BERITA CHINA

CHINA Lembek ke India dan Jepang, Ciut Hadapi Tim Quad Siap Libas Militernya di Laut China Selatan

China mendadak melempem dengan Jepang dan India yang menjadi anggota negara quad bersama AS yang siap melibas militer Xi Jinping di Laut China Selatan

Daily Express
CHINA Lembek ke India dan Jepang, Ciut Hadapi Tim Quad Siap Libas Militernya di Laut China Selatan 

TRIBUNBATAM.id - China Lembek ke India dan Jepang, Ciut Hadapi Tim Quad Siap Libas Militernya di Laut China Selatan.

China sepertinya sudah kehabisan akal menghadapi Amerika Serikat (AS) di Laut China Selatan.

Negeri Paman Sam dengan sekutunya mulau mendominasi dan menekan Negeri Panda yang sebelumnya berlagak berkuasa.

China yang awalnya sesumbar tak takut kini berubah haluan.

Baca juga: China Ketakutan Jerman Nimbrung di Laut China Selatan, Xi Jinping Tertekan Koalisi AS makin Perkasa

Baca juga: Bikin Rusuh di Laut China Selatan, Beijing Ketahuan Lakukan Hal Tak Terpuji di Laut China Timur

Xi Jinping mengubah gaya diplomasinya tentang Laut China Selatan.

China dilaporkan "melobi" Jepang dan India.

Amerika mengirim kapal induk ke Laut China Selatan di bawah pemerintahan Joe Biden.
Amerika mengirim kapal induk ke Laut China Selatan di bawah pemerintahan Joe Biden. (SCMP)

Dengan dua negara itu, China terlobat konflik perbatasan.

Menteri luar negeri China mencoba mengubah pola positif

pada hubungan dengan Jepang dan India pada Ahad lalu,

guna mencari cara menenangkan dua negara atas masalah ketegangan perbatasan wilayah.

Merespon kekhawatiran dari Jepang mengenai undang-undang coastguard China yang baru,

Wang Yi mengatakan UU itu tidak menarget negara manapun.

Baca juga: CHINA Petentengan di Laut China Selatan, Presiden AS Joe Biden Dapat Peringatan Perang Tahun Ini

Baca juga: Apa itu Konflik Laut China Selatan? Rebutan Wilayah Rentan Perang China vs Amerika Serikat

"Kunci untuk hubungan China-Jepang adalah tekun dan tidak biarkan masalah jangka pendek sebabkan masalah," ujar Wang dalam sela-sela Kongres Rakyat Nasional di Beijing.

Ia juga menyuarakan harapan menyelesaikan ketegangan dengan India saat negara tetangga itu

mencoba menego jalan keluar dari ketegangan di perbatasan Himalaya.

Komentar Wang datang setelah Presiden AS Joe Biden memberi sinyal

jika Washington akan menguatkan keamanan Indo-Pasifik dan memperbarui persekutuan dengan negara Asia.

Hal itu membuat China panik.

Kolase Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping
Kolase Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping (Kolase Tribun Batam / Leo Halawa)

Washington mengatakan Biden mungkin menunda pembicaraan di pekan depan

dengan tiga negara anggota Quad: Jepang, India dan Australia.

Quad adalah persekutuan non formal yang sebelumnya disebut Wang sebagai Nato di Indo-Pasifik.

Kekhawatiran Jepang utamanya adalah mereka bisa jadi target aksi UU Coastguard China,

yang perbolehkan kapal coastguard China tembaki kapal asing dan menghancurkan struktur yang dibangun di perairan sengketa yang diklaim China.

Baca juga: Picu Ketegangan di Laut China Selatan, China Bangun Pangkalan Militer Besar-besaran

Baca juga: CHINA Mimpi Kalahkan AS di Laut China Selatan, Joe Biden Punya Jurus Bungkam Xi Jinping

Pekan itu, Wang mengatakan UU itu hanyalah sebuah "hukum lokal biasa" dan "tidak menarget negara tertentu".

Ia juga mengatakan dua negara dapat tawarkan bantuan ke satu sama lain untuk menjadi tuan rumah Olimpiade.

Sebelumnya, Tokyo sedang berada di bawah tekanan atas keputusannya menunda Pertandingan Musim Panas meskipun pandemi Covid-19.

Sementara itu Beijing menghadapi seruan boikot rencana mereka menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin tahun depan karena tuduhan pelanggaran HAM di Hong Kong dan Xinjiang.

