjadi Abdi Negara itu, bukan tak pernah dicobanya.
Ketika disinggung mengenai hal ini, lisannya terdengar lirih.
Sambil terlihat menunduk, ibu empat anak itu sudah pernah mengikuti CPNS lebih dari 3 kali.
Nilainya pun bagus serta mendekati stadnar kelulusan yang ditetapkan Pemerintah.
Sayang, kesempatan untuk menyandang status PNS belum juga sampai kepadanya.
"Saat ini Saya dan beberapa rekan saya sudah tua.
Jadi tolong kasih kesempatan dan diangkat manjadi PNS.
Baca juga: 500 Guru di Tanjungpinang Bakal Divaksin Covid-19, Prioritaskan Guru di Sekolah Belajar Tatap Muka
Baca juga: Pengurus PKK Kepri Dilantik, Gubernur : Jadikan Amanah Menolong Orang Lain

Berhubung saya dan beberapa guru honorer yang lain juga sudah mengabdi sejak puluhan tahun," harapnya.
Maryusni sendiri memiliki 4 orang anak hingga saat ini dirinya masih membiayai 3 orang anak yang masih sekolah.
Ia mengakui baru Januari 2021 kemaren gajinya dinaikkan menjadi 3 juta Rupiah per bulan.
Kendati demikian ia mengaku jika dengan penghasilan tersebut masih sangat minim jika dibandingkan dengan biaya hidup di Batam.
Sudah begitu ia membeberkan jika pembayaran gaji untuk honorer juga sering terlambat dan tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan.
"Untung saja suami saya kerja, jadi bisa untuk menambah pembiayaan kami sehari-hari," ujarnya.
Ia mengaku malu dan minder dengan anak muridnya yang kini sudah diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
"Tidak hanya itu saat ini dari seragamnya saja sudah dibedakan antara PNS dan honorer," ujar Maryusni dengan mata berkaca-kaca.
Hingga detik ini hanya memohon kepada Pemko Batam dalam hal ini Wali Kota Batam agar bisa mengangkat guru honorer yang ada di kota Batam menjadi PNS.
"Saya dan beberapa rekan seprofesi sudah lama manjadi guru honorer.
Saya minta bantu kepada Wali Kota Batam dan juga perhatian dari pemerintah pusat untuk mengangkat guru honorer yang sudah sangat lama mengabdi menjadi PNS," ungkap Maryusni sembari menghapuskan air mata.
Saking sedihnya Maryusni meluapkan isi hatinya kepada Wartawan sembari menangis dan beberapa kali tunduk lesu tak berkata-kata lagi.
Maryusni hanya memohon serta berdoa saja yang ia lakukan hingga saat ini.
Berharap, di usianya yang tak lagi muda, ia bisa diangkat menjadi PNS.(TribunBatam.id/Ronnye Lodo Laleng)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google