TRIBUN PODCAST
Melihat Batam Dalam Angka Bareng Kepala BPS Rahmad Iswanto
Berikut edisi Tribun Podcast bareng Kepala BPS Batam Rahmad Iswanto. Melihat Batam Dalam Angka edisi Rabu (17/3/2021).
Tetapi begini saya ambil dari hulunya dulu.
Namanya Statistik itu, pengambilan angka-angka statistika ada 3 jenis atau cara, yang pertama adalah sensus, kedua adalah survei dan ketiga adalah metode dengan administrasi.

Ketiga hal tersebut masing-masing berbeda, kalau sensus itu semua populasi itu dicacah, ditanya tapi kalau survei hanya sampel-sampel tertentu saja.
Kalau lah seandainya, kita mempunyai kekayaan yang luar biasa untuk membiayai seluruh kegiatan statistik, maka tidak perlu ada survei.
Karena dana atau anggaran ini terbatas maka perlu adanya survei.
Karena survei itulah maka ada statistik, karena dari statistik kita bisa mengambil metodologi-metodologi satu dengan persyaratan tertentu sehingga akan mewakili dari populasi.
Salah satu contohnya adalah quick count pemilu, namun yang kami kerjakan setiap hari adalah quick count dalam indikator lain seperti angka inflasi kami hitung.
Pertumbuhan ekonomi kami hitung, IPM kami hitung, indeks pembangunan manusia kami hitung, kemiskinan juga kami hitung.
Dari hasil survei itu akan menghasilkan angka yang mendekati hasil kenyataan.
Kondisi kita saat ini baik secara ekonomi, sosial, budaya itu bisa diterjemahkan dalam angka statistik, dalam indikator-indikator statistik.
Baca juga: BPS Batam Waspadai Kenaikan Bahan Baku Jelang Puasa dan Lebaran
Baca juga: Tribun Podcast Batam: Berawal Dari Hobi, Asep dan Joni Kini Jadi Pembudidaya Ikan Cupang
Contohnya, pada tahun 2020 di Kota Batam terjadi kontraksi sebesar mines 2,55 persen, artinya bahwa kalau kita bandingkan dengan tahun sebelumnya 2019, itu ekonomi kita menurun sebesar berapa? Itu tadi angka statistik nya, -2,55.
Itukan menunjukkan secara global secara makro angka indikator statistik nya menunjukkan seperti itu.
Dan untuk menghasilkan angka-angka kita harus mensurvei berbagai jenis indikator.
TB: Baik Pak Rahmad. Nah kalau untuk sensus penduduk itu kenapa dilakukan setiap 10 tahun? Kenapa enggak setiap 1 tahun atau 5 tahun sekali?
RI: Kalau pertanyaan kenapa 10 tahunnya itu susah dijawab. Karena pertanyaannya bagus, dan saya tidak menyiapkan jawabannya.