ILUSTRASI. Kapal induk AS, USS Nimitz (CVN 68) dan kapal penjelajah rudal berpemandu kelas Ticonderoga USS Princeton (CG 59) transit di Selat Balabac, Filipina, menuju lokasi latihan di Laut China Selatan. Foto dirilis 15 Juli 2020.
ILUSTRASI. Kapal induk AS, USS Nimitz (CVN 68) dan kapal penjelajah rudal berpemandu kelas Ticonderoga USS Princeton (CG 59) transit di Selat Balabac, Filipina, menuju lokasi latihan di Laut China Selatan. Foto dirilis 15 Juli 2020. (ist)

"Perbaikan hubungan Sino-Jepang akan sama-sama menguntungkan untuk orang-orang kami serta perdamaian dan stabilitas regional.

Tidak seharusnya diambil keuntungan dan hal itu harus kita hargai," ucap Wang.

Sementara itu peneliti hubungan China-Jepang di Chinese Academy of Social Sciences, Wang Ping,

mengatakan "stabilitas hubungan Sino-Jepang sangatlah penting bagi China."

Lian Degui, spesialis hubungan Jepang di Universitas Studi Internasional Shanghai,

mengatakan administrasi Biden akan meminta Jepang mendukung isu seperti HAM, Hong Kong dan Taiwan.

"Hal ini akan menyebabkan kesulitan dalam hubungan China-Jepang dan banyak tantangan yang mulai muncul," ujar Lian.

Baca juga: 4 Jet Tempur Taiwan Balas Provokasi China, Disokong AS Sulit Ditaklukkan Militer Xi Jinping

Baca juga: Presiden China Xi Jinping Diduga Positif Corona Gara-gara Hal Ini, Simak Fakta-faktanya

Wang juga meminta kerja sama dengan India,

setelah 9 bulan konflik perbatasan telah sebabkan banyak pasukan tewas dari kedua belah pihak.

"China dan India seharusnya menjadi teman dan mitra bukannya ancaman dan pesaing.

Kita seharusnya membantu satu sama lain membangun bersama," ujarnya.

Baca juga: VIDEO Detik-detik Bentrokan Berdarah Tentara China Vs India, Adu Jotos di Himalaya, Tonton di Sini

Padahal, keduanya memiliki sejarah panjang berisikan masalah terkait perbatasan sepanjang 3.500 km.

Konflik itu sampai menjadi konflik berdarah di Lembah Galwan Juni lalu,

membunuh setidaknya 20 tentara India dan 4 tentara China.

Brahma Chellaney, profesor studi strategis di Pusat Penelitian Kebijakan,

sebuah lembaga penelitian New Delhi,

mengatakan komentar Wang tunjukkan China berniat meminimalisasi konfrontasi dengan India.

Foto yang diambil pada 4 Desember 2013 memerlihatkan Joe Biden yang saat itu Wakil Presiden Amerika Serikat berjabat tangan dengan Presiden China Xi Jinping di Aula Besar Rakyat di Beijing
Foto yang diambil pada 4 Desember 2013 memerlihatkan Joe Biden yang saat itu Wakil Presiden Amerika Serikat berjabat tangan dengan Presiden China Xi Jinping di Aula Besar Rakyat di Beijing (AFP PHOTO/POOL/LINTAO ZHANG)

"China berniat mencari cara mengurangi konfrontasi militer dengan India di berbagai titik perbatasan

karena mereka telah membuka terlalu banyak front di wilayah mereka melalui aksi-aksi agresif," ujarnya.

Namun, Madhav Das Nalapat, direktur departemen geopolitik dan hubungan internasional di Universitas Manipal,

mengatakan tidak akan ada kemajuan substansial antara dua negara jika masalah perbatasan tidak bisa diselesaikan.

"China sejak awal lebih menyukai kebijakan yang memisahkan perbatasan dari isu-isu seperti

perdagangan atau kerja sama di Organisasi Perdagangan Dunia atau mengenai masalah global lainnya.

Baca juga: 7 Hal Sangar Tentang Militer China yang Perlu Diketahui, Tandingi AS, Sukses Uji Pencegatan Rudal

"India telah ikut serta tetapi telah memahami bahwa hanya resolusi yang dapat diterima

dari masalah perbatasan yang dapat menghasilkan pemulihan hubungan yang sungguh-sungguh," katanya.

Di Asia Tenggara, Wang mengatakan China akan meningkatkan hubungan perdagangan

dengan negara-negara Asia Tenggara dan menawarkan bantuan vaksinasi virus corona.

Wang juga mengatakan China sedang mendorong pembicaraan untuk kode etik untuk Laut China Selatan.

Baca juga: Jack Ma dan Otoritas Komunis China Mesra, Xi Jinping Puji Bos Alibaba, Ternyata Alasannya Ini

Baca juga: China Ketakutan Jerman Nimbrung di Laut China Selatan, Xi Jinping Tertekan Koalisi AS makin Perkasa

Baca juga: Nyali Xi Jinping Ciut, CHINA Dikepung, Panik Minta Kawan Negara ASEAN di Laut China Selatan

.

.

.

Baca berita menarik TRIBUNBATAM.id lainnya di Google

SUMBER: INTISARI

(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